Kaskus

News

kalangkang.Avatar border
TS
kalangkang.
Harga Tanah di Patimban Langsung Melonjak
SUBANG, (PR).- Harga lahan di Desa Patimban Kecamatan Pusakanagara Kabupaten Subang semakin melonjak, menyusul adanya kepastian rencana pembangunan pelabuhan internasional. Apabila sebelumnya lahan tambak per hektare tak lebih dari Rp 150 juta, kini harganya sudah dipatok di atas Rp 300 juta.

Naiknya harga lahan tersebut mulai menanjak, sejak akhir 2015 lalu ketika beredar kabar menguatnya perubahan Patimban menjadi pengganti Cilamaya Karawang. Hargapun semakin mahal menyusul telah ada kepastian dari pemerintah pusat terkait akan dibangunnya pelabuhan internasional.

Dari informasi warga di beberapa daerah Desa Patimban akhir pekan kemarin, mereka mengatakan sudah banyak lahan yang dijual warga. Pembelinya kebanyakan dari luar daerah, utamanya pemodal dari Jakarta. Di beberapa lokasi sudah terlihat areal lahan yang sudah dibangun pembatas, termasuk di antaranya menggunakan pagar tembok beton. Selain itu disebut-sebut sebagian pembeli lahan pengusaha luar, tetapi membeli lahannnya menggunakan perusahaan dari Jakarta.

"Sekarang harga tanah di sini semakin mahal. Kebanyakan lahannya tambak hanya sebagian kecil yang ditanami padi soalnya nonteknis. Tahun lalu, harga tambak per hektarenya masih bisa Rp 100 juta-Rp 150 juta. Sekarang umumnya sudah lebih dari Rp 300 juta. Itu juga susah dapatnya, kebanyakan penawarannya lebih mahal lagi," kata Tasdi warga Patimban.

Dia mengatakan melonjaknya harga tambak itu terjadi sejak September-Oktober 2015 lalu, ketika itu sudah ramai dibicarakan di Patimban akan dibangun pelabuhan internasional. Saat itu harga pun terus naik, semakin mahal. "Sejak tahun lalu sudah banyak lahan warga yang dijual, pembelinya dari luar daerah tapi melalui perantara di sini. Pastinya saya tak tahu, tapi katanya sih yang punya uangnya dari Jakarta," ujarnya.

Hal sama dikatakan Asep (40), warga lainnya. Menurut dia, banyak tambak yang dijual itu berasal dari tanah timbul tersebar di empat dusun Desa Patimban, yaitu Dusun Genteng, Be ting, Galian, dan Tanjung jaya. Ia mengatakan, tahun lalu tanah timbul yang dikuasai warga ramai dijual. Malahan informasinya lahan yang dibeli itu sudah dibayar lunas.

"Harga juga terbilang mahal, dibanding sebelumnya. Malahan kalau belinya sekarang, lebih mahal lagi di atas Rp 300 juta per hektare, malahan ada yang mematok Rp 500 juta. Ada yang bilang pemodalnya dari Jakarta malah ada juga orang Korea tapi perusahaan yang belinya dari Jakarta. Tapi pastinya saya tak tahu, itu juga katanya," ujarnya.***


http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-b...elonjak-368558

Sawah dan tambak makin berkurang..anak petani ogah jd petani dan milih jd kuli pabrikk..
Mo makan apa kitak?
Diubah oleh kalangkang. 09-05-2016 20:19
0
2.6K
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan