Sulit untuk memahami cerita tentang Mitch Hunter tanpa memikirkan arti sebenarnya dari berkorban untuk orang lain. Jika terdapat situasi yang darurat, akankah kita membahayakan diri kita untuk keselamatan orang? Akankah kita meresikokan nyawa kita untuk menyelamatkan orang lain?

Itulah apa yang dilakukan prajurit seperti Hunter, dan pengorbanannya dibayar dengan hal terburuk dari apa yang pernah ia bayangkan. Ceritanya sulit dipahami, tapi keberaniannya akan menginspirasimu. Mari kita simak kejadian yang menimpa Mitch Hunter ini.

(It's difficult to learn about Mitch Hunter's story without thinking about what it truly means to sacrifice yourself for another person. If an emergency situation occurred, would we really put ourselves totally on the line for another person? Would we risk our own lives to save the life of another?

That's what former soldier Hunter did, and it cost him more than he could have ever imagined. His story is difficult to read, but his bravery will inspire you. Read more about what happened to Mitch Hunter below.)

Ini adalah foto lama dari Mitch Hunter, ketika dirinya menjadi seorang prajurit AS.

(This is an old photo of Mitch Hunter, a former soldier in the United States military.)

Pada tahun 2011, Mitch menyelamatkan seorang wanita yang sedang berjalan-jalan bersamanya. Dia mendorongnya agar selamat sebelum mobil yang mereka tumpangi terhempas kearah tiang listrik bermuatan 10,000 volt. Ribuan volt listrik itu menghantam dirinya selama 5 menit penuh. Ia benar-benar mengalami luka serius untuk itu, dan itu ia bayar dengan kerusakan pada bagian kedua kakinya dan sebagian wajahnya.

(In 2011, Mitch saved the life of a woman he was traveling with. He pushed her to safety before their car slammed into a 10,000 volt pylon. Thousands of volts of electricity hit him for five minutes straight. His injuries were incredibly severe, and the intense shock cost him both his leg and part of his face.)

Setelah tragedi itu, Hunter benar-benar sakit hati menyadarinya anaknya menjadi takut padanya.

(After the tragedy, Hunter was heartbroken to realize that his infant son was afraid of him and his injuries.)

Saat itulah dia memutuskan untuk menjalani operasi transplantasi wajah.

(That's when he decided to undergo a face transplant.)

Sebuah tim yang terdiri dari 30 doktor dan suster menangani operasi itu, menghabiskan 14 jam untuk melakukan proses transplantasi wajah baru untuk Hunter.

(A team of 30 doctors and nurses tackled the surgery, spending over 14 hours transplanting a new face onto Hunter's.)

Dokter memberi Hunter hidung, bibir, dan kelopak mata yang baru.

(Doctors gave Hunter a new nose, lips, and eyelids.)

Mereka juga mentransplantasikan otot dan serabut saraf yang diperlukan untuknya agar dapat menggerakan wajahnya. Dalam foto ini, dia melihat dirinya untuk pertama kali setelah operasi tersebut.

(They also transplanted the muscles and nerve fibers necessary for him to move his face and feel sensation. In this photo, he sees himself for the first time after surgery.)

Faktanya, kepulihannya jauh lebih ajaib dari apa yang dokter harapkan.

(In fact, his recovery was much more miraculous than the doctors let themselves hope for.)

Perlahan tapi pasti, wajah barunya mulai terbentuk dengan baik.

(Slowly but surely, his new face began to heal.)

Meskipun itu aneh jika dia terlihat berbeda dari sebelumnya, wajah sebelumnya benar-benar buruk.

(Though it must be strange looking differently than before, the alternative was much, much worse.)

Ajaibnya dia bahkan bisa menumbuhkan jenggotnya.

(Amazingly, he can even grow facial hair.)

"Saya merasa nyaman seperti pada saat saya berumur 21, saya merasa hebat. Saya melihat kebelakang hanya untuk membuat diri saya menjadi lebih kuat." Ucao Hunter disebuat sosial media.

(“I feel just as healthy just as I did when I was 21, and I feel great. I look back on it as something that made me stronger," Hunter commented on his social media.)

Hal terbaik yang ia dapatkan adalah anaknya tidak lagi takut oleh dirinya yang pemberani, seorang ayah yang gagah, dan pasangan ayah anak itu bisa kembali menjalani kehidupan yang bahagia bersama.

(The best part? His son is no longer afraid of his brave, heroic father, and the pair can go on to have a happy life together.)