- Beranda
- Komunitas
- Hobby
- Supranatural
ALAS PURWO: Bukan Alas Biasa
TS
dcantripe
ALAS PURWO: Bukan Alas Biasa
Quote:
SELAMAT DATANG DI ALAS PURWO
Disini saya cuman ingin berbagi situs2 yang berada di sekitar Alas Purwo, Banyuwangi. Untuk pemaknaannya saya serahkan kepada kaskuser sekalian.
Silahkan dinikmati
Disini saya cuman ingin berbagi situs2 yang berada di sekitar Alas Purwo, Banyuwangi. Untuk pemaknaannya saya serahkan kepada kaskuser sekalian.
Silahkan dinikmati
Quote:
Quote:
Taman Nasional Alas Purwo yang terletak di Kabupaten Banyuwangi merupakan kawasan karst di ujung timur Jawa Timur.Taman Nasional ini terletak di Semenanjung Blambangan, di Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo.Bagi masyarakat lokal, Lingkungan Alas Purwo merupakan hutan tertua di Pulau Jawa yang dianggap mistis dan memiliki nilai keramat.Kepercayaan ini juga masih berkembang hingga saat ini.Masyarakat setempat memeluk berbagai agama, yang utama Islam dan Hindu. Sistem kepercayaan kejawen dan tradisi-tradisi Jawa lain masih kuat disana, sehingga masyarakat di sana digolongkan sebagai masyarakat Jawa tradisional. Selain itu, masih banyak dijumpai praktek-praktek kejawen seperti bertapa, bersemedi,dan selamatan-selamatan lain yang berkaitan dengan.pencarian ketenangan batin.
Berikut merupakan situs-situs yang dapat ditemukan di sekitar Alas Purwo:
Quote:
Quote:
Spoiler for Foto:
1. Makam Abu Hasan Basri
Makam Abu Hasan Basri terletak di Desa Kedungasri, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi. Makam ini dikeramatkan oleh masyarakat sekitar karena dianggap sebagai salah satu wali yang menyebarkan agama islam di daerah tersebut. Saat ini makam tersebut telah mengalami renovasi. Menurut narasumber renovasi dilakukan sekitar tahun 2007 yaitu dengan menambahkan bangunan pada makam utama. Di komplek makam tersebut terdapat tiga bangunan yaitu bangunan utama yang terdapat nisan Wali Abu Hasan Basri serta dua bangunan tempat tinggal juru kunci dan tempat menginap bagi para peziarah. Pada bangunan utama terdapat dua makam yaitu makam Wali Abu Hasan dan isterinya bersandingan. Pada sisi bagian utara bangunan terdapat dua sumur yang dikeramatkan.
Menurut narasumber, Wali Abu Hasan Basri merupakan wali yang menyebarkan agama islam ke arah timur. Abu Hasan Basri merupakan wali yang berasal dari Cirebon. Pada mulanya Wali Abu Hasan Basri menuntut ilmu ke Mesir yang kemudian kembali ke Indonesia. Ilmu agama yang di dapat dari Mesir kemudian disebarluaskan ke arah timur. Cerita yang berkembang di masyarakat menceritakan bahwasanya di sekitar makam tersebut terdapat aliran sungai yangkerap meluap pada saat musim penghujan. Luapan air sungai tersebut mengakibatkan banjir di sekitarnya namun makam Wali Abu Hasan Basri tidak pernah tergenang oleh banjir tersebut. Cerita lainnya yang dipercaya oleh masyarakat sekitar yaitu adanya dua buah sumur yang dikeramatkan. Jika para peziarah mengambil air sumur tersebut untuk diminum maka air yang diambil tersebut tidak akan habis. Para peziarah yang datang ke makam Wali Abu Hasan Basri menyakini bahwa beliau merupakan seorang wali dengan tujuan mulia yaitu utuk menyebarkan agama islam di derahnya. Oleh karena itu para peziarah yang datang dari bebabagai daerah berkunjung untuk sekedar mendoakan maupun dengan berbagai motif dan tujuan yang lainnya.
Quote:
Quote:
Spoiler for Foto:
2. Gunung Tugu
Gunung Tugu merupakan salah satu perbukitan yang masih berada di kawasan Alas Purwo. Terletak di selatan Desa Kutorejo, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi. Kondisi alam Gunung Tugu tidak jauh berbeda dengan Alas Purwo bagian dalam yang berupa hutan bambu, maupun berbagai jenis tanaman lainnya. Penamaan Gunung Tugu sendiri diambil dari adanya bangunan yang mirip tugu di puncak bukit tersebut. Area ini dialiri oleh aliran sungai sebagai sumber mata air di kawasan tesebut. Saat musim penghujan aliran sungai tersebut mempunyai ketersediaan air yang cukup melimpah namun sebaliknya jika musim kemarau datang sungai tersebut akan kering. Sepanjang alaian sungai tersebut akan dijumpai 2 buah mberik. Mberik merupakan batu karang yang saling bertabrakan sehingga membentuk sebuah lorong. Mberik ini digunakan oleh para peziarah untuk beristirahat karena perjalanan menuju Puncak Tugu sekitar 8 jam. Saat ini kondisi tanah di mberik tersebut mengalami pendangakalan karena proses sedimentasi aliaran sungai.
Dari informasi yang didapat di Gunung Tugu sendiri terdapat 3 tempat yang digunakan untuk ritual oleh para peziarah. Ketiga tempat itu diantaranya Goa Trisula, Goa Putri, dan Puncak Tugu. Goa Trisula berada di bagian paling bawah dari ketiga tempat ritual lainnya. Penamaan Goa Trisula sendiri berkaitan dengan adanya 2 tempat lainnya yaitu Goa Putri dan Puncak Tugu sehingga di namakan Goa Trisula. Goa Trisula ini lebih membentuk seperti ceruk karena tidak terlalu memiliki ruang atau lorong yang cukup dalam. Pada bagian tengah Goa Trislua terdapat replika mahkota yang terbuat dari batu. Pembuatan replika ini berkaitan untuk menandakan pernah ditemukannya mahkota yang terbuat dari tembaga di Puncak Tugu. Goa ini menghadap barat dengan intensitas cahaya yang masuk ke goa relatif baik. Kondisi tata gunalahan disekitar berupa semak belukar dan ditumbuhi berbagai jenis vegetasi. Dari pengamatan yang dilakukan di lapangan tidak ditemukan adanya temuan permukaan yang berpotensi sebagai tinggalan arkeologis. Saat ini Goa Trisula lebih berfungsi sebagai tempat ritual.
Puncak Tugu merupakan puncak dari Gunung Tugu sebagai tempat tujuan uatama bagi para peziarah. Di Puncak Tugu ini terdapat struktur bangunan yang menyerupai bangunan piramida. Saat ditemukan pertama kali struktur bangunan berserakan di sekitar dan sudah tidak membentuk bangunan apapun. Baru pada tahun 2014 Paguyuban Sastrohayuningratan membangunan struktur bangunan baru. Sebagian struktur bangunan asli digunakan untuk membangun bangunan baru tersebut. hal ini dapat dilihat pada bagian pondasi dan dinding sebelah timur yang srtuktur batunya berbeda dengan lainnya. Pada dinding sebelah utara terpahat tulisan dengan huruf jawa, namun telah mengalami keausan yang cukup tinggi sehingga sangat sulit terbaca. Selain itu menurut narasumber di pucak tugu ini pernah ditemukan mahkota yang terbuat dari temabaga. Namun sangat disayangkan temuan mahkota ini telah hilang dicuri oleh para pencari benda-benda kuno. Selain bangunan tugu yang digunakan untuk ritual terdapat pohon apik yang juga digunakan untuk ritual di Puncak Tugu tersebut. Puncak Tugu menjadi tempat tujuan utama selain adanya pohon apik dan bangunan tugu suasana sepi sangat mendukung bagi para peziarah untuk melakukan ritual.
Goa Putri menjadi salah satu tempat ritual lainnya disamping Puncak Tugu dan Goa Trisula. Penamaan Goa Putri sendiri diambil dari adanya batu besar yang berada disekitar goa tersebut yang menyerupai seorang manusia (perempuan). Goa Putri lebih menyerupai ceruk yang berada di tebing cukup tinggi. Pada sisi selatan Goa Putri terdapat ceruk lainnya. Namun dari pengamatan yang dilakukan di lapangan ceruk ini tidak menjadi tempat ritual. Hal ini terlihat dari tidak ditemukannya sesaji yang digunakan untuk ritual. Namun pada bagian selatan ditemukan konsentrasi temuan permukaan berupa sisa-sisa kulit kemiri yang cukup padat.
Quote:
3. Area Gunung Tugu
Terdapat setidaknya 3 tujuan peziarahan di Area Gunung Tugu; Goa Trisula, Gunung Tugu, dan Goa Putri. Peziarah Gunung Tugu, menurut narasumber khususnya adalah umat Hindu dari luar daerah Alas Purwo, umumnya berasal dari Bali. Peziarah ini kerap menghabiskan dana hingga berjuta-juta untuk melakukan peziarahan di Gunung Tugu Alas Purwo. Banten atau sesaji yang disiapkan juga beraneka rupa, juga dengan sari (kain) yang cukup mahal. Ritual yang dilakukan peziarah-peziarah, menurut narasumber yang kerap menjadi pemandu jalan mereka (yang juga beragama hindu) biasanya bukan berdasarkan hari tertentu. Peziarahan lebih bersifat personal, dilatarbelakangi oleh kepentingan pribadi baik merupakan ujub atau pun syukur. Menurut narasumber, rombongan peziarah ke Goa Putri berkisar 100-200 orang, sedangkan di Gunung Tugu berkisar puluhan orang.
Goa Trisula
Merupakan goa karst yang cukup luas. Pada sudut utara goa terdapat sebuah payung ritual, keranjang bunga(?) dan kain putih yang disarungkan pada batu karst goa tersebut. Tidak jauh dari mulut goa, terdapat abu sisa pembakaran yang menggunung serta beberapa potongan botol bekas air mineral pengunjung. Beberapa puluh senti dari dinding goa juga ditemukan sisa-sisa dupa.
Gunung Tugu
Situs ini diketahui oleh narasumber lewat wangsit yang turun kepada beliau, namun ditemukan oleh orang lain. Menurut keterangan narasumber, begitu tugu tersebut ditemukan, seorang pengumpul/pengkoleksi/pencari barang antik mengutus beberapa orang untuk membongkarnya. Tujuannya ialah harta karun yang konon ada pada bangunan bangunan kuno. Setelah situs tersebut dirusak, sebuah paguyuban membangunnya kembali dengan balok-balok batu, untuk difungsikan kembali menjadi tempat peziarahan.
Tugu tersebut berbentuk prisma berpenampang ± 1 m x 1 m dan tinggi 124 cm dengan susunan persegi di bagian pucuknya diatas 2 tingkat susunan balok batu berbentuk segi empat. Struktur paling bawah berpenampang ± 4 m x 4 m dan tinggi 17 cm, dan struktur segi empat diatasnya berukuran 367 cm x 367 cm dan tinggi 59 cm. Tugu tersebut berada di pucuk sebuah bukit di dalam kawasan hutan konservasi Alas Purwo. Sekitar satu meter dari sisi selatan tugu, berkibar bendera Merah Putih yang dipasang pada tiang sederhana dari dahan/batang pohon.
Pada sisi timur halaman tugu, terdapat anak tangga dari batu alam (karst) yang dibentuk manusia, menurut narasumber anak tangga tersebut sejaman dengan pembuatan tugu yang menghubungkan halaman dengan tanah datar yang disana tumbuh pohon Apek. Pada batang pohon Apek tersebut dililitkan kain kuning dan digantungkan sejenis wadah bunga dari kayu (keranjang?) yang juga ada di Goa Trisula.
Goa Putri
Merupakan Goa karst, yang sangat besar. Dinamakan ‘Goa Putri’ karena dulu, terdapat ornamen goa yang dengan alami berbentuk menyerupai seorang putri. Ornamen tersebut kini sudah tidak berada di goa. Menurut keterangan narasumber, ornamen tersebut dibawa oleh pengumpul barang antik yang sama dengan yang membongkar Tugu di Gunung Tugu. Pada salah satu ceruk, ditata dua buah payung berwarna kuning dan putih, kain putih, dan potongan botol mineral berisi pasir dengan sisa dupa masih menancap disana. Wadah untuk menancapkan dupa seperti tadi tidak hanya di dekat payung, tapi juga ada di dekat mulut ceruk. Di dalam goa juga terdapat beberapa botol kaca bekas minuman berenergi yang telah dimodifikasi menjadi lampu minyak. Pada teras/ halaman goa terdapat 2 bangunan semi permanen terbuat dari bambu, yang menurut narasumber digunakan untuk menyinggahkan banten/sesaji.
Diubah oleh dcantripe 13-05-2016 18:00
0
13K
Kutip
24
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan