- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Lanjutan Kisruh SMA 3 Semarang, Panitia SNMPTN 2016: Silakan Uji Sistem Kami
TS
nistrio
Lanjutan Kisruh SMA 3 Semarang, Panitia SNMPTN 2016: Silakan Uji Sistem Kami
Thread Sebelumnya:
Kesalahan Sistem, 100% lulusan siswa IPA SMA elit di Semarang ini tidak lolos SNMPTN
Jakarta - Ratusan siswa IPA SMA 3 Semarang tak lolos dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan pilihan solusi yang salah satunya melakukan tes simulasi sistem
Apa tanggapan pihak panitia SNMPTN 2016?
Saat dikonformasi, Ketua Panitia SNMPTN 2016 Prof Rochmat Wahab mengatakan pihaknya siap jika harus melakukan uji sistem. Bahkan dia menunggu agar uji itu bisa segera dilakukan.
"Silakan tes simulasi sistemnya. Silakan datang ke saya, saya siap," kata Rochmat saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (14/5/2016).
Rochmat mengatakan, jika sistem yang dipakai dalam SNMPTN 2016 salah, maka tidak hanya siswa SMA 3 Semarang saja yang gagal. "Artinya, kalau sistem itu lemah semua juga kena," katanya.
Dia juga tidak setuju jika ada opsi melakukan input data ulang. Menurutnya, hasil yang didapat dari SNMPTN 2016 yang telah dilaksanakn itu sudah final.
"Input ulang tidak bisa. Nanti murid yang lain bagaimana? Tidak ada sistem begitu. Penambahan kuota juga tidak bisa. Itu sudah lewat. Kita sudah bergerak ke kegiatan yang lain. Silakan kalau mereka mampu tunjukkan di seleksi berikutnya," kata Rochmat.
Rochmat mengimbau agar siswa yang tidak lolos SNMPTN itu mencoba 'peruntungannya' di seleksi berikutnya, yakni Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan ujian mandiri.
"Masih ada cara lain, ada dua mode yang bisa dipakai," katanya.
Seperti diberitakan, semua siswa IPA SMAN 3 Semarang yang berjumlah 380 siswa tidak ada yang lolos SNMPTN. Mereka memakai sistem SKS discontinue atau on-off. Sistem ini sudah diapakai pihak sekolah sejak 2012, namun Pusat Data Siswa dan Sekolah (PDSS) online untuk SNMPTN baru mengakomodasi sistem ini pada tahun ini.
Panitia SNMPTN menyebut semua siswa SMA Negeri 3 tak lolos seleksi karena ada nilai yang tidak dimasukkan ke PDSS. Pihak sekolah menyebut ada nilai tidak dimasukkan karena dalam posisi off.
Mendikbud Anies menyebut, jika memang ada data yang tidak dimasukkan seharusnya tidak bisa disubmit.
Sementara itu, Menristek Dikti M Nasir mengataka kasus SMA Negeri 3 akan menjadi bahan evaluasi pihaknya. Dia juga menyarankan siswa SMA Negeri 3 yang tak lolos SNMPTN berjuang menembus PTN lewat SBMPTN dan Ujian Mandiri. Siswa SMA bisa menembus PTN lewat 3 jalur yaitu SNMPTN dengan kuota 40 persen, SBMPTN 30 persen dan Ujian Mandiri 30 persen.
(jor/nrl)
Sumber
Yogyakarta - Ketua panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi negeri (SNMPTN) Prof Dr H Rochmat Wahab, MPd, MA meminta pihak SMAN 3 Semarang mengakui kesalahannya. Rochmat mengaku siap memberikan data sebagai bukti kepada pihak sekolah.
"Silakan, saya sudah siapkan jawabannya. (SMAN 3 Semarang) belum ke sini. Tapi jika dibutuhkan saya sudah siapkan semua penjelasannya," ujar Rochmat.
Hal ini disampaikan Rochmat di kantornya Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Jumat (13/6/2016).
"Pihak kepala sekolah tidak cermat. Menurut saya akui saja dengan gentle," imbuhnya.
Dia mengaku kepala SMAN 3 Semarang sempat meminta kepadanya untuk diberi akses masuk ke sistem Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Pihak sekolah ingin mengetahui letak kesalahan dalam kasus ini.
"Tapi enggak bisa dong, kalau dibuka di sana. Siapa yang jamin tidak di hack? Yang tanggung jawab siapa? Kalau ada yang dibutuhkan, bisa ke saya. Sudah saya siapkan," ulas Rochmat.
Menjawab dugaan bahwa sistem yang ada tidak mengakomodir sistem SKS Discontinue, Rochmat membantah.
"Sudah kami sesuaikan. Sudah ada on-off nya. Kami menyesuaikan dengan semuanya," imbuhnya.
Menurutnya, sistem yang ada saat ini justru bisa dikontrol pelaksanaannya. Buktinya, kata Rochmat, sistem ini berjalan di berbagai daerah di Indonesia.
"Jadi kalau ada 1 atau dua kasus berarti ada yang salah dengan mereka,"
Sumber
Belum diuji kok udah klaim sekolah yang salah Pak?
Sementara itu
Curhat Siswa SMAN 3 Semarang Peraih Emas Olimpiade Penelitian soal SNMPTN
Semarang - Siswa SMAN 3 Semarang, khususnya kelas IPA reguler, jelas kecewa karena tak lolos SNMPTN 2016. Mereka meluapkan emosi saat pihak sekolah bertemu dengan orangtua siswa, Kamis (12/5/2016).
Di bawah ini adalah curhat Achmad Ilham N yang di-broadcast ke lingkungan terbatas. detikcom mengkonfirmasi pesan tersebut, Sabtu (14/5/2016), dan Achmad yang juga peraih medali emas Olimpiade Penelitian 2015 ini membenarkan itu adalah tulisannya. Berikut curhat sekaligus penjelasan sistem pendidikan di SMAN 3 Semarang.
Tak henti-hentinya masalah MUSIBAH yang diderita anak SMAGA (SMAN 3 Semarang) kian diperbincangkan massa. Kini saya akan mencoba menjelaskan situasi yang sebenarnya berdasar pertemuan yang dihadiri oleh Orangtua Murid, Pihak Sekolah, Dinas Pendidikan, Wakil Walikota Semarang, dan anggota DPR RI Komisi 10 (Kamis 12/05/2016) di Ruangan Multimedia SMA 3 Semarang. Hal ini sekaligus membantah segala yang dikatakan oleh media masa.
Didalam rapat, banyak sekali temuan-temuan yang menurut penulis sangat menakjubkan. Tentu hal ini tidak lepas karena kecermatan, kepintaran, dan kepedulian baik dari pihak sekolah maupun orang tua. Orang tua sebagai tombak harapan siswa tak henti-hentinya menanyakan kemungkinan kesalahan yang dilakukan sekolah mengenai permasalahan SNM kali ini. Namun semua itu telah terjawab dengan indah dan jelas baik dari pihak sekolah maupun orangtua sendiri.
(Ok Let's Start)
Dalam rapat, salah satu orang tua yang rupanya ahli IT (Dosen di sebuah instansi) membahas bahwa sistem yang dibuat pihak SNMPTN terdapat lubang yang dapat mencederai sekolah-sekolah lain. Apabila kita mengacu SOP yang ada, memang seharusnya sistem SKS yang diterapkan oleh sekolah-sekolah dapat memungkinkan adanya perbedaan mapel yang dipilih oleh masing-masing siswa. Bisa saja anak yang pintar ingin menyelesaikan mapel tertentu di semester tertentu. Sehingga semester depan ia hanya belajar mapel lain. Dari banyaknya kemungkinan yang akan terjadi (yakni setiap siswa boleh memilih mapel A disemester 1/2/3/4/5, maupun mapel lain). Sekolah memiliki terobosan dengan cara dibuatkan Menu (Piliihan) Mapel di mana setiap siswa diperbolehkan memilih menu-menu yang disediakan sekolah. Dan sistem adanya menu ini hanya diterapkan di beberapa sekolah tertentu misal di SMA 3 Semarang.
Berbeda dengan sekolah lain. Walaupun sama-sama sistem SKS tetapi mereka tidak terdapat pilihan menu dalam kata lain siswa satu angkatan akan mendapatkan variasi mapel per semester yang sama.
Penulis mengilustrasikan seperti ini :
Misal siswa A dan B bersekolah di SMA 3 Semarang (SKS + Menu), sedangkan C dan D bersekolah di sekolah tertentu (SKS Tanpa Menu). Di SMA 3 Semarang siswa A dan B memilih menu yang berbeda dengan kata lain misal A memilih Menu 1 dan B memilih menu 2. Sedangkan siswa C dan D tidak memiliki pilihan yang artinya mereka seragam dalam varian mapel per semester.
Dalam sistem menu bisa saja si A (menu1) semester tiga tidak mendapatkan (OFF) Mapel Bio (Biologi) misalnya namun si B (menu2) terdapat mapel tersebut (ON). Sedangkan di sekolah lain (C dan D) mereka satu menu atau dalam kata lain ketika si C tidak mendapatkan mapel Bio secara seragam si D juga tidak mendapatkan. Ini yang membuat perbedaan antara sistem SKS berMenu dan sekolah yang hanya SKS tanpa menu
Oke kita kembali ke permasalahan PDSS.
Awal sebelum menginput nilai, sekolah dihadapkan dengan pilihan kurikulum SKS atau Reguler, tentu SMA 3 Semarang memilih SKS. Namun dalam sistem yang dibuat oleh pihak SNMPTN kurang mencakup fasilitas bagi sekolah dgn sistem SKS + Menu. Lantas dampaknya seperti apa?
Begini...
Setelah pemilihan kurikulum (SKS/Reguler) sekolah yang bersistem SKS + Menu dihadapkan fasilitas yang kurang memadai. Misal di semester 3 si A (menu 1) ON mapel Fisika, namun di semester yang sama si B (menu 2) OFF mapel fisika. Nah kebijakan sekolah untuk mengON kan pilihan mapel fisika. Ktika itu sekolah telah mengontak pihak IT SNMPTN mereka bilang untuk sistem ON OFF yang OFF biar kan saja (dikosongi saja) . Penulis mengira pihak SNM belum familiar dengan sistem Menu sehingga sekolah yang ber SKS + Menu tidak diberi fasilitas tambahan dalam website.
Apakah sistem SKS + Menu salah? Tidak..... Ini mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.
Berdasarkan saran dari pihak SNM maka sekolah memutuskan bagi menu yang pada saat itu tidak mendapatkan mapel X namun menu lainnya dapat, agar membiarkan nilai kosong pada mapel "OFF pada semester tertentu. Masalah selesai? Not yet . . .
Kenyataannya siswa yang mendapatkan OFF mapel tertentu, justru memiliki beban pembagi yang sama dengan siswa di menu lain yang full mapel. Hal ini terbukti setelah adanya pengumuman kuota 75%. Dimana menu 1 OFF mapel Kimia pada semester ketiga.
Seharusnya seandainya pihak panitia menginginkan SEMUA MAPEL HARUS DIISIKAN WALAU SAAT ITU OFF dari sistem yang dibangun perlu ada WARNING SYSTEM. Realistisnya, web tersebut tidak terdapat WARNING SYSTEM. Warning system merupakan semacam peringatan dini sebelum mensubmit data. Sebagai contoh, hal ini (WS) dapat kalian jumpai ketika kalian mengisi google form dan disitu terdapat tulisan "HARUS DIISI" sehingga kalian tidak dapat mensubmit apabila data tersebut kosong.
Lantas sekarang Anda dapat menyimpulkan sendiri sebenarnya salah siapa?
Cukup Sekian.
Sumber
Bonusnya Gan
Biar yang ribut yang tua-tua, anak-anak mending belajar aja
Kesalahan Sistem, 100% lulusan siswa IPA SMA elit di Semarang ini tidak lolos SNMPTN
Quote:
Panitia SNMPTN 2016: Silakan Uji Sistem Kami
Jakarta - Ratusan siswa IPA SMA 3 Semarang tak lolos dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan pilihan solusi yang salah satunya melakukan tes simulasi sistem
Apa tanggapan pihak panitia SNMPTN 2016?
Saat dikonformasi, Ketua Panitia SNMPTN 2016 Prof Rochmat Wahab mengatakan pihaknya siap jika harus melakukan uji sistem. Bahkan dia menunggu agar uji itu bisa segera dilakukan.
"Silakan tes simulasi sistemnya. Silakan datang ke saya, saya siap," kata Rochmat saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (14/5/2016).
Rochmat mengatakan, jika sistem yang dipakai dalam SNMPTN 2016 salah, maka tidak hanya siswa SMA 3 Semarang saja yang gagal. "Artinya, kalau sistem itu lemah semua juga kena," katanya.
Dia juga tidak setuju jika ada opsi melakukan input data ulang. Menurutnya, hasil yang didapat dari SNMPTN 2016 yang telah dilaksanakn itu sudah final.
"Input ulang tidak bisa. Nanti murid yang lain bagaimana? Tidak ada sistem begitu. Penambahan kuota juga tidak bisa. Itu sudah lewat. Kita sudah bergerak ke kegiatan yang lain. Silakan kalau mereka mampu tunjukkan di seleksi berikutnya," kata Rochmat.
Rochmat mengimbau agar siswa yang tidak lolos SNMPTN itu mencoba 'peruntungannya' di seleksi berikutnya, yakni Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan ujian mandiri.
"Masih ada cara lain, ada dua mode yang bisa dipakai," katanya.
Seperti diberitakan, semua siswa IPA SMAN 3 Semarang yang berjumlah 380 siswa tidak ada yang lolos SNMPTN. Mereka memakai sistem SKS discontinue atau on-off. Sistem ini sudah diapakai pihak sekolah sejak 2012, namun Pusat Data Siswa dan Sekolah (PDSS) online untuk SNMPTN baru mengakomodasi sistem ini pada tahun ini.
Panitia SNMPTN menyebut semua siswa SMA Negeri 3 tak lolos seleksi karena ada nilai yang tidak dimasukkan ke PDSS. Pihak sekolah menyebut ada nilai tidak dimasukkan karena dalam posisi off.
Mendikbud Anies menyebut, jika memang ada data yang tidak dimasukkan seharusnya tidak bisa disubmit.
Sementara itu, Menristek Dikti M Nasir mengataka kasus SMA Negeri 3 akan menjadi bahan evaluasi pihaknya. Dia juga menyarankan siswa SMA Negeri 3 yang tak lolos SNMPTN berjuang menembus PTN lewat SBMPTN dan Ujian Mandiri. Siswa SMA bisa menembus PTN lewat 3 jalur yaitu SNMPTN dengan kuota 40 persen, SBMPTN 30 persen dan Ujian Mandiri 30 persen.
(jor/nrl)
Sumber
Panitia SNMPTN: Sekolah Tidak Cermat, Akui Saja dengan Gentle
Yogyakarta - Ketua panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi negeri (SNMPTN) Prof Dr H Rochmat Wahab, MPd, MA meminta pihak SMAN 3 Semarang mengakui kesalahannya. Rochmat mengaku siap memberikan data sebagai bukti kepada pihak sekolah.
"Silakan, saya sudah siapkan jawabannya. (SMAN 3 Semarang) belum ke sini. Tapi jika dibutuhkan saya sudah siapkan semua penjelasannya," ujar Rochmat.
Hal ini disampaikan Rochmat di kantornya Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Jumat (13/6/2016).
"Pihak kepala sekolah tidak cermat. Menurut saya akui saja dengan gentle," imbuhnya.
Dia mengaku kepala SMAN 3 Semarang sempat meminta kepadanya untuk diberi akses masuk ke sistem Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Pihak sekolah ingin mengetahui letak kesalahan dalam kasus ini.
"Tapi enggak bisa dong, kalau dibuka di sana. Siapa yang jamin tidak di hack? Yang tanggung jawab siapa? Kalau ada yang dibutuhkan, bisa ke saya. Sudah saya siapkan," ulas Rochmat.
Menjawab dugaan bahwa sistem yang ada tidak mengakomodir sistem SKS Discontinue, Rochmat membantah.
"Sudah kami sesuaikan. Sudah ada on-off nya. Kami menyesuaikan dengan semuanya," imbuhnya.
Menurutnya, sistem yang ada saat ini justru bisa dikontrol pelaksanaannya. Buktinya, kata Rochmat, sistem ini berjalan di berbagai daerah di Indonesia.
"Jadi kalau ada 1 atau dua kasus berarti ada yang salah dengan mereka,"
Sumber
Belum diuji kok udah klaim sekolah yang salah Pak?
Sementara itu
Quote:
Curhat Siswa SMAN 3 Semarang Peraih Emas Olimpiade Penelitian soal SNMPTN
Semarang - Siswa SMAN 3 Semarang, khususnya kelas IPA reguler, jelas kecewa karena tak lolos SNMPTN 2016. Mereka meluapkan emosi saat pihak sekolah bertemu dengan orangtua siswa, Kamis (12/5/2016).
Di bawah ini adalah curhat Achmad Ilham N yang di-broadcast ke lingkungan terbatas. detikcom mengkonfirmasi pesan tersebut, Sabtu (14/5/2016), dan Achmad yang juga peraih medali emas Olimpiade Penelitian 2015 ini membenarkan itu adalah tulisannya. Berikut curhat sekaligus penjelasan sistem pendidikan di SMAN 3 Semarang.
Tak henti-hentinya masalah MUSIBAH yang diderita anak SMAGA (SMAN 3 Semarang) kian diperbincangkan massa. Kini saya akan mencoba menjelaskan situasi yang sebenarnya berdasar pertemuan yang dihadiri oleh Orangtua Murid, Pihak Sekolah, Dinas Pendidikan, Wakil Walikota Semarang, dan anggota DPR RI Komisi 10 (Kamis 12/05/2016) di Ruangan Multimedia SMA 3 Semarang. Hal ini sekaligus membantah segala yang dikatakan oleh media masa.
Didalam rapat, banyak sekali temuan-temuan yang menurut penulis sangat menakjubkan. Tentu hal ini tidak lepas karena kecermatan, kepintaran, dan kepedulian baik dari pihak sekolah maupun orang tua. Orang tua sebagai tombak harapan siswa tak henti-hentinya menanyakan kemungkinan kesalahan yang dilakukan sekolah mengenai permasalahan SNM kali ini. Namun semua itu telah terjawab dengan indah dan jelas baik dari pihak sekolah maupun orangtua sendiri.
(Ok Let's Start)
Dalam rapat, salah satu orang tua yang rupanya ahli IT (Dosen di sebuah instansi) membahas bahwa sistem yang dibuat pihak SNMPTN terdapat lubang yang dapat mencederai sekolah-sekolah lain. Apabila kita mengacu SOP yang ada, memang seharusnya sistem SKS yang diterapkan oleh sekolah-sekolah dapat memungkinkan adanya perbedaan mapel yang dipilih oleh masing-masing siswa. Bisa saja anak yang pintar ingin menyelesaikan mapel tertentu di semester tertentu. Sehingga semester depan ia hanya belajar mapel lain. Dari banyaknya kemungkinan yang akan terjadi (yakni setiap siswa boleh memilih mapel A disemester 1/2/3/4/5, maupun mapel lain). Sekolah memiliki terobosan dengan cara dibuatkan Menu (Piliihan) Mapel di mana setiap siswa diperbolehkan memilih menu-menu yang disediakan sekolah. Dan sistem adanya menu ini hanya diterapkan di beberapa sekolah tertentu misal di SMA 3 Semarang.
Berbeda dengan sekolah lain. Walaupun sama-sama sistem SKS tetapi mereka tidak terdapat pilihan menu dalam kata lain siswa satu angkatan akan mendapatkan variasi mapel per semester yang sama.
Penulis mengilustrasikan seperti ini :
Misal siswa A dan B bersekolah di SMA 3 Semarang (SKS + Menu), sedangkan C dan D bersekolah di sekolah tertentu (SKS Tanpa Menu). Di SMA 3 Semarang siswa A dan B memilih menu yang berbeda dengan kata lain misal A memilih Menu 1 dan B memilih menu 2. Sedangkan siswa C dan D tidak memiliki pilihan yang artinya mereka seragam dalam varian mapel per semester.
Dalam sistem menu bisa saja si A (menu1) semester tiga tidak mendapatkan (OFF) Mapel Bio (Biologi) misalnya namun si B (menu2) terdapat mapel tersebut (ON). Sedangkan di sekolah lain (C dan D) mereka satu menu atau dalam kata lain ketika si C tidak mendapatkan mapel Bio secara seragam si D juga tidak mendapatkan. Ini yang membuat perbedaan antara sistem SKS berMenu dan sekolah yang hanya SKS tanpa menu
Oke kita kembali ke permasalahan PDSS.
Awal sebelum menginput nilai, sekolah dihadapkan dengan pilihan kurikulum SKS atau Reguler, tentu SMA 3 Semarang memilih SKS. Namun dalam sistem yang dibuat oleh pihak SNMPTN kurang mencakup fasilitas bagi sekolah dgn sistem SKS + Menu. Lantas dampaknya seperti apa?
Begini...
Setelah pemilihan kurikulum (SKS/Reguler) sekolah yang bersistem SKS + Menu dihadapkan fasilitas yang kurang memadai. Misal di semester 3 si A (menu 1) ON mapel Fisika, namun di semester yang sama si B (menu 2) OFF mapel fisika. Nah kebijakan sekolah untuk mengON kan pilihan mapel fisika. Ktika itu sekolah telah mengontak pihak IT SNMPTN mereka bilang untuk sistem ON OFF yang OFF biar kan saja (dikosongi saja) . Penulis mengira pihak SNM belum familiar dengan sistem Menu sehingga sekolah yang ber SKS + Menu tidak diberi fasilitas tambahan dalam website.
Apakah sistem SKS + Menu salah? Tidak..... Ini mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.
Berdasarkan saran dari pihak SNM maka sekolah memutuskan bagi menu yang pada saat itu tidak mendapatkan mapel X namun menu lainnya dapat, agar membiarkan nilai kosong pada mapel "OFF pada semester tertentu. Masalah selesai? Not yet . . .
Kenyataannya siswa yang mendapatkan OFF mapel tertentu, justru memiliki beban pembagi yang sama dengan siswa di menu lain yang full mapel. Hal ini terbukti setelah adanya pengumuman kuota 75%. Dimana menu 1 OFF mapel Kimia pada semester ketiga.
Seharusnya seandainya pihak panitia menginginkan SEMUA MAPEL HARUS DIISIKAN WALAU SAAT ITU OFF dari sistem yang dibangun perlu ada WARNING SYSTEM. Realistisnya, web tersebut tidak terdapat WARNING SYSTEM. Warning system merupakan semacam peringatan dini sebelum mensubmit data. Sebagai contoh, hal ini (WS) dapat kalian jumpai ketika kalian mengisi google form dan disitu terdapat tulisan "HARUS DIISI" sehingga kalian tidak dapat mensubmit apabila data tersebut kosong.
Lantas sekarang Anda dapat menyimpulkan sendiri sebenarnya salah siapa?
Cukup Sekian.
Sumber
Bonusnya Gan
Spoiler for Bonus:
Biar yang ribut yang tua-tua, anak-anak mending belajar aja
Diubah oleh nistrio 14-05-2016 05:50
0
10.9K
Kutip
82
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan