- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Gubernur Jakarta Kelak Harus Bisa Mendidik
TS
tukang.ngoprol
Gubernur Jakarta Kelak Harus Bisa Mendidik
RMOL . Pemimpin DKI Jakarta di masa mendatang diharapkan bisa mendidik warga Ibukota dengan sentuhan yang manusiawi.
"Peran paling utama seorang pemimpin adalah melakukan fungsi mendidik (pendidikan) kepada warganya, utamanya di ruang publik," kata pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing kepada redaksi, Minggu (1/5).
Menurutnya, seringkali orang yang terlalu fanatik mendukung seorang menjadi pemimpin, melakukan reduksi dari tidak beretika di ruang publik menjadi disebut sebagai perilaku keras dan tegas. Tujuannya jelas untuk mewajarkan perilaku beretiket tersebut.
"Ini harus bersama-sama kita "bongkar" pereduksian tersebut agar publik umum bisa jernih untuk menentukan sikap," ucapnya.
"Keras dan tegas, pada kondisi tertentu dibolehkan untuk melakukan perubahan, namun ada koridornya, yaitu sepanjang mengindahkan etika," lanjut Emron.
Untuk itu, lanjut dia, harus dipisahkan antara perilaku keras dengan perilaku yang tidak beretika dalam hubungan dengan manusia lain. Misalnya menggunakan kata seperti "maling, bajingan, kacau, suka menyalahkan pihak lain, dan mengucapkan empat huruf yang ada di toilet ketika live di stasiun TV".
Untuk itu, Emrus sarankan kepada siapapun yang tidak beretika di ruang publik segera menarik pernyataanya atau meminta maaf.
"Dengan demikian, kalau ada seseorang beretika berarti dia orang baik, sebaliknya, orang yang tidak beretika berarti dia adalah orang buruk. Pertanyaaan, pantaskah orang buruk menjadi pejabat publik? Silahkan direnungkan," kata Emrus.
sumber
Syarat yang terlalu berat buat horang suci lagi mensucikan yang berjuang demi cukong
"Peran paling utama seorang pemimpin adalah melakukan fungsi mendidik (pendidikan) kepada warganya, utamanya di ruang publik," kata pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing kepada redaksi, Minggu (1/5).
Menurutnya, seringkali orang yang terlalu fanatik mendukung seorang menjadi pemimpin, melakukan reduksi dari tidak beretika di ruang publik menjadi disebut sebagai perilaku keras dan tegas. Tujuannya jelas untuk mewajarkan perilaku beretiket tersebut.
"Ini harus bersama-sama kita "bongkar" pereduksian tersebut agar publik umum bisa jernih untuk menentukan sikap," ucapnya.
"Keras dan tegas, pada kondisi tertentu dibolehkan untuk melakukan perubahan, namun ada koridornya, yaitu sepanjang mengindahkan etika," lanjut Emron.
Untuk itu, lanjut dia, harus dipisahkan antara perilaku keras dengan perilaku yang tidak beretika dalam hubungan dengan manusia lain. Misalnya menggunakan kata seperti "maling, bajingan, kacau, suka menyalahkan pihak lain, dan mengucapkan empat huruf yang ada di toilet ketika live di stasiun TV".
Untuk itu, Emrus sarankan kepada siapapun yang tidak beretika di ruang publik segera menarik pernyataanya atau meminta maaf.
"Dengan demikian, kalau ada seseorang beretika berarti dia orang baik, sebaliknya, orang yang tidak beretika berarti dia adalah orang buruk. Pertanyaaan, pantaskah orang buruk menjadi pejabat publik? Silahkan direnungkan," kata Emrus.
sumber
Syarat yang terlalu berat buat horang suci lagi mensucikan yang berjuang demi cukong
0
1.3K
19
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan