Wakil Ketua KPK Saut Situmorang dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sama-sama pejabat publik yang hobi mengumbar statemen meresahkan. Saatnya ada ketegasan terhadap Saut dan Ahok.

Kesimpulan itu disampaikan Wakil Sekjen Partai Demokrat Ikhzan Modjo melalui akun Twitter @IkhsanModjo, menyikapi penghinaan Saut Situmorang kepada Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Ikhsan Modjo mengecam alasan permintaan maaf Saut pada HMI yang menyatakan bahwa tuduhannya kepada HMI di bawah alam sadar.

“Alam bawah sadar KPK sudah takut,” tulis @IkhsanModjo. Penegasan @IkhsanModjo ini mengomentari tulisan bertajuk “Haji Lulung: KPK tak Boleh Takut Jadikan Ahok Tersangka”.

Sebelumnya, sastrawan yang juga alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Syamsuddin Ch. Haesy, menegaskan bahwa pernyataan Saut Situmorang yang menyatakan aktivis HMI banyak yang terlibat korupsi, seperti taktik CGMI (Central Gerakan Mahasiswa Indonesia), salah satu underbouw Partai Komunis Indonesia (PKI) di dekade 60-an.

Syamsuddin juga menegaskan, pernyataan Saut itu, kejahatan lisan (abuse of tounge) – yang mencerminkan abuse of power — dan kebencian terhadap salah satu komponen dan eksponen bangsa yang mendorong perpecahan nasional.

“Mendiamkan hal tersebut dapat menyuburkan presumsi, bahwa kini sedang berlangsung secara sistemik upaya memicu islamophobia, yang dapat menghambat aksi pembangunan nasional,” ungkap Syamsuddin.

Sementara pengamat politik dan ekonomi Didik J Rachbini menilai, pernyataan Saut soal HMI merupakan refleksi alam bawah sadar kebencian terhadap aktivis mahasiswa Islam. “Pernyataan Saut adalah refleksi alam bawah sadar. Kebencian thd aktivis mahasiswa Islam. Kebencian alam bawah sadar Saut terhadap aktivis Islam akan dibawa dlm tugasnya,” tulis Didik di akun Twitter @DJRachbini.