Senat Brasil telah membuka sidang perdebatan, Rabu (11/5), menjelang pemungutan suara untuk menangguhkan Presiden Dilma Rousseff dan pemakzulan atau impeachment yang akan mengakhiri 13 tahun kekuasaan pemeritahan sayap kiri, di negara terbesar di Amerika Latin.

Perdebatan itu diperkirakan berlangsung sepanjang hari dan pelaksanaan pemungutan suara dilakukan pada malam atau beberapa jam, pada Kamis (12/5) dini hari waktu setempat. Sebanyak 81 suara mayoritas dari anggota Senat sudah cukup memicu penangguhan Rousseff selama enam bulan, di mana dua per tiga suara mayoritas akan melengserkan dia dari kekuasaan selamanya.

Bahkan para sekutu Rousseff (68 tahun) mengatakan, dia tidak punya kesempatan untuk bertahan dari proses pemungutan suara. Pasalnya, Rousseff dituding secara tidak sah memanipulasi anggaran pemerintah untuk menutupi imbas resesi selama dia terpilih kembali pada 2014. Namun tudingan itu disangkalnya dan disebut sebagai sebuah rekayasa serta kudeta yang dilancarkan oleh lawan-lawannya dari sayap kanan.
Rousseff pun bersumpah untuk melawan.

“Saya akan bertarung dengan seluruh kekatan saya, dengan segala cara yang ada,” kata dia dalam forum perempuan di Brasilia, Selasa (10/5).

Menurut Presiden Senat Renan Calheiros, yang mengawasi proses, pemakzulan akan menjadi hal traumatis bagi Brasil. Pasalnya negeri Samba ini telah berjuang menghadapi resesi terburuk dalam beberapa puluh tahun dan skandal korupsi yang memisah-misah elite politik dan pengusaha.

“Proses pemakzulan ini sangat panjang, traumatis, dan tidak memberi hasil yang cepat,” ujarnya kepada wartawan, seraya memperingatkan.

Selain itu, pengacara pemerintah Rousseff mengajukan upaya banding terakhir kepada Mahkamah Agung, Selasa, demi menghalangi pemungutan suara. Namun MA bahkan tidak merespons sebelum para senator duduk di dalam ruangan.

“Tidak akan ada keajaiban. Dia akan ditangguhkan selama enam bulan dan kemudian kami akan membuka perdebatan soal kasus ini,” kata Paulo Paim, seorang senator dari Partai Pekerja (PT) Rousseff, kepada wartawan.

Dia menambahkan, dorongan pemakzulan merupakan simbol ketidakmampuan para politisi Brasil untuk menerima proses kotor terhadap presiden yang diketahui sebagai sosok yang jujur.

Sedangkan bagi Senator dari partai oposisi PR, Magno Malta, pemakzulan diperlukan untuk menyembuhkan negara yang sedang sakit.

“Segera setelah kami memilih suara untuk melakukan pemakzulan, dolar akan anjlok, perdagangan di pasar saham kami akan naik dan pasien kembali bernafas lega,” pungkas Malta.

Dia menambahkan negara yang sakit diibaratkan sebagai pasien, para dokter akan mengatakan pasien kini menunjukkan tanda-tanda kehidupan dan berada dalam perawatan intensif. “Tapi itu merupakan proses panjang yang sangat menyakitkan dan bergantung kepada kita semua,” tambah dia.


Sumber : http://www.palingutama.com/2016/05/s...erdebatan.html