
Seoul - Pemerintah Indonesia berhasil membebaskan WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf beberapa waktu lalu. Namun Presiden Jokowi sempat heran banyak komentar negatif dalam upaya pembebasan itu.
Hal itu diungkapkan Presiden Jokowi dalam tanya jawab dengan sekitar 1.300 diaspora Indonesia di Korea Selatan dalam acara Special Forum With President Jokowi.
Awalnya Presiden menjawab pertanyaan salah satu WNI soal masalah yang dihadapi perantau dari Indonesia. Presiden mengatakan semua masalah WNI di luar negeri akan dibantu, bahkan termasuk pembebasan WNI yang disandera.
"Semua tentang masyarakat (WNI) kita selesaikan. Misal Penyanderaan yang di Filipina itu," kata Jokowi di Ballroom Lotte Hotel, Seoul, Korsel, Minggu (15/5/2016).
Ia menyayangkan, ketika pembebasan 10 WNI berhasil, ternyata banyak komentar yang bukannya bersyukur tapi justru gaduh. Dalam proses pembebasan memang banyak pihak yang mengaku memiliki akses ke Abu Sayyaf, namun Presiden menegaskan agar tidak meminta uang kepada pemerintah jika ingin membantu.
"Boleh bantu-bantu dengan catatan di bawah koordinasi Bu Menlu dan Panglima TNI. Kedua, jangan minta uang pemerintah. Setelah dilepaskan kok ramai," kata Jokowi.
"Kita tahu dari negara lain ada yang dieksekusi, dipotong kayak gitu. Kita yang 10 bisa dibebaskan kok ramai. Kadang tidak ngerti saya orang-orang kita gimana. Apa memangnya mudah membebaskan seperti itu, sangat sulit, medan juga sulit," imbuhnya.
Presiden mengaku heran saat membaca komentar warga di media online soal pembebasan 10 sandera WNI. Ia juga sudah menegaskan kalau pembebasan sandera tanpa uang tebusan.
"Saya senang baca komentar-komentar. Geleng-geleng saya. Harusnya kan alhamdulilah. Saya sudah sampaikan pemerintah tidak bayar sama sekali dan bisa lepaskan 10 orang, kok tidak bersyukur. Tiga hari saya lihat makin rame (komentarnya). Negara lain bebas 1 mereka benar-benar berterimakasih sama yang bebasin," katanya.
Terkait pembebasan 4 WNI lainnya baru-baru ini, ternyata tidak seramai sebelumnya. Presiden berharap masyarakat tidak selalu berpikiran negatif. Pembebasan WNI termasuk salah satu tugas negara. Ia menegaskan pernyataannya itu bukan berarti pemerintah meminta ucapan terimakasih, namun untuk mengajak berpikiran positif.
"Yang 4 bebas biasa-biasa saja, saya baca komentar. Ini memang tugas negara. Saya selalu positif thinking, tidak selalu negatif terus," terang Jokowi.
"Saya sebenarnya mau cerita jalurnya (penyelamatan WNI) di mana-di mana, tapi kapan-kapan, ah, nanti nambah rame lagi," imbuhnya disambut tawa hadirin.
Diketahui 4 WNI yang disandera kelompok bersenjata sejak 15 Maret 2016 lalu sudah dibebaskan berkat kerjasama Pemerintahan Indonesia dan Filipina. Sebelumnya 10 WNI juga dibebaskan namun sempat gaduh terkait ada tidaknya uang tebusan.
http://m.detik.com/news/berita/32109...an-sandera-wni
Karna di Indonesia masih ada jonru, ratna sarumpaet dan followernya yg penting komen negatif, tanpa bisa menghargai usaha orang