- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Cerita Asya Si Tukang Tidur di Kelas yang Lolos Beasiswa ke AS


TS
aghilfath
Cerita Asya Si Tukang Tidur di Kelas yang Lolos Beasiswa ke AS
Spoiler for Cerita Asya Si Tukang Tidur di Kelas yang Lolos Beasiswa ke AS:

Banyuwangi - Tengku Redita Zalzabilla (17), mendadak menjadi buah bibir lantaran siswi Kelas 11 SMAN 1 Giri Banyuwangi yang dijuluki si tukang tidur itu mendapat kesempatan mengikuti program pertukaran pelajar ke Amerika Serikat selama setahun. Meski kebiasaan tidur di kelas saat jam pelajaran itu sempat dianggap kelainan gangguan syaraf atau diabetes oleh ibundanya, remaja yang akrab disapa Asya itu terpilih menjadi salah satu pelajar Indonesia yang dikirim ke Amerika, melalui program Youth Exchange Study (YES).
Ibu kandung Asya, Siti Ustadiah, sempat merasa aneh dengan kebiasaan tak lazim yang kerap dilakoni putrinya ketika bosan dengan pelajaran sekolah di kelasnya. Bahkan ibunda Asya ini juga sempat dipanggil oleh wali kelas menanyakan perilaku belajar Asya dirumah. Saking khawatirnya dengan kondisi Asya, sang ibu juga sempat membawanya ke dokter syaraf untuk mengetahui penyebab anaknya sering tidur di kelas.
"Saya sempat dipanggil ke sekolah sama wali kelasnya, katanya anak saya sering tidur di sekolah. Saya pun memeriksa di ke dokter syaraf sampai cek gula darah, tapi kata dokter normal-normal saja. Yang penting nilai akademisnya bagus," kata perempuan yang biasa disapa Dias tersebut ketika ditemui detikcom dirumahnya di Perumahan Taman Permata Indah Banyuwangi, Kabat, Selasa (10/5/2016) malam.
Meski begitu kebiasaan Asya sering tidur di kelas, bukan tanpa sebab. Tak segan Asya mengakui jika ia sering merasa bosan jika memasuki mata pelajaran berhitung, seperti matematika dan fisika. Lantaran ia merasa kesulitan dan jengah dengan metode belajar mengajar tersebut, secara tak sadar Asya selalu ngantuk dan tertidur pulas saat kedua mata pelajaran tersebut berlangsung.
Meski sikap Asya yang suka tidur di kelas ini tak boleh ditiru, Asya punya sistem belajar sendiri yang ia sesuaikan dengan bakat minat yang ia miliki. Dengan mandiri ia mencari video visual di internet yang ia anggap mudah untuk dipahami. Buku, novel, film dan kamus belajar ia baca dan tonton berulang kali. Dan terbukti, metode yang ia racik berhasil. Nilai akademik remaja berkerudung itu terbilang berprestasi, Asya selalu masuk dalam peringkat tiga besar di kelasnya dan berbagai kejuaraan lomba bahasa asing juga sering ia juarai.
"Nggak tahu kenapa suka tidur di kelas kalau menemui pelajaran yang tidak saya sukai, apalagi Matematika dan Fisika. Tapi dirumah saya belajar sendiri dengan cara saya. Ya ternyata bisa belajar sendiri," ujar Asya sambil tersenyum malu.
Asya bersyukur, ia dibesarkan oleh ibu yang tak pernah protes dan menuntutnya agar menuruti semua keinginan orang tuanya. Ia diberi kebebasan berpikir dan belajar sesuai dengan karakter dan kemampuan pribadi. Asya makin percaya diri ketika perjuangannya seleksi beasiswa mampu menembus sebagai 85 peserta seleksi terbaik dari 18.000 orang yang mendaftar untuk program YES tersebut.
Ia bercerita jika saat proses seleksi beasiswa, Asya rutin mengikuti test bertahap selama satu tahun yang digelar secara terpisah di 4 kota besar Indonesia. Selama rentang waktu seleksi itu, Asya mampu lolos menjalani lima tahap seleksi. Mulai test psikologi, kemampuan kelompok, kreativitas dan kepekaan sosial masyarakat. Yang menambah point Asya untuk lolos dalam beasiswa pertukaran pelajar itu ialah, secara otodidak gadis kelahiran 8 Mei 1999 tersebut juga mampu menguasai 5 bahasa asing sekaligus. Seperti bahasa Inggris, Korea, Jepang, Mandarin dan saat ini sedang belajar menguasai bahasa Spanyol. Semua ia pelajari melalui video tutorial Youtube. Dijadwalkan, awal Agustus putri pertama Dias ini akan berangkat ke Jakarta untuk orientasi siswa dan akan mulai belajar ke negeri Paman Sam tersebut mulai 8 Agustus 2016 mendatang.
"Iya belajar sendiri dari tutorial di Youtube, drama korea, film-film dan baca-baca buku bahasa asing, kamus juga. Setelah itu dipraktekkan," cerita Asya.
Dalam kemandirian belajarnya itu, Asya ingin menularkan semangatnya pada ribuan remaja agar mau berjuang mewujudkan impiannya. Di usianya yang masih belasan tahun itu, Asya dengan tegas berpesan agar tidak pernah menyesal dengan pilihan yang telah terpatri menjadi mimpi.
"Perjuangkan yang menjadi impianmu dan jangan pernah menyesali pilihanmu," tegas Asya.
http://m.detik.com/news/berita/32074...beasiswa-ke-as
Anak2 berprestasi yg punya kebiasaan yg tidak mainstream

0
8K
Kutip
72
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan