Kaskus

News

BeritagarIDAvatar border
TS
BeritagarID
Chairil Anwar dan beda versi hari puisi nasional
Chairil Anwar dan beda versi hari puisi nasional
Pameran foto dan poster yang digelar di sela-sela acara diskusi "Mengenang Chairil Anwar" di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta (26 Juni 2008).
Kata kunci "Selamat Hari Puisi Nasional" masuk Tren Twitter Indonesia, Kamis (28/4/2016). Keriuhannya, bisa ditebak, pengguna Twitter banyak berbagi ucapan selamat dan mengirimkan larik-larik puisi.

Sejumlah akun berpengaruh juga turut hadir dalam keriuhan itu. Termasuk milik sejumlah jenama, sebutlah @RapplerID (media), dan @KompasGramedia (penerbit).
Puisi adalah rumah kata para penyair. Selamat Hari Puisi Nasional, Sahabat KG. Share yuk, bagi Sahabat KG yg pernah membuat puisi.
— KompasGramedia (@KompasGramedia) April 28, 2016 Selamat Hari Puisi Nasional!Siapa penyair Indonesia favorit kamu? #HariPuisi
— Rappler Indonesia (@RapplerID) April 28, 2016 Mengenang wafatnya Chairil Anwar, setiap tanggal 28 April diperingati sebagai Hari Puisi Nasional. #MIWF2016 [URL="https://S E N S O RDO8K7m4r5v"]pic.twitter.com/DO8K7m4r5v[/URL]
— MIWF (@makassarwriters) April 28, 2016
Media juga turut merespons keriuhan itu. Semisal artikel yang dimuat Okezone.com dan Merah Putih. Kedua artikel itu memuat penjelasan bahwa Hari Puisi Nasional merujuk pada peringatan hari wafat (haul) penyair, Chairil Anwar.

Chairil berpulang pada 28 April 1949, di Rumah Sakit CBZ (sekarang RS. Dr. Cipto Mangunkusumo). Di usia 27 tahun itu, Chairil berpulang karena serangan sejumlah penyakit --yang paling sering disebut TBC. Jenazahnya dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta Pusat.

Di sisi lain, arsip blog sutradara dan pemerhati sejarah, Iman Brotoseno (26 April 2008), sempat mengutip kolom di harian Kompas, yang ditulis sastrawan Jogja, Marwanto. Menurut Marwanto, penetapan 28 April sebagai Hari Puisi Nasional masih menjadi perdebatan.

Versi lain Hari Puisi Nasional

Resminya, Indonesia memang tak mengenal Hari Puisi Nasional. Paling tidak, perayaan macam itu tak tercantum dalam laman Sekretariat Kabinet, yang memuat daftar hari penting nasional di Indonesia.

Di sisi lain, penelusuran Beritagar.id menunjukkan sempat ada inisiasi peringatan Hari Puisi Nasional, yang diusung dalam Pertemuan Penyair Indonesia (PPI) I di Anjungan Idrus Tintin, Pekanbaru, Riau, (22 November 2012).

Dalam pertemuan itu, sebagaimana dikutip Antara News, ada 40 penyair yang terlibat. Termasuk di dalamnya Sutardji Calzoum Bachri, yang dilabeli gelar Presiden Penyair Indonesia. Ada pula nama-nama macam Acep Zamzam Noor (Bandung), Rahman Arge (Makassar), Micky Hidayat (Banjarmasin), Hanna Fransisca (Singkawang), Isbedy Stiawan ZS (Lampung), dan Suminto A Sayuti (Yogyakarta).

Pertemuan itu menetapkan Hari Puisi Nasional jatuh pada 26 Juli merujuk pada hari lahir Chairil. Berbeda dengan peringatan yang tampak riuh di linimasa hari ini (28/4).

Termuat dalam arsip JPNN (23 November 2012), Sutardji menjelaskan ihwal pemilihan hari lahir Chairil sebagai Hari Puisi Nasional. "Ketika orang teringat dengan hari lahirnya Chairil Anwar, maka orang juga akan ingat kalau tanggal itu adalah Hari Puisi Indonesia," kata dia. Pun menurut dia, nama Chairil sudah dikenal berbagai kalangan.

Adapun Chairil, lahir pada 26 Juli 1922 di Medan, Sumatera Utara. Merujuk catatan H.B Jasin (via Wikipedia ), semasa hidupnya Chairil menggubah 75 puisi, tujuh prosa, dan tiga koleksi puisi. Versi lain, yang ditulis Historia.id, ia menciptakan 70 puisi asli, empat puisi saduran, 10 puisi terjemahan, enam prosa asli, dan empat prosa terjemahan.

Chairil kerap dikenal dengan gaya hidup dan puisinya yang mewakili suara bohemian muda. Ia juga digelari sebagai pelopor angkatan 45. Istilah itu merupakan periodesasi sastra Indonedia, yang merujuk corak sastra yang lahir semasa pendudukan Jepang (1942) hingga awal kemerdekaan. Angkatan itu disebut lebih realis, ketimbang angkatan terdahulunya yang cenderung romantis dan idealis.

Karya Chairil yang paling populer berjudul Aku. Salah satu frasa Chairil dalam puisi itu telanjur melekat padanya sebagai julukan: "Binatang Jalang." Cerita tentang perjalanan hidup "Si Binatang Jalang" itu termuat pula dalam buku [URL="https://www.S E N S O R/book/show/1469483.Aku"]Aku: Berdasarkan Perjalanan Hidup Dan Karya Penyair Chairil Anwar[/URL](Sjuman Djaja).

Di luar beda versi Hari Puisi Nasional, haul Chairil tetap diperingati di media sosial. Netizen tetap riuh berbagi larik dan bait puisinya. Karyanya telah melampaui batas waktu hidupnya. Senada dengan lariknya: "aku ingin hidup seribu tahun lagi."
'aku mau hidup seribu tahun lagi,' katanya. tetapi umurnya hanya sampai pada angka 27 pada 28 april 1949. Hari ini adalah haul Chairil Anwar
— Mbah Nyutz™ (@eMbahNyutz) April 27, 2016 ...Tak perlu sedu sedan ituAku ini binatang jalangDari kumpulannya yg terbuang...(Aku, Chairil Anwar)
— Winda (@younglady104) April 28, 2016 Kami sama pejalan larutMenembus kabutHujan mengucur badanBerkakuan kapal-kapal di pelabuhan. - Chairil Anwar
— IG: puisipedia (@puisipedia) April 28, 2016 Cinta adalah bahaya yang lekas pudar. ~Chairil Anwar
— Hening (@82_dwinta) April 28, 2016 Ah!Hatiku yang tak mau memberiMampus kau dikoyak-koyak sepi-------Februari 1943Sia-Sia karya Chairil Anwar
— Malam Puisi SMR (@malampuisismr_) April 28, 2016

Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...puisi-nasional

---

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.7K
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan