
TEMPO.CO, Jakarta - Bakal calon Gubernur DKI Jakarta Adhyaksa Dault mengatakan telah mengantongi setidaknya 120 ribu kartu tanda penduduk warga DKI Jakarta yang dijadikan modal untuk maju lewat jalur independen dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017. Namun Adhyaksa enggan menyebutkan sejak kapan ia mengumpulkan KTP tersebut.
"Relawan saya itu bergerak dari teman-teman lingkungan, dari ketua-ketua KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) Jakarta, mereka bergerak. Saya juga mantan aktivis HMI (Himpunan Mahasiswa Islam). Teman-teman aktivis kepemudaan anak-anak senat bergerak juga," kata Adhyaksa di Restoran Tesate, Sabtu, 14 Mei 2016.
Adhyaksa memutuskan maju lewat jalur independen lantaran ia melihat adanya jumlah pendukungnya lewat pengumpulan KTP terus meningkat. Ia menargetkan 250 ribu KTP sudah dapat terkumpul hingga akhir Juli mendatang.
Tak mau banyak berharap, Adhyaksa mengaku pasrah jika KTP yang dikumpulkan tidak mencukupi. Meski begitu, ia membantah akan menawarkan diri kepada partai politik untuk mengusung dirinya maju dalam Pemilihan Gubernur DKI 2017. "Tapi, kalau melalui partai, saya tidak (terpilih) karena saya tidak mendaftar, saya menghargai teman-teman lain," ujarnya.
Adhyaksa mengatakan dia hanya akan merapat kepada partai jika ada partai yang bermaksud mengusung namanya. Ia menolak jika harus mendaftar kemudian diseleksi ketat. "Tapi, kalau ada partai yang manggil terus mengatakan siap, saya siap untuk maju. Namun sekarang pintu partai itu harus pakai pendaftaran, dan saya enggak ikut verifikasi di semua partai," tuturnya.
Adhyaksa mengaku juga memiliki relawan yang membantunya mengumpulkan KTP, jumlahnya sekitar 500 orang. Relawannya itu, kata Adhyaksa, berasal dari organisasi kemudaan hingga tokoh agama. Jika hingga waktu yang ditetapkan jumlah KTP tidak terpenuhi, tidak ada partai yang meminang, serta elektabilitas tidak naik, Adhyaksa lebih memilih mendukung bakal calon lainnya.
"Jadi, kalau nanti akhir Lebaran terkumpul persyaratan, saya maju. Kalau enggak, saya akan memberikan kepada yang lebih populer dan elektabilitasnya tinggi, tapi bukan Ahok," ucapnya.
https://m.tempo.co/read/news/2016/05...i-120-ribu-ktp
Salah satu yg rasional dlm memilih jalan menuju Pilgub, klo pede punya pendukung sudah seharusnya coba jalur independen toh bukan pengurus parpol yg memiliki hak mengusung calon, daripada ngamen dari pintu ke pintu parpol dan dipalak mahar oleh parpol, silahkan berkompetisi sehat tanpa kampanye hitam dan fitnah