Quote:
Mulustrasi kura-kura raksasa Galapagos (REUTERS/Galapagos National Park)
Quote:
Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa waktu lalu dunia khususnya Indonesia digemparkan dengan matinya Yani, seekor gajah betina di Kebun Binatang Surabaya. Namun berita berbeda dengan berita menyedihkan di Surabaya, berita menggembirakan sekaligus ajaib juga datang dari kebun binatang di Zurich.
Sembilan kura-kura kecil hadir dalam keluarga kura-kura Galapagos di Zurich.
Nigrita, kura-kura raksasa Galapagos akhirnya menjadi seorang ibu lagi. Di usianya yang ke-80, Nigrita menjadi biantang tertua di kebun binatang tersebut. Namun bagi kura-kura, umur tidak menjadi masalah dalam hal reproduksi. Buktinya, sembilan telur Nigrita sukses menetas di Kebun Binatang Zurich.
Telur-telur ini disimpan di dalam inkubator spesial. Dan tempat ini merupakan satu-satunya tempat di Eropa, di mana kura-kura raksasa Galapagos berkembang biak. Biasanya, setelah bertelur, kura-kura betina akan mengubur telurnya di pasir. Bayi kura-kura ini akan menetas dua bulan kemudian.
Menetasnya telur kura-kura ini merupakan kabar gembira. Pasalnya kura-kura raksasa Galapagos ini adalah binatang yang terancam punah. Padahal, kura-kura ini bisa hidup sampai 150 tahun.
Mengutip Lonely Planet, Nigrita yang punya berat badan mencapai 100 kg ini pertama kali dibawa ke Kebun Binatang Zurich pada tahun 1946. Menurut The Local, sejak saat itu dia sudah menghasilkan 91 ekor bayi kura-kura.
'Ayah' dari mahluk-mahluk kecil itu sendiri juga berada di Kebun Binatang Zurich ini. Sang ayah berusia lebih muda dari Nigrita. Jumbo -si ayah- masih berusia 54 tahun.
Quote: