Kaskus

Food & Travel

Einstein2009Avatar border
TS
Einstein2009
[CATPER] Kedua Kalinya Mendakin Papandayan (6-8 Mei 2016)
Hi kaskuser, kali ini ane ingin menceritakan perjalanan ane ke sebuah gunung untuk pendaki pemula, gunung Papandayan. Ini adalah perjalanan kedua ane ke gunung Papandayan. Meskipun kedua, ane semangat banget, sudah lama soalnya tidak mendaki lagi. Kenapa ane mau diajak ke gunung ini lagi, kan sudah pernah? Karena pada pendakian pertama, ane nggak sempat sampai di Tegal Alun, yang disana terdapat ladang Edelweis. Tidak lengkap rasanya jika tidak mengeksplore semua keindahan alam ini.

Gunung Papandayan adalah gunung api strato yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat tepatnya di Kecamatan Cisurupan. Gunung dengan ketinggian 2665 meter di atas permukaan laut itu terletak sekitar 70 km sebelah tenggara Kota Bandung. Pada Gunung Papandayan, terdapat beberapa kawah yang terkenal. Di antaranya Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak, dan Kawah Manuk. Kawah-kawah tersebut mengeluarkan uap dari sisi dalamnya.

* * *


Senin, 11 April 2016. Pukul 19.25 WIB, tiba-tiba ada pesan di WhatsApp dari teman lama, sebuat saja namanya Rian, dia mengajakku naik ke Papandayan untuk tanggal 6-8 Mei. Karena ane sudah pernah kesana, ane nggak langsung mengiyakan permintaannya, setelah chat chit chut sana-sini dan Rian mengeluarkan jurus bujuk rayunya yang tak terkalahkan, akhirnya ane termakan rayuannya, sehingga ane memutuskan untuk mendaki gunung Papandayan kedua kalinya.

Pendakian pertama ane ke Papandayan tidak sampai ke ladang Edelweis, karena menurut om Wiki ladang Edelweis di Papandayan adalah salah satu tempat terbaik untuk melihat bunga Edelweis di Indonesia, dan ane tidak sempat mengunjungi tempat tersebut, rasanya tidak lengkap pendakian ane di Papandayan. Pendakian pertama ane hanya sampai ke pondok Saladah. Pendakian kali ini ane targetkan sampai di Tegal Alun, tempat ladang Edelweis berada. Bunga Edelweis adalah bunga yang hanya ada di dataran tinggi, jadi di kampung ane yang dekat pantai ya nggak ada lah.

Spoiler for Pendakian di Papandayan pertama kali (15 Nov 2014). Lokasi beberapa meter sebelum masuk di camp Salada.:


Pukul 20.01. Si Rian membuat grup di WhatsApp, dia mengumumkan jadwal dan biaya perjalanan di grup tersebut, beserta agen open tripnya. Wisata gunung Papandayan 2016, dari sanalah dia mendapatkan informasinya, biayanya Rp.460.000,00 lumayan sih, tapi ok lah gaji cukup, huahaha… emoticon-Ngakak

Pukul 20.11 WIB, ane kirim pesan di group kantor untuk mengajak teman, biar nggak dikatain naik gunung nggak ngajak-ngajak emoticon-Cool . Beberapa orang merespons dan tertarik untuk ikut, dari beberapa orang itu banyak yang mengundurkan diri dan akhirnya ane mendapatkan kawan untuk pendakian kali ini, panggil saja dia bung Rohmat.

Senin, 2 Mei 2016. Selang hampir satu bulan, ane di add di group WhatsApp lagi dengan nama grup yang hampir sama dengan grup sebelumnya, cukup buat bingung sih tetapi ternyata yang ini grup official dari panitian penyelenggara. Di saat yang bersamaan ada email masuk dari pantia, memberikan informasi detail persiapan dan keberangkatan. Ok, buka deh attachement emailnya, baca-baca, skip, langsung ke bagian peralatan. Berikut perlengkapan yang harus dibawa:

  1. Carrier Bag: Yang muat untuk semua alat pribadi WAJIB
  2. Geiter : 1 Pasang
  3. Pakaian Trekking : maksimal 2 pasang WAJIB
  4. Pakaian Ganti : maksimal 2 pasang WAJIB
  5. Matras : 1 pcs WAJIB
  6. Sleeping Bag : 1 pcs WAJIB
  7. Jaket : 1 pcs WAJIB
  8. Rain coat : 1 pcs WAJIB
  9. Sepatu lapangan : 1 pasang (WAJIB MENGGUNAKAN SEPATU)
  10. Sendal : 1 pasang swallow atau sandal gunung cukup bawa 1 pasang WAJIB
  11. Kupluk / Hat / Slayer / Buff : Secukupnya WAJIB
  12. Sarung tangan & kaos kaki : bawa maksimal 2 pasang WAJIB
  13. Alat Makan : Bawa yang berbahan plastic WAJIB
  14. Obat-obatan pribadi : wajib dibawa bagi peserta yang mempunyai penyakit khusus seperti penyakit jantung, asma, maagh, vertigo dan
  15. penyakit-penyakit lainnya. Tentu saja obat-obatan tersebut adalah khusus dari resep dokter. WAJIB
  16. Wet Tissue & Dry Tissue : Digunakan untuk bersih-bersih. Masing-masing cukup membawa 2 kemasan kecil WAJIB
  17. Headlamp flashlight : lebih efektif yang lampu putih WAJIB
  18. Battery : Baterai cadangan yang dapat digunakan untuk 2 kali ganti WAJIB
  19. Trash Bag : Masing-masing orang membawa maksimal 2 pcs WAJIB
  20. Masker : Dibawa bagi yang terbiasa menggunakan masker SANGAT WAJIB
  21. Trekking Pole : Alat yang digunakan untuk memudahkan selama trekking, bawa seperlunya
  22. Kamera : Cukup membawa kamera pocket agar lebih efektif dan ringan
  23. Air Minum Pribadi : Minimal membawa 2 botol 200ml setiap etape trekking, karena sumber air di Papandayan melimpah. Jadi peserta dapat refil air setiap etape trekking.
  24. Barang berharga dompet, hp , perhiasan dan lainnya. Tetap dibawa saat pendakian.


Karena sebelumnya sudah diumumkan di website Wisata Gunung, jadi ane tidak kaget melihat peralatan diatas. Untuk pendakian kali ini ane sudah memiliki beberapa peralatan dari pendakian sebelumnya. Tapi ujung-ujungnya ya ane belanja lagi.

Dari dulu mau naik gunung tidak pernah tersampaikan salah satunya gara-gara tidak mempunyai perlengakapan-perlengkapan diatas. Karena sekarang sudah lumayan pemasukan akhirnya bisa menabung untuk membeli perlengkapan-perlengkapan mahal diatas. emoticon-Matabelo

Rabu, 4 Mei 2016. Jantung berdebar-debar dua hari lagi mulai berangkat, sedangkan peralatan belum lengkap. Untungya ane ada kendaraan dan teman seperjuangan ke Papandayan, Rohmat. Sehabis pulang kerja, karena besoknya libur, kita ke Warakas tempat Rohmat nge-kost dulu. Kita mampir ke sebuah toko outdoor bernama Semak. ane beli celana dan pisau lipat (Rp.45.000,00), Rohmat beli sepatu. Harganya lumayan murah.

Spoiler for Semak, outdoor shop di dareah Warakas:


Kamis, 5 Mei 2016. Sorenya kita kembali berburu peralatan, kali ini kita ke Consina di daerah Buncit. Dulu pengen banget mampir kesini buat beli barang-barang perlengkapan, tetapi karena kantong tipis, ya ujung-ujungnnya tidak berani masuk. Harga disini lebih mahal daripada di Semak, dan hanya menjual merk Consina saja, ya iyalah… ane membeli sepatu dan carrier, Rohmat membeli topi kupluk.

ane rasa peralatan sudah semua, berikut resume hasil berburu ane:

  1. Carrier bag, ane beli merk Consina di Buncit dengan harga Rp.645.000,00
  2. Celana, ane beli di Semak, outdoor shop di daerah Warakas
  3. Matras, beli di Tokopedia di toko GMT-Servicedengan harga Rp.35.000,00
  4. Sleeping bag, beli di Tokopedia di toko Ben Nevis Store dengan harga Rp.110.000,00 (Rp.119.00 plus ongkir)
  5. Sepatu, beli di Consina Buncit dengan harga Rp.595.000,00
  6. Tissue, di Carefour dengan harga Rp.10.300,00
  7. Headlamp flashlight, di Mangga Dua Sqaure, harga Rp.150.000,00
  8. Trash bag, di Carefour dengan harga Rp.24.900,00


Aduh, apa-apaan ini, pengeluaran gede banget (sambil lihat dompet) emoticon-Sorry . Ya sudahlah pendakian berikutnya kan nggak akan sebesar ini. Ini kan sekali beli bisa dipakai lagi.

* * *


Jum’at, 6 Mei 2016. Sebelumnya ane ingin bercerita tentang Rohmat, sebelumnya dia sudah memesan matras dan sleeping bag di Tokopedia. Dan dikirim menggunakan paket JNE YES (Yakin Esok Sampai?). Tetapi karena yang jualan tidak responsive dan Rohmat sendiri mesennya mepet hari libur, akhirnya barang pesanan tidak sampai tepat waktu.

Pukul 13.00. Habis sholat Jum’at kami mencari barang pesanan Rohmat. Mumpung motor ane sudah sampai di Jakarta, jadi ane bantu lah si Rohmat mengambil barang di JNE. Rohmat sempat menanyakan ke JNE dimana lokasi barangnya berada, tetapi hanya diberitahu di JNE Sunter saja, tidak diberi tahu alamatnya. Akhirnya kita mencari sendiri JNE Sunter di Google Maps. Sempat salah tempat dua kali sih, tapi akhirnya kita menemukan tempatnya. Akhirnya matras dan sleeping bag ada di tangan.

* * *


Untuk kelompok kita sudah dibagi oleh panitia, kebetulan ane, Rohmat, dan Rian akan menjadi satu tenda, kebetulan yang direncanakan emoticon-Ngakak. Kita mendapatkan kelompok di tenda 3. Sebenarnya ada empat orang di tenda 3, karena ada yang mengundurkan diri ya kebetulan lagi, tambah lega. Logistik publik pun sudah dibagi, tenda 3 mendapatkan jatah logistik roti, sarden dan selai. ane membeli selai coklat dan kacang.

Pukul 20.00. Kita berangkat ke terminal Kampung Rambutan menggunakan Grab Car, dengan tarif Rp.99.000,00. Rencananya ingin lewat jalan biasa (nggak lewat tol), tapi karena info kemacetan di Google Maps tidak akurat dan perhitungan waktu yang tidak tepat, akhirnya lewat tol. Di Gunung Sahari jalanan macet parah, hampir 30 menit doank cuma nunggu lampu merah, padahal kata Google Maps cuma 5 menit, ditargetin jam 21.00 sudah harus tiba di Kampung Rambutan. Akhirnya ane memutuskan ke pak sopir untuk lewat tol saja, karena warna di Google Maps di tol biru dan kuning dengan kerapatan yang jarang, dari pada lewat jalan biasa warnya merah-kuning-biru dengan kerapatan sering. Lewat tol menghabiskan biaya Rp.12.000,00 (Rp.9.000,00 + Rp.3.000,00).

Pukul 21.09. Akhirnya sampailah di terminal Kampung Rambutan. Tidak salah keputusan ane melewati tol, jalananya lancar jaya, hanya telat 9 menit, mungkin lewat jalan biasa bisa telat 30 menit. Agar mobilnya bisa masuk terminal, kami harus membayar retribusi Rp.2000,00 ke petugas terminal. Yap! setelah masuk terminal kita mencari titik berkumpul, yaitu masjid Nurul Amanah. Tidak susah mencari masjid tersebut karena sudah kelihatan banyak keril (tas gunung) disana.

Turun dari mobil ane melihat cewek-cewek hijaber, ane samperin lah mereka sambil tanya, “Ini rombongan ke Papandayan yah?”. “Iya..” saut mereka. Tak lama Rian memanggil ane, wah ketemulah teman lama. Padahal lagi PDKT sama cewe hijabers. Kemudian ane disamperin mbak Nurul, official panitia Wisata Gunung untuk diabsen. Habis itu sambil mengisi kekosongan waktu sambil menunggu peserta yang belum datang, ane berkenalan dengan tim cowok dahulu. Mereka adalah Sam (tour guide), Lukman (tour guide), Indra, Suryo, Arief dan Herna (a couple). Tiap dari mereka mempunyai cerita unik tersendiri.

Sam dan Lukman, guide kita ini kocak abis, apalagi Lukman buat perut mules deh kalo dengerin dia ngomong. Hampir semua gunung di Jawa pernah didaki oleh mereka. Bang Indra, ini juga kocak, dia naik ke gunung karena disuruh istrinya, semua perbekalan sudah lengkap disiapkan sama istrinya, mulai dari tas, sepatu, matras, dll. Suryo, dia ikutan trip ini gara-gara diajak temennya, tapi temennya sendiri malah nggak jadi berangkat 😓, kayaknya abis ini ada civil war nih. Arief dan Herna, oooh so sweet, yang satu ini adalah pasangan setia pendakian gunung yang selalu lengket kayak lem Alteko. Temen ane Rian, dia naik gunung gara-gara sudah beli perlengkapannya, komplit. ane sendiri, ini trip ke Papandayan kedua kalinya, cuma mau ke Tegal Alun doank intinya, soalnya yang pertama nggak sempet kesana. Sampai detik ini baru tim cowok doank yang baru kenal, tim cewek belum berani nyamperin ☺️.

Pukul 22.40. Kita baru berangkat, karena kendaraan kita Toyota Elf baru tiba. Selain bus sedang Elf, ada satu mobil Avanza. Sayangnya para hijaber di mobil Avanza 😂. Sopir kita, sepertinya sudah pengalaman mengantar para pendaki, soalnya dia dapat mengatur dengan baik susunan keril di bagasi, dan menempatkan matras di bawah kursi, padahal kalau kita yang ngatur di bolak-balik ga muat-muat. ane duduk dibelakang bersama Rian dan Rohmat, tempat dimana goncangan dahsyat di mobil terjadi. Meskipun demikian ane bisa tidur dengan pulas, hahaha.

Sabtu, 7 Mei 2016. Pukul 04.00 dini hari, kita berhenti di sebauh masjid di Cisurupan, sedikit lagi sampai. Sambil menunggu subuh dan menunggu pasar Cisurupan buka, kita cuap-cuap bareng di dinginnya malam. Setelah adzan shubuh berkumandang, kita sholat shubuh berjama’ah dengan rombongan pendaki lain. Setelah itu kita jalan-jalan sedikit melihat area sekitar dan sarapan. Menjelang pagi hal paling nikmat adalah melihat sun rise, pemandangan indah sebentar lagi akan tampak, menunggu matahari yang malu-malu akan bersinar dibelakang gunung Cikuray yang gagah berdiri. Tapi sayang karena dipemukiman, sun rise-nya tidak senikmat di atas gunung, banyak kabel-kabel melintang menghalangi pemandangan.

Pukul 06.30. Sam merencanakan kalau kita akan masak bareng di atas nanti, sehingga kita harus belanja terlebih dahulu, pengennya Sam sih tiap orang dapet jatah belanja dan nyari bahan-bahan, tapi ujung-ujungnya hanya segelintir orang yang belanja. Saat itu yang kepasar kebanyakan tim cowok. ane kebagian membeli garam dan 5 Masako, yang membuat ane kaget, harganya murah meriah sekali, cuma Rp.3.500,00. Karena ane dan kawan-kawan juga nggak tahu mau ngapain selanjutnya di pasar, dari pada ngerecokin kami keluar dan Sam-Lukman lah yang mengatur semuanya.

Spoiler for Pasar Cisurupan:


Sekitar pukul 07.00 (agak lupa). Kita sudah sampai di camp David, camp David adalah camp awal para pendaki, dimana disini bisa parkir mobil, sarapan, beli suvenir, ke toilet dulu, dll. Intinya camp David adalah camp persiapan sebelum mendaki. Perjalanan kita adalah ke pondok Saladah, di pondok Saladah atau ladang Saladah adalah tempat para pendaki untuk mendirikan tenda. Kemudian jalan-jalan ke Tegal Alun, tempat ladang Edelweis berada, setelah itu ke Hutan Mati. Sebenarnya ada beberapa titik bagus lagi di Papandayan, tapi karena keterbatasan waktu, kita tidak dapat mengunjunginya, ada Puncak dan Tegal Panjang yang belum sempat kita singgahi.

Di camp David, tim Wisata Gunung sudah punya langganan porter (pembawa barang ke atas gunung) sehingga kita mampir ke warung si porter tersebut sebelum melangkahkan kaki. Disana cuap-cuap agak lama, sarapan, persiapan, buang hajat yang banyak, dan lain sebagainya.

Sekitar pukul 09.00, kita mulai mendaki. Oh ya, sebelum mulai mendaki kita absen dulu ke petugas di camp David ya… Hal ini diperlukan untuk mengetahui ada pendaki yang hilang atau tidak. Perjalanan pun dimulai dengan mendaki bebatuan, pendakian kali ini kok rasanya lebih berat dari sebelumnya ya? Napas lebih cepat habis, dan langkah terasa berat. Mungkin karena barang bawaan di tas jauh lebih berat daripada pendakian sebelumnya. Atau sudah lama tidak olahraga. Atau oksigen di gunung lebih sedikit. Entahlah, hanya teori fisika dan biologi yang dapat menjawabnya…

Tujuan kita pertama kali adalah ke pondok Saladah, karena disana kita akan mendirikan tenda untuk bermalam. Menurut ane, ada tiga track yang tersedia untuk tiba di pondok Saladah, yaitu track bebatuan, track hijau (normal), dan track curam (abnormal). Track pertama, track bebatuan, kita akan melewati bebatuan gunung tanpa ada satupun pepohonan di kanan kiri, kemudian melewati kawah belerang. Bagi yang belim tauh, bau asap belerang itu sama dengan bau telor busuk. Track kedua, track hijau, ini dimulai dari warung strategis pembatas track, ciri-cirinya ada papan penanda Hoberhoet, ane sendiri tidak tahu maksudnya, tempat ini sekaligus tempat istirahat. Sebenarnya dari area warung ini, kita bisa memilih dua track, yaitu track hijau (jalur normal) atau track curam. Kita akan menggunakan track hijau saja, jalurnya panjang berliku dan licin, hal ini karena sering hujan di Papandayan. Oh ya sekedar info, ada yang menarik dari hujan di Papandayan di pendakian kali ini, waktu hujan dapat diketahui yaitu dari pukul 12.00 hingga 16.00 😵. Ada pemandangan indah ketika diperjalanan, ane dikelilingi kabut putih yang menutupi lereng gunung, pada saat inilah ane berada di dalam awan. Ketika berada dibawah dan melihat ke gunung yang ditutupi awan, ane selalu bertanya bagaimana rasanya jika berada di dalam awan saat naik gunung, akhirnya terjawab juga pada pendakian kali ini.


Spoiler for Lokasi di track bebatuan Papandayan:


Setelah melalui cobaan naik, turun, belok kanan, belok kiri, kepleset, kecebur, akhirnya sampai juga di pondok Saladah, tapi tunggu ini kok sepi di pondok Saladah yang ini, ternyata ada dua pondok Saladah, kita masih harus naik lagi untuk sampai di pondok Saladah tampat mendirikan tenda. Pondok Saladah yang awal hanya untuk istirahat, meskipun mendirikan tenda disana juga bisa sih.

Entah sudah jam berapa ini, mungkin pukul 11.00, akhirnya kita sampai di pondok Saladah tempat mendirikan tenda. Karena tenda dibawa oleh porter, Sam dan Lukman tidak tahu dimana letak tendanya, sehingga mereka berkeliling mencari tenda kita. Beberapa menit kemudian, mereka pun menemukan tenda kita. Kita pun segera menuju ke tenda. Enaknya tenda kita berada di pepohonan dan tinggi, mau hujan atau ada angin tidak akan begitu terasa. Dekat tenda kita juga ada akses air mudah, jadi tidak perlu jauh-jauh ke mushola untuk mengambil air.

Sekedar info, gunung Papandayan adalah gunung yang memiliki air berlimpah, sehingga jangan hawatir kehabisan air saat di Papandayan. Di pondok Saladah juga terdapat warung, mushola dan toilet. Dimanjakan banget lah pokoknya.

Spoiler for Toiler, air melimpah dan mushola di pondok Saladah:


Sesuai jadwal, jam 12.00 akan turun hujan. Di sekitar tenda kita membuat parit kecil, agar air yang mengalir tidak masuk dan mengarah ke tenda. Dan tenda yang kita gunakan sekarang masih bagus, karena saat hujan tidak bocor, berbeda dari dua tahun lalu hujan menjadi bencana besar bagi ane.

Malamnya kita menyalakan api unggun, dan saling berkenalan. Udah nanjak bareng kenalannya kok baru sekarang 😤. Akhirnya kenalan deh sama cewek-cewek. The ladies are: tiga bersaudara Monika, Windi, dan Tiara; tiga pengajar muda Santi, Wulan, [someone]; mahasiswi Mirna dan Garit; dua pendaki Nurul dan Pupu. Sambil berkenalan kita juga merencanakan perjalanan besok pagi, ke Tegal Alun dan Hutan Mati. Bawa rain coat, senter, air, tidak usah bawa keril, barang-barang dimasukin ke day pack (day pack adalah tas kecil atau tas punggung yang lebih kecil).

Diubah oleh Einstein2009 13-05-2016 04:51
0
3.3K
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan