
Jakarta - Sunny Tanuwidjaja ikut angkat bicara mengenai isu barter Pemprov DKI Jakarta yang rela menurunkan tambahan kontribusi 15 persen terkait reklamasi bila perusahaan pengembang membantu menertibkan kawasan Kalijodo. Menurut Sunny, hal tersebut belum tentu benar.
"Barter dari mana?" ujar Sunny, usai pemeriksaan di KPK, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (18/5/2016).
"Itu belum tentu benar, tapi nanti mesti cek lagi ya," jelasnya.
Orang yang disebut-sebut staf ahli Gubernur DKI Basuki T Purnama itu tak banyak berkomentar terkait isu barter. Ia langsung masuk ke mobilnya yang telah menunggu di depan Gedung KPK.
Perihal barter ini pertama kali disampaikan oleh Ketua Komisi D DPRD DKI, M Sanusi melalui pengacaranya, Krisna Murthi, usai mendampingi kliennya diperiksa KPK. Krisna menyebut M Sanusi sempat kaget karena pertanyaan itu sempat terlontar dari penyidik KPK kepada kliennya.
Sebagaimana diketahui, kontribusi 15 persen itu adalah untuk membangun demi kepentingan masyarakat Jakarta pada umumnya. Bila tak ada tambahan kontribusi sebesar itu, maka tentu tak ada keuntungan besar yang bisa dimanfaatkan bagi masyarakat Jakarta. Ahok telah membantah adanya barter ini.
"Jadi bukan barter 15 persen loh. Justru kalau enggak ada 15 persen, mati saya," kata Ahok di Balai Kota, Kamis (12/5).
KPK masih mengkaji informasi soal barter dana penggusuran Kalijodo dan kontribusi untuk reklamasi. Kajian soal ini masih berjalan, KPK mencari dugaan pidana.
"Kajiannya sedang berjalan. Belum ada kesimpulan, tetapi terus saya tegaskan penyidikan dan penyelidikan sedang berjalan," ujar Wakil Ketua KPK La Ode M Syarif di Gedung KPK, Selasa (17/5).
La Ode mengakui ada beberapa penyelidikan yang sedang berjalan, meski tak mau menyebutkan rinciannya.
"Ada beberapa. (mengenai tambahan kontribusi reklamasi) itu satu yang dipelajari," ucapnya singkat.
http://m.detik.com/news/berita/32134...arter-kalijodo