
Merdeka.com - Presiden keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai kebutuhan pangan bakal meningkat seiring pertumbuhan populasi. Di sisi lain, produksi pangan bakal terus melambat.
"Pertumbuhan populasi pada 2050 akan naik 60 persen. Itu akan membuat kebutuhan akan beras, jagung dan kedelai akan naik juga 60 persen, tapi sayangnya produksi masih rendah. Belum sampai segitu," katanya saat Konferensi Internasional bertema "Feeding The Zone" di Jakarta, Sabtu (14/5).
"
Saya menilai food production dalam 10 tahun ke depan akan lambat dibandingkan 10 tahun yang lalu. Ini diperkirakan akan terjadi di seluruh sektor pertanian," lanjutnya.
Kendati demikian, dia meyakini, pemerintah bisa mengatasi penurunan produksi yang salah satunya disebabkan oleh penyusutan lahan pertanian. Mengutip data FAO, SBY menyebut lahan pertanian dunia sudah menghilang sekitar 1,4 miliar hektar atau setara luas wilayah Kanada dan India."
"Apakah pemerintah bisa mensuplai pangan ke masyarakat yang makin banyak populasinya? Jawaban saya, yes we can. Yes we have to," katanya.
"Pemerintah tidak punya cara lain. Pada 1980, Indonesia sudah buktikan revolusi pangan."
Selain itu, menurut SBY, prilaku konsumsi masyarakat juga perlu diubah guna menjaga ketahanan pangan.
"Ada orang yang hanya makan 1-2 kali sehari. Tapi di sisi lain, ada orang merasa berlebih malah cenderung buang-buang makanan. Saya harap masyarakat mau berbagi kepada yang membutuhkan," katanya.
"Gaya hidup orang juga sangat memengaruhi ketahanan pangan. Mindset, attitude dan lifestyle, harus berdasarkan apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan."
http://m.merdeka.com/uang/populasi-n...an-pangan.html
Masih suka main kata bersayap, ini sih sama aja nyinyir pak, masak puji2 sendiri 10 tahun yg lalu dan ndak yakin dg 10 tahun yg akan datang