Sabtu, 7 Mei 2016 19:02

Zhang (kiri), tak menyangka kalau hidup putranya, Jiajia (kanan), akan berakhir tragis
SRIPOKU.COM, CINA -- Belum lama ini, netizen dihebohkan dengan kasus meninggalnya seorang bocah tiga tahun pengidap autisme, yang diketahui meninggal secara tragis setelah menjalani perawatan yang cukup meragukan, disebuah fasilitas khusus di Guangzhou, China.
Dikutip dari Shanghaiist, Kamis (5/5/2016), ibu sang bocah, Zhang Wei, sempat menerima telepon kalau putranya telah meninggal dunia di sebuah rumah sakit di Guangzhou, pada 26 April 2016.
Zhang langsung pergi ke rumah sakit tersebut keesokan harinya, dan mendapati jasad sang putra sudah terbaring di kamar jenazah.
Dalam sebuah laporan yang sempat tersebar melalui WeChat, Zhang mengatakan kalau ia sempat kesulitan mengenali putranya, karena kulitnya semakin menghitam dan tubuhnya semakin kurus, serta adanya bekas cakaran pada tubuhnya.
Tak lama, Zhang pun mengetahui kenyataan menyakitkan dari kematian putranya, Jiajia.
Media setempat melaporkan jika pada hari saat Jiajia tewas, ia sudah berjalan sejauh 10 Km sambil mengenakan pakaian yang cukup tebal. Hal ini kerap dilakukan setelah sarapan, dan juga setelah makan siang dan tidur siang. Jiajia juga diajak berjalan sejauh 9 km pada siang hari.
Cara perawatan yang cukup ekstrem ini adalah salah satu cara perawatan di Tiandao Zhengqi, sebuah pusat rehabilitasi pribadi tempat Jiajia dititipkan. Tempat ini dioperasikan oleh Xia Dejun, seorang praktisi yang meyakini jika autisme berhubungan dengan anak yang manja dan malas.
Untuk membantu anak-anak agar sembuh dari autisme, beberapa perawatan yang bersifat keras kerap kali diberikan kepada anak-anak, termasuk memaksa anak berjalan sejauh 10 Km hingga 20 Km setiap harinya.
Setelah kematian Jiajia, Zhang bersumpah akan menuntut pusat rehabilitasi tersebut, sementara pemerintah setempat masih melakukan penyelidikan terkait kasus ini. (Sumber: Shanghaiist/Alex Linder)
Sumber:palembang.tribunnews.com/2016/05/07/bocah-3-tahun-pengidap-autisme-meninggal-dunia-penyebabnya-bikin-orang-meradang