Potongan Tubuh Manusia Mulai Ditemukan, Sinyal Kotak Hitam Belum Terlacak
TS
chromie
Potongan Tubuh Manusia Mulai Ditemukan, Sinyal Kotak Hitam Belum Terlacak
Keluarga penumpang pesawat EgyptAir yang hilang, ditenangkan oleh kerabat lainnya saat menangis di ruang layanan Bandara Kairo, Kamis (19/5/2016). Pesawat Airbus A320 milik EgyptAir jurusan Paris-Kairo yang membawa 66 penumpang dan kru hilang dari layar radar pada Kamis dini hari. Diduga kuat pesawat jatuh di wilayah Laut Tengah.
KAIRO, KOMPAS.com- Pemerintah Mesir mengatakan, tim militer yang mencari bangkai pesawat EgyptAir di Laut Tengah, sudah menemukan potongan tubuh manusia, selain serpihan pesawat, dan barang-barang milik penumpang.
Sejumlah temuan itu sekaligus menegaskan bahwa Airbus 320 itu memang mengalami kecelakaan, setelah sempat hilang dari pantauan radar ketika berada di wilayah udara Mesir, Kamis dinihari.
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menyampaikan rasa duka citanya kepada keluarga para korban. Pesawat yang jatuh dalam penerbangan dari Paris ke Kairo itu tercatat membawa 66 orang penumpang dan kru.
Pemeritah Mesir pun sudah menawarkan pengakuan resmi atas kematian para korban, meskipun hingga saat ini belum jelas apa penyebab kecelakaan tersebut.
"Militer Mesir sudah berhasil menemukan pecahan pesawat, sejumlah barang milik penumpang dan potongan tubuh manusia dan sisa kursi pesawat," demian bunyi penjelasan tertulis Kementerian Penerbangan Sipil Mesir, seperti dikutip Kantor Berita Reuters.
Disebutkan, tim Angkatan Bersenjata Mesir melakukan pencarian di sekitar 290 kilometer dari kota pelabuhan Alexandria, atau sebelah selatan dari titik sinyal terakhir pesawat tersebut.
Hingga saat ini belum ada temuan bangkai pesawat dalam bentuk pecahan besar, termasuk belum juga tertangkap sinyal dari kotak hitam yang merekam semua data penerbangan tersebut.
Chairman dari EgyptAir Safwat Moslem dalam siaran di stasiun televisi pemerintah setempat menyebutkan, saat ini radius pencarian bangkai pesawat melebar hingga 64 kilometer. Pencarian tersebut mencakup area seluas 13.000 kilometer persegi.
"Cakupan itu pun masih mungkin diperluas jika diperlukan," kata Moslem.
Sebelumnya diberitakan, sebuah satelit Eropa menangkap citra yang menggambarkan tumpahan minyak sepanjang dua kilometer di Laut Tengah. Lokasinya berada sekitar 40 kilometer tenggara dari posisi terakhir pesawat.
Informasi itu diungkapkan Agen Antariksa Eropa.
Sementara itu, Perdana Menteri Mesir Sherif Ismail tetap menyatakan, masih terlalu dini untuk menetapkan apa penyebab kecelakaan.
Namun begitu, dia menyebutkan, kemungkinan besar serangan teroris yang menjadi penyebab kecelakaan, dibanding kerusakan mesin.
Selanjutnya, meski kecurigaan mengarah kepada kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), namun hingga saat ini belum ada suara dari kelompok itu. Padahal, biasanya kelompok garis keras itu langsung mengeluarkan seruan sesaat setelah melakukan serangan teroris.
Spoiler for Menteri Penerbangan Mesir: EgyptAir Jatuh Paling Mungkin akibat Serangan Teroris:
Menteri Penerbangan Mesir, Sherif Fathy, memberikan keterangan kepada pers terkait hilangnya pesawat EgyptAir, Kamis (19/5/2016).
KAIRO, KOMPAS.com — Menteri Penerbangan Mesir Sherif Fathy menyebutkan, jatuhnya pesawat EgyptAir di Laut Tengah paling mungkin akibat serangan teroris daripada kegagalan teknis.
Penjelasan itu muncul bersamaan dengan ditemukannya puing-puing pesawat di Pulau Kreta oleh tim militer yang menggunakan pesawat angkut Hercules C-130 milik Angkatan Bersenjata Mesir.
Televisi pemerintah Yunani mengatakan, puing-puing pesawat telah ditemukan di laut dalam pencarian pesawat Airbus A320 yang hilang dari radar, Kamis (19/5/2016).
Sebelumnya, para pejabat Yunani mengatakan, potongan plastik dan dua pelampung telah ditemukan mengambang di sekitar 230 mil di selatan Pulau Kreta.
Sejumlah negara terlibat dalam pencarian pesawat EgyptAir itu. Amerika Serikat membantu upaya pencarian dari udara dengan menyediakan pesawat jarak jauh Orion P-3.
Pesawat EgyptAir hilang dari radar dan kemudian dikabarkan jatuh di Laut Tengah, Kamis pagi. Posisi pesawat itu hilang saat berada di ketinggian jelajah 15.000 kaki.
Sebelumnya, berdasarkan catatan terakhir rute penerbangannya, sebelum Airbus A320 lenyap dari radar, pesawat yang membawa 66 orang itu berada di ketinggian jelajah 37.000 kaki.
Pesawat itu terpantau sempat berbelok tajam di atas wilayah udara Mesir.
Fathy mengatakan, jatuhnya pesawat EgyptAir dalam penerbangan dari Paris, Perancis, ke Kairo kemungkinan lebih besar disebabkan oleh serangan teroris daripada kegagalan teknis.
Fathy membahas kecelakaan pesawat itu ketika sejumlah bantuan dari negara asing sedang melakukan operasi pencarian di Laut Tengah.
Pesawat itu menghilang dari radar setelah memasuki wilayah udara Mesir dalam penerbangan empat jam dari Paris.
“Kita harus memastikan bahwa kita tahu semua mengenai penyebab kejadian ini. Tidak ada hipotesis yang dikesampingkan atau diutamakan,” kata Presiden Perancis Francois Hollande.
Presiden Hollande mengatakan, pemerintah Perancis bekerja sama dengan pihak berwenang Mesir dan Yunani ikut terlibat dalam misi pencarian.
EgyptAir menyatakan hilang kontak dengan pesawat Airbus A320 itu sekitar pukul 02.30 waktu Kairo, sewaktu pesawat itu baru memasuki 16 kilometer wilayah udara Mesir.
Menteri Pertahanan Yunani Panos Kamennos mengatakan, pesawat itu berbelok mendadak dan menurun tajam sebelum menghilang dari radar.
“Pesawat ini berbelok 90 derajat ke kiri dan kemudian berputar 360 derajat ke kanan, turun dari ketinggian 11.582 meter ke 4.572 meter, dan kemudian hilang dari radar pada ketinggian sekitar 3.048 meter,” ujarnya.
Para pejabat Gedung Putih menyatakan, Presiden Amerika Barack Obama diberi tahu mengenai perkembangan terakhir.
Di Kairo, sanak keluarga penumpang dan awak pesawat itu berkumpul di bandara, dengan gelisah menunggu kabar mengenai orang-orang yang mereka cintai.
Sejumlah kemungkinan dapat menjelaskan misteri kecelakaan EgyptAir itu. Namun, para pakar penerbangan mengatakan, sebuah serangan teror adalah yang paling mungkin sebagai penyebab.
Spoiler for Disanggah, Spekulasi EgyptAir Jatuh karena Serangan Teroris:
Salah seorang kerabat menenangkan keluarga penumpang pesawat EgyptAir yang hilang, saat menunggu di luar ruang layanan di Bandara Kairo, Kamis (19/5/2016). Pesawat Airbus A320 milik EgyptAir jurusan Paris-Kairo yang membawa 66 penumpang dan kru hilang dari layar radar pada Kamis dini hari. Diduga kuat pesawat jatuh di wilayah Laut Tengah
.
KAIRO, KOMPAS.com - Shiraz Maher, analis terorisme yang mengaku memiliki kontak dengan anggota kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), maupun faksi teroris lainnya, menyanggah spekulasi yang menyebut aksi teror menjadi sebab jatuhnya EgyptAir 804.
Menurut Maher, seperti diberitakan Associated Press, Jumat (20/5/2016), tidak ada klaim yang kredibel, -bahkan yang "agak kredibel" sekalipun, untuk mengaitkan jatuhnya Airbus 320 dengan serangan kelompok teroris.
Shiraz Maher yang tergabung dalam Pusat Studi Internasional tentang Radikalisasi di London, Inggris mengatakan, ISIS pada hari Kamis kemarin merilis sebuah video berdurasi 20 menit.
Namun, video itu berisi tentang propaganda mereka soal bagaimana menaklukkan India.
"Jika ISIS terlibat dalam jatuhnya pesawat ini, maka situasinya menjadi sangat aneh. Sebab mereka mengirim video yang tak ada kaitannya dengan EgyptAir," kata dia.
Lebih jauh Maher mengatakan, baik ISIS maupun kelompok teroris Al Qaeda dan organisasi sayapnya, biasanya langsung melontarkan klaim, jika terlibat dalam sebuah serangan.
Selain itu, Maher juga mengatakan, sangat tidak biasa bagi para teroris untuk menjadikan pesawat dengan penumpang yang sebagian besar Muslim sebagai target.
Dengan demikian, Maher meyakini, penyelidikan atas serpihan akan lebih valid untuk mengungkap apa penyebab di balik kecelakaan itu.
Pesawat yang terbang dari Paris, Perancis menuju Kairo, Mesir dengan 66 orang penumpang dan kru tersebut dipastikan jatuh di Laut Tengah, Kamis kemarin.
Sebelumnya, pesawat itu tiba-tiba menghilang dari pantauan radar, ketika baru 16 kilometer memasuki wilayah udara Mesir.