kurt.cob41nAvatar border
TS
kurt.cob41n
Penyanderaan Itu cuma Ulah Anak Nakal di Kelompok Abu Sayyaf


PENYANDERAAN warga negara Indonesia dinilai cuma ulah oknum di kelompok militan Abu Sayyaf,di Filipina. Oknum itu dianggap cuma segelintir 'anak nakal'.

"Intinya ini ada 'anak nakal' dalam satu keluarga. Nah, bagaimana kita komunikasi dengan itu," kata Negosiator Eddy Mulya saat ditemui di Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (1/5/2016) malam.

Minister Counsellor, Koordinator Fungsi Politik dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Manila, Filipina, ini menjelaskan, pembebasan 10 WNI tersebut murni atas hasil negosiasi tanpa adanya uang tebusan. Hal itu tak lepas dari peran Ahmad Baedowi, direktur Pendidikan Yayasan Sukma.

"Ini full negosiasi. Ada sahabat saya Pak Baedowi dengan teman-teman mereka yang atur, kita tindak lanjutnya," tutur Eddy.

Dia mengungkapkan, pendekatan yang dilakukan lebih kepada hubungan antarpersonal yang sudah terjalin melalui kerja sama pendidikan. Dalam hubungan tersebut, ada seseorang yang dituakan dan dihormati bersama sehingga menghasilkan perundingan pembebasan sandera 10 WNI.

Eddy membantah apabila negosiasi yang dilakukan berkaitan dengan adanya utang budi penyandera dengan tim negosiasi yang dipimpin Baedowi. "Kita enggak ada utang budi. Jangan berpikiran negatif. Kita kerja sama sesama umat Islam," jelas dia.

Sebelumnya diketahui, pembebasan sandera dilakukan atas kerja sama Tim Kemanusiaan Surya Paloh. Tim ini merupakan sinergi gabungan jaringan pendidikan Yayasan Sukma atau Sekolah Sukma Bangsa di Aceh, Media Group, dan Partai NasDem.

Negosiasi pembebasan sandera dilakukan jaringan Yayasan Sukma dengan dialog langsung bersama tokoh masyarakat, LSM, dan lembaga kemanusiaan daerah Sulu yang memiliki akses langsung kepada Abu Sayyaf. Langkah ini dilakukan di bawah koordinasi langsung Pemerintah Indonesia.

Yayasan Sukma menggunakan pendekatan kerja sama pendidikan dengan Pemerintah Otonomi Moro Selatan yang sudah terjadi sebelumnya. Upaya pembebasan dimulai sejak 4 April hingga sepuluh sandera anak buah kapal Brahma 12 dibebaskan 1 Mei 2016.

Eddy menyebut proses pembebasan sandera tersebut merupakan hasil kerja tim dari pihak pemerintah Indonesia, seperti KBRI, KJRI, dan TNI yang dikoordinasikan Yayasan Sukma di bawah pimpinan Ahmad Baidowi. "Di KBRI ada unsur diplomat, TNI, kita libatkan semua. Jadi ini kerja tim," ujar dia.

Sebanyak 10 ABK yang disandera telah tiba di Tanah Air melalui Lanud Halim Perdanakusuma, Minggu pukul 23.30 WIB. Para sandera langsung dibawa ke RSPAD Gatot Subroto untuk pengecekan kesehatan.

http://mediaindonesia.com/news/read/...yaf/2016-05-02


Ahok Apresisasi Tim Kemanusiaan Surya Paloh

PEMBEBASAN 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf mendapat apresiasi dari sejumlah pihak, salah satunya Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Dia mengungkapkan pembebasan 10 WNI itu sudah dilakukan secara baik.

"Ya kita bersyukur sama Tuhan, 10 ini diselamatkan. Kita berterima kasih pada Yayasan Sukma, ada tim kemanusiaan Pak Surya Paloh, TNI, intel, Kemenlu. Saya kira ini satu kerja yang baik sekali," kata Ahok di IRTI Monas, Jakarta Pusat, Senin (2/5).

Sebanyak 10 WNI awak kapal Anand 12 menjadi korban penyanderaan sejak akhir Maret silam. Kapal tersebut membawa 7.000 ton batubara.

Saat dibajak kedua kapal dalam perjalanan dari Sungai Puting (Kalsel) menuju Batangas (Fililina Selatan). Tidak diketahui persis kapan kapal dibajak.

Setelah mengetahui adanya pembajakan dan penyanderaan WNI, pemerintah langsung bertindak cepat. Negosiasi dikedepankan untuk melepaskan para sandera.

Setelah melewati negosiasi yang cukup panjang, akhirnya, kelompok Abu Sayyaf melepas sandera, Minggu, 1 Mei kemarin, sekitar pukul 12.15 waktu setempat, di Pantai Parang, Sulu, Mindano Selatan, Filipina.

Negosiasi pembebasan sandera dilakukan jaringan Yayasan Sukma melalui dialog dengan tokoh masyarakat, LSM, lembaga kemanusian daerah Sulu yang memiliki akses langsung ke Abu Sayyaf. Langkah itu dilakukan di bawah koordinasi langsung Pemerintah Indonesia.

Setelah dilepaskan, para sandera kemudian diserahkan kepada Tim Kemanusiaan Surya Paloh di Pantai Parang, sandera dibawa ke rumah Gubernur Sulu untuk proses verifikasi, makan, serta ramah tamah. Setelah itu, mereka langsung diterbangkan dari Sulu menuju Zamboanga menggunakan dua helikopter jenis UH 1 H.

Di Zambonga, sandera tiba pukul 16.30 waktu Filipina. Mereka langsung menjalani proses verifikasi dan pemeriksaan kesehatan dari tim keamanan Filipina.

Mereka di-briefing mengenai apa saja yang terjadi selama masa penyanderaan sampai diminta mengenali kelompok-kelompok Abu Sayyaf lainnya.

Dari Zambonga, 10 sandera dipulangkan ke Tanah Air menggunakan pesawat khusus Tim Kemanusiaan Surya Paloh di bawah pimpinan Victor, didampingi Eddy Mulya yang menjabat sebagai minister counsellor Kedubes Indonesia di Filipina.

Sandera lalu diserahkan kepada Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.

http://mediaindonesia.com/news/read/...loh/2016-05-02

Nasdem emoticon-Leh Uga ahok apalagi emoticon-2 Jempol
0
1.7K
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan