Kaskus

News

hendrystyleAvatar border
TS
hendrystyle
Keluh kesah di PT STTC (Indo****)
Permisi gan, ijinkan saya share pengalaman kerja di perusahaan PT STTC yang berlokasi di menteng.

Ceritanya begini gan, saya sudah bekerja di perusahaan tersebut selama 9 bulan dan mungkin akan berlanjut kalau masih betah.Di sini saya bekerja sebagi property service di mana jobdesknya adalah memaintenance bangunan kantor, rumah owner dan depot(gudang penyimpanan) produk.

Pertama x bekerja di sini saya merasa bangga di perusahaan ini, merupakan salah satu perusahaan besar di Indonesia, tetapi semakin saya makin mengenal perusahaan ini, saya merasa janggal di perusahaan ini.
Di mana setiap saya sering meminta tuker kwitansi pembelian barang jika tercantum alamat. Saya bicara dalam hati: " perusahaan besar tapi takut alamat di cantumkan" merasa ada yang tidak beres di sni.

Saya juga mempunyai atasan beranama R (nama di samarkan) di mana saya bener2 tidak paham cara kerja dia.
Ada di mana saya sakit tidak masuk 2 hari, di sini setiap kita sakit, kita harus memberi laporan untuk bagian personalia dan HRD jam 8 tepat untuk memberi tahukan kita sakit.Jika lewat tersebut mereka akan memmarahi kita.

ok lanjut ke cerita saya, di mana saya sakit 2 hari di hari jumat dan sabtu, pada hari sabtunya saya di cek oleh bapak R, dengan alasan datang ke rumah ingin mengecek apakah saya beneran sakit atau tidak, padahal sebelumnya saya sudah memberitakan ke bagian personalia bahwa saya mempunyai surat dokter dana besok (sabtu) harus medical check up.Di hari seninnya, saya di interograsi oleh atasan tersebut bersama dengan HRD dengan di tanyakan sakit apa, kenapa sabtu tidak laporan lagi bahwa sakit ( menurut saya si sudah tidak wajar), dan di tanya kenapa tidak ke sinshe aj? omomgan dokter belum tentu bisa di percaya ( saya sudah naik darah ketika di bilang begitu, di kira sakit maen2) dan 1 (satu) hal lagi, dia menanyakan apakah saya bisa bekerja di perusahaan ini? saya sudah naik darah dalam keadaan tersebut tapi tidak mengungkapkannya ke dia.

Di perusahaan ini saya juga merasa bingung bagaimana bagian personalia dan HRD bisa memegang kontrol penuh perusahaan, semua pembelian dari keuangan hingga pembangunan mereka semua yang memegang kontrol penuh di perusahaan tersebut.

Atasan saya R ini dia pernah bilang bahwa pembelian barang2 kecil seperti kran air lampu merupakan tanggung jawab kadepot ( kepala di depot) kita sebagai karyawan sudah menganggapnya ok, ada depot yang mengalami rusak kran, saya bilang ke ketua pajak ( gedungnya yang mengurusi pajak yang rusak) ini saya bilang ke kadepot, karena kecil2 seperti ini merupakan tanggung jawab kadepot. Sesudah sampai di kantor, saya bertanya lagi kepada atasan saya , saya intern atasn saya :

Saya :Pak, ini buat kran, handle pintu itu kadepot atau kita kantor yang beli?
R : iya kadepot, memang buat mana yang rusak
Saya : di tempat yang pajak

beberapa saat kemudian, saya diintern oleh atasan saya bahwa dia mengatakan kalau kantor saja yang beli
saya menganggapnya ok, kantor yang beli

Pada tanggal 17, saya pergi dinas untuk menukar kwitansi pembelian barang di karenakan yg di tuju nama owner sementara kebijakan kantor tidak mau ada nama siapapun, di haruskan menulis PT STTC saja tidak boleh tulis alamat. Sebelum pulang saya datang ke depot di mana yang ada ketua pajaknya tersebut. Saya menyampaian kepada ketuanya bahwa kran air dan segala macam, kantor saja yang beli. Dia sudah ok akan tersebut.

Tanggal 18 nya, saya di intern oleh atasan saya : (R: atasan, S: saya )
R : kamu kenapa bilang kadepot yang beli?
S : iya, kan bapak dlu bilangnya barang yang kecil2 itu kadepot yang beli
R: tapi itu gedung sapa, kadepot di depot, itu gedung sapa.
S : Pak, gini kemarin saya sudah bilang k ci I (nama di samarkan) bahwa biar kantor yang beli semua bukan kadepot
(di ruangan saya, sedang bad timing dia telp, karena bagian design dan marketingnya sedang berdebat hebat dengan suara kencang, jadi mau tidak mau saya beruara kencang juga)
R : ( dengan marah) kamu ngomong ga bisa biasa saja
S : (saya memotong pembicaraan dia) Pak, tolong dengarkan saya terlebih dahulu, maaf suara saya kencang ini lagi ada perdebatan antara designer dan marketing di ruangan saya.
R; ( keluar kata2 yang mengatai saya) kamu seperti anak sore kemarin yang baru kerja, kalau saya mau , SAYA BISA TENDANG KAMU DARI SINI JUGA, UD BANYAK SALAH BANYAK OMONG PULA !

saya baru mau menanyakan bahwa salah di mana? sudah di banting telpny.dan dia tidak mau berbicar kepada saya selama shearian, dia menyuruh bawahannya untuk mengambil pekerjaan dari saya

Saya meminta para pendapat agan, apakah pantas dia di sebut atasan seperti itu? bukannya saya mengeluh, apakah pantaskah sperti itu?
0
12.8K
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan