- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Reformasi Arab Saudi: Mencoba Beralih dari Minyak


TS
aghilfath
Reformasi Arab Saudi: Mencoba Beralih dari Minyak
Spoiler for Reformasi Arab Saudi: Mencoba Beralih dari Minyak:

Kabinet Arab Saudi meloloskan reformasi ekonomi menyeluruh yang bertujuan mengalihkan negara itu dari ketergantungan pada pendapatan dari minyak.
Hampir 80% pemasukan Arab Saudi berasal dari minyak, tetapi dalam setahun belakangan negara itu menghadapi anjloknya harga minyak dunia.
Salah satu bagian rencana berbentuk penjualan saham perusahaan minyak raksasa pemerintah, Aramco, untuk menciptakan sovereign wealth fund .
Saat mengumumkan reformasi tersebut, Wakil Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman menggambarkan negaranya 'kecanduan minyak'.
Rencana Visi 2030, seperti dikatakannya kepada saluran berita milik Saudi Al-Arabiya, akan memastikan 'kita dapat hidup tanpa minyak pada tahun 2020'.
Pangeran Mohammed bin Salman mengatakan saham sebesar kurang dari 5% milik Aramco -perusahaan bernilai US$2,5 triliiun- akan dijual.
Sebagian dari hasil penjualan akan dimasukkan ke dalam dana kekayaan berdaulat senilai US$2 triliiun atau Rp26.000 triliun.
Dia juga mengatakan dalam wawancara tersebut bahwa sistem visa baru akan memungkinkan para warga asing Muslim dan Arab untuk bekerja dalam jangka yang panjang di negara itu.
Selain itu Saudi akan melakukan diversifikasi ekonomi, termasuk penanaman modal pada pertambangan mineral dan perluasan produksi militer.
Spoiler for Strategi Arab Saudi bangun ekonomi usai ambruk dihantam harga minyak:
Strategi Arab Saudi bangun ekonomi usai ambruk dihantam harga minyak

Perekonomian Arab Saudi tengah ambruk karena rendahnya harga minyak dunia sejak pertengahan 2014 silam. Harga minyak dunia sendiri turun dari puncaknya di atas USD 100 per barel hingga jadi USD 40 per barel saat ini.
Negara-negara penghasil minyak pun ikut kena imbas dari anjloknya harga minyak dunia. Arab Saudi pun tak tanggung-tanggung. Kerajaan Saudi langsung menambah utang akibat penurunan pendapatan negaranya sebesar USD 98 miliar. Memang, Arab Saudi selama ini mengandalkan minyak sebagai pendapatan utama untuk membiayai pembangunan negara tersebut.
Berbagai langkah dilakukan Arab Saudi untuk memperbaiki perekonomiannya. Salah satunya mengandalkan utang. Arab Saudi melakukan pinjaman luar negeri yang besar. Bahkan, pemerintah bakal meminjam USD 10 miliar dari JPMorgan Chase (JPM) dan HSBC (HSBC). Selain itu, untuk pertama kalinya dalam delapan tahun terakhir, Arab Saudi juga menjual surat utangnya untuk mendapatkan pendanaan sebesar USD 4 miliar.
Langkah lainnya, Kerajaan Arab Saudi juga berencana untuk menarik pajak penghasilan para warganya. Akan tetapi, usulan ini menjadi isu terakhir dalam meningkatkan perekonomian negara Petro Dolar.
Akhirnya, Kerajaan Arab Saudi tak jadi memperkenalkan penarikan pajak penghasilan dalam waktu dekat. Kerajaan mengatakan penarikan pajak penghasilan bukan merupakan strategi dalam memecahkan ketergantungan ekonomi terhadap minyak.
Selain itu, Kerajaan Arab Saudi juga mempunyai cara-cara dalam memperbaiki ekonominya. Berikut rangkuman seperti dilansir CNNmoney.com:

1. Dana kemakmuran Arab Saudi
Kerajaan Arab Saudi berencana untuk membentuk Sovereign Wealth Fund (SWF) terbesar di dunia. SWF merupakan dana investasi khusus yang dibuat oleh pemerintah untuk memegang atau menguasai aset-aset asing untuk tujuan jangka panjang. Hal ini untuk untuk menciptakan arus pendapatan baru.
Arab Saudi berencana mengeluarkan dana USD 1,9 triliun pada 2030. Dana ini diklaim menjadi dana terbesar di dunia, mengalahkan dana kemakmuran Norwegia.
2. Privatisasi BUMN
Kerajaan Arab Saudi berencana menjual saham BUMN, Saudi Aramco ke publik dan ingin mengubah perusahaan menjadi 'konglomerat industri global'.
Dia ingin sektor swasta untuk memperhitungkan hampir dua pertiga dari ekonomi pada tahun 2030, naik dari 40 persen dari saat ini. Arab Saudi juga berharap untuk menarik lebih banyak investasi asing.

3. Bangun industri baru
Kerajaan Arab Saudi harus membangun industri baru selain minyak. Negara ini bisa mengembangkan industri manufaktur, teknologi, pariwisata dan pertambangan lokal.
Dari industri baru ini, Arab Saudi diperkirakan bakal meraup pendapatan mencapai USD 266 miliar pada tahun 2030 dari USD 43 miliar tahun ini.

4. Memberi pekerjaan lebih kepada warganya
Arab Saudi berencana mengurangi pengangguran hingga 7 persen dari 11,6 persen. Selain itu, pemerintah juga bakal memberikan banyak lowongan pekerjaan kepada para perempuan. Saat ini, angkatan kerja perempuan hanya sebesar 22 persen.
Sektor ritel telah diidentifikasi sebagai salah satu pendorong pertumbuhan kerja di masa depan. Pemerintah berharap untuk membuat 1 juta pekerjaan tambahan di ritel dalam empat tahun ke depan.

5. Pariwisata
Arab Saudi dikenal sebagai negara impian umat muslim di seluruh dunia. Untuk itu, pariwisata keagamaan menjadi daya tarik sendiri.
Kerajaan Arab Saudi berencana meningkatkan jumlah jamaah setiap tahunnya dari 8 juta menjadi 30 juta pada 2030. Hal ini untuk meningkatkan pendapatan negaranya dari pariwisata.
Spoiler for sumur:
http://m.detik.com/news/bbc-world/31...ih-dari-minyak& http://m.merdeka.com/uang/strategi-a...ga-minyak.html
Reformasi, bakal banyak pangeran yg dipulangkan dan disuruh gembala onta meninggalkan hidup hedon diluar negeri

Diubah oleh aghilfath 27-04-2016 20:44




anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
3.1K
Kutip
21
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan