Kaskus

Entertainment

act.idAvatar border
TS
act.id
Tim Relief ACT Bantu Korban Longsor Gunung Lempo
Tim Relief ACT Bantu Korban Longsor Gunung Lempo

ENREKANG – Aksi Cepat Tanggap (ACT) bersama relawan dari Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Wilayah Sulawesi Selatan, menyapa pengungsi korban longsor Gunung Lempo, Enrekang, Sulsel, Jum’at (30/4). Dalam kesempatan itu para relawan mendistribusikan bantuan berupa paket sembako dan perlengkapan kebersihan diri kepada para pengungsi yang tersebar di tiga titik pengungsian di Desa Parombean, Kecamatan Curio, Kabupaten Enrekang. Tim relawan menyerahkan bantuan tersebut di Posko Masjid 45 Desa Parombean dengan menghadirkan perwakilan pengungsi dari kedua posko lainnya.

Menurut Ulin Nuha(33), Kordinator MRI Sulsel, perjalanan menuju lokasi longsor sangat berat dan menguras tenaga. Tim membutuhkan waktu kurang lebih 5 jam dari Enrekang untuk mencapai lokasi di Desa Parombean.”Medannya luar biasa, apalagi saat hujan turun,” ujar Nuha.

Setelah berpacu dengan rasa lelah dan liukan medan curam selama hampir 5 jam akhirnya tim relawan yang beranggotakan 8 orang tiba di lokasi Posko Pengungsian di Masjid 45 Desa Parombean. Usai memarkir kendaraan yang terdiri satu mobil bak dan tiga motor, tim melaksanakan salat dhuhur berjamaah terlebih dahulu di masjid yang juga digunakan sebagai posko pengungsian. Setelah itu, tim berkoordinasi dengan Kepala Desa/Kades Abdul Rahman Parombean di lokasi bencana.

Abdul Rahman pun menyambut baik kedatangan Tim MRI Sulsesl, menurutnya bantuan yang diberikan untuk warganya sangat barguna bagi para pengungsi, yang saat ini mulai kekurangan stok logistik untuk beberapa hari ke depan.

”Paket bantuan dari ACT akan kami bagi untuk tiga titik pengungsian, yang saat ini berjumlah 98 KK atau 425 jiwa, termasuk pengungsi yang berada di posko pengungsian Dusun Roni yang secara geografis masuk dalam wilayah Kabupaten Tana Toraja,” ujarnya.

Abdul Rahman menjelaskan pada awalnya pengungsi berjumlah 116 KK, namun saat ini beberapa keluarga sudah mulai ada yang pindah dari pengungsian ke rumah-rumah kerabatnya di desa lain. ”Mungkin beberapa warga mulai jenuh,karena sudah 12 hari tinggal di pengungsian dalam kondisi serba darurat. Untuk pulang kembali ke rumah masing-masing kami tidak izinkan karena belum mendapat intruksi dari BPBD Enrekang,” tambahnya.

Longsor yang menimpa empat dusun pada Selasa (19/4), lalu sempat mengisolir warga karena jembatan penghubung rusak akibat tertimbun longsor. Selain itu setidaknya 50 hektar sawah dan 60 hektar perkebunan rusak akibat longsoran yang berasal dari Gunung Lempo.

Ulin Nuha, mengatakan bantuan yang dibawa saat ini adalah baru dukungan awal. Sekembalinya dari lokasi bencana. timnya akan mengolah data dari lokasi, untuk kemudian direalisasikan dalam bentuk bantuan jangka panjang. ”Data yang kami peroleh akan menjadi rujukan untuk program pemulihan selanjutnya,” pungkasnya.[]

Penulis: Diding Fachrudin
Editor: Muhajir Arif Rahmani

Ayo Berpartisipasi



0
812
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan