BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Ratusan siswa cerdas tak lulus SNMPTN, kesalahan operator atau sistem?

Satu dari empat peserta Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2016 susulan mengerjakan soal di SMA Negeri 1 Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (18/4/2016). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengklaim UNBK yang diadakan di 1.297 SMA/MA dan 2.103 SMK berlangsung lancar meskipun pelaksanaan diwarnai kejadian pemadaman listrik di beberapa daerah.
Ratusan siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dari salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) favorit di Semarang tak lolos Seleksi Nasional Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranomo, meminta pihak panitia penyelenggara SNMPTN untuk memasukkan ulang data dari siswa SMA 3 Semarang tersebut. Pasalnya, saat ujian nasional, rata-rata siswa lulus dengan nilai ujian tinggi.

Permintaan tersebut dilontarkan Ganjar untuk meredakan banyak pihak yang kemudian saling tuding menyalahkan kegagalan 380 pelajar ini dalam mengikuti seleksi masuk universitas negeri.

SMA 3 Semarang memakai sistem kredit semester (SKS) discontinue atau on-off. Sistem ini sudah dipakai pihak sekolah sejak 2012, namun Pusat Data Siswa dan Sekolah (PDSS) daring untuk SNMPTN baru mengakomodasi sistem ini pada tahun ini.

Panitia SNMPTN menyebut semua siswa SMA Negeri 3 tak lolos seleksi karena ada nilai yang tidak dimasukkan ke PDSS. Pihak sekolah menyebut ada nilai tidak dimasukkan karena dalam posisi off.

"Menteri tuding kepala sekolah, kepala sekolah salahkan panitia, siswa demo. Sudahlah hentikan, tidak produktif yang gitu-gitu," kata Ganjar, dalam detik.com.

Menurut Ganjar, setelah tes simulasi sistem dilakukan, maka akan kelihatan berapa siswa SMA 3 yang akan lolos, dan kemudian diusahakan penambahan kuota SNMPTN.

"Kan itu seluruh universitas negeri, misal Undip bisa nambah berapa, UGM berapa dan seterusnya. Dengan penambahan kuota kan tidak ngutik-ngatik siswa lain yang sudah lolos," kata dia.

Di sisi lain, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, menolak kegagalan pelajar dalam mengikuti SNMPTN ini karena SKS.

Anies berpendapat, akan sangat janggal bila kegagalan disebabkan oleh SKS, karena di seluruh Indonesia ada 50 sekolah yang menggunakan sistem yang sama. Tujuh di antaranya ada di Jawa Tengah. Anis menuturkan semua sekolah itu tidak mengalami kendala, kecuali SMAN 3 Semarang.

"Harus diaudit bagaimana cara memasukkan data. Kok bisa hanya satu sekolah ini yang bermasalah?" kata Anies.

Menurut mantan rektor Universitas Paramadina ini, dalam pelaksanaan SNMPTN, semua sekolah memasukkan data siswa lewat sistem yang ada. Bila peristiwa seperti ini terjadi, audit terhadap proses entri data harus dilakukan.

Sementara itu, Ketua Panitia SNMPTN 2016, Prof Rochmat Wahab, kepada detik.com, Sabtu (14/5/2016), mengatakan pihaknya siap jika harus melakukan uji sistem. Bahkan dia menunggu agar uji itu bisa segera dilakukan.

Rochmat mengatakan, jika sistem yang dipakai dalam SNMPTN 2016 salah, maka tidak hanya siswa SMA 3 Semarang saja yang gagal. "Artinya, kalau sistem itu lemah semua juga kena," katanya.

Dia juga tidak setuju jika ada opsi melakukan input data ulang. Menurutnya, hasil yang didapat dari SNMPTN 2016 yang telah dilaksanakn itu sudah final.

"Input ulang tidak bisa. Nanti murid yang lain bagaimana? Tidak ada sistem begitu. Penambahan kuota juga tidak bisa. Itu sudah lewat. Kita sudah bergerak ke kegiatan yang lain. Silakan kalau mereka mampu tunjukkan di seleksi berikutnya," kata Rochmat.

SMA lain yang tak lolos

Kasus serupa ternyata tidak hanya terjadi di SMA 3 Semarang.

Dinas Pendidikan (Diknas) Banyuwangi, Jawa Timur, mengatakan input data sistem kredit semester (SKS) di sistem Pangkalan Data Sekolah & Siswa (PDSS) daring yang dikerjakan oleh SMAN 2 Genteng juga mengalami kekeliruan. 260 siswa SMA tersebut tidak lolos SNMPTN.

Pihak sekolah dinilai gagal berkoordinasi dengan panitia pelaksana pusat. Selain itu, juga dianggap tidak bisa menerjemahkan bahasa program PDSS yang diaplikasikan dalam desain kurikulum.

"Artinya ini bukan memaksa nilai, tapi mereka (SMAN 2 Genteng) menanggapinya dengan mengisi 4 form padahal yang diminta PDSS 5 form. Dan operatornya salah dalam memasukkan nilai," jelas Kepala Diknas Banyuwangi, Sulihtiyono, Jumat (13/5/2016).

Di Banyuwangi, lanjut Sulih, ada 3 SMA yang menerapkan sistem SKS. Yaitu SMAN 1 Genteng, SMAN 2 Genteng dan SMAN 1 Giri. Namun dalam penerapan PDSS online hanya ada 2 sekolah yang mengaplikasikannya, yaitu SMAN 1 Giri dan SMAN 2 Genteng.

Dalam hasil penerimaan SNMPTN, kedua sekolah favorit di Banyuwangi itu justru berbanding terbalik. SMAN 1 Giri sistem PDSS lulus SNMPTN 100 persen namun sekolah SMAN 2 Genteng malah gagal tota

Puluhan siswa cerdas di Bumi Ruwa Jurai, Bandar Lampung, yang pernah menjuarai olimpiade, juga gagal masuk perguruan tinggi negeri lewat jalur SNMPTN.

Para siswa cerdas di Lampung yang tak lolos SNMPTN tersebut tergabung dalam kelas akselerasi di dua sekolah menengah atas (SMA) favorit di Lampung. Yakni, sebanyak 21 siswa SMAN 2 Bandar Lampung, dan 20 siswa di SMA Negeri 1 Pringsewu.

Dewan Pendidikan Provinsi Lampung, Karwono menuturkan pelaksanaan SNMPTN menggunakan alat atau jaringan memang berisiko jika penunjang belum sempurna maka akan lebih baik jika melakukan seleksi menggunakan media kertas.


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...or-atau-sistem

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Ujian Nasional berbasis komputer dinilai sukses

- Komnas Pendidikan ingin tes masuk SMP tetap ada

- Mendikbud jawab kekhawatiran turunnya motivasi peserta UN

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
30.2K
42
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan