YOGYAKARTA - Program Dapur Sosial Aksi Cepat Tanggap Cabang Yogyakarta kembali bergulir. Setelah sebelumnya program pemberian santunan makan siang gratis ini menyasar para buruh gendong di beberapa pasar di wilayah Yogyakarta, kali ini yang menjadi penerima bantuan rutin ini adalah pekerja informal di lokasi Daur Ulang Sampah (DUS) Tambakboyo. Tujuh orang relawan dari Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Wilayah DIY mendistribusiak 65 paket makan siang bergizi kepada para pekerja pemilah sampau di DUS Tambakboyo, Depok, Sleman, Senin (2/5).

Sambil menyerahkan bantuan makan siang, para relawan juga bercengkerama sambil mendengarkan kisah suka duka kehidupan mereka. DUS Tambakboyo adalah tempat pemilahan dan daur ulang sampah yang berfungsi mengurangi volume sampah yang dikirim ke TPA Piyungan, satu-satunya Tempat Pembuangan Akhir di DIY. Pekerja di tempat ini murni masyarakat di sekitar lokasi, bukan pekerja dinas. Sehingga hasil dari pendaurulangan sampah bisa langsung dimanfaatkan oleh masyarakat. Masyarakat bertugas memilah sampah yang masuk sedangkan pekerja dinas yang membuangnya ke TPA Piyungan.

Meskipun para pekerja pemilah ini mendapatkan penghasilan dari DUS Tambakboyo, kehidupan yang mereka jalani setiap hari bergelut dengan sampah ternyata sangat berat dan mengusik rasa kemanusiaan. Yatino Ketua Paguyuban Pemilah Sampah menurutkan setiap hari mereka bergelut dengan sampah tanpa peralatan yang memadai. Akibatnya banyak dari mereka yang menderita berbagai penyakit terutama penyakit kulit akibat bakteri sampah.

“Terima kasih kepada teman-teman ACT yang telah menyempatkan diri berbagi kebahagiaan dengan kami yang ada di TPS ini. Semoga lain kali bisa datang dengan program yang berbeda.” Ucap Yatino.

Sementara itu Dini Kurniasari penanggungjawab program Dapur Sosial di Tambakboyo, mengatakan program dapur sosial ini sebagai langkah awal untuk meringankan beban hidup para pemilah sampah di Tambakboyo ini. “Insya Allah kami akan hadir ke sini lagi dengan program lain, mungkin dengan program bantuan perlengkapan bekerja yang memadai dan pelayanan kesehatan untuk mereka” ungkap Dini Kurniasari.[]

Penulis: Onny Leo
Editor: Bambanng Triyono