- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
tersangka “Reklamasi” babak belur dihajar warga


TS
hebatpart2
tersangka “Reklamasi” babak belur dihajar warga
Quote:
USIA Ida baru 16 tahun, masih ijo banget. Tapi berkat “reklamasi” yang dilakukan oleh Samsul, 36, lelaki tetangganya, dia jadi cepat dewasa dan laik ranjang. Setelah berulangkali digauli, orangtua Ida mengetahui. Sementara Samsul dilaporkan polisi, warga yang emosi menghajar Samsul sampai babak belur.
Reklamasi bukan monopoli pantai di Teluk Jakarta. Ternyata gadis pun juga bisa “direklamasi” sesuai keinginan si lelaki selaku pengembang asmara. Bedanya adalah, reklamasi pantai untuk menambah luas daratan, “reklamasi” gadis bisa bikin lelaki lupa daratan. Bagaimana tidak, gadis yang tadinya masih imut-imut, setelah sering dicolek dan diraba menjadi cepat dewasa. Akibatnya lelaki tetangga selaku pengembang asmara, bisa lupa anak dan bini di rumah.
Lelaki pengembang asmara yang lupa daratan itu adalah Samsul, warga Medan Amplas, Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut). Meski sudah punya anak bini, dia masih naksir juga gadis tetangga yang masih ABG. Wajah Ida memang masih mbocahi, tapi menunjukkan bakat-bakat kecantikan. “Iki kalau bisa “direklamasi” dalam waktu cepat, asyik juga buat sarapan kedua…..” kata Samsul mulai ngeres.
Karena tetangga dekat, antara Samsul dengan Ida lumayan akrab. Ini modal awal buat “reklamasi” yang bebas kontribusi 15 persen itu. Mulailah lelaki ini mendekati Ida secara pelan. Ternyata tak ada penolakan. Ketika tubuhnya mulai dicolek-colek dan diraba-raba, ternyata gadis ABG itu juga diam saja. Maka Samsul bisa menyimpulkan bahwa reklamasi bisa dilanjutkan tanpa moratorium Kementrian Kelautan dan Perikanan.
Demikianlah, asal ada kesempatan Samsul selaku “mereklamasi” Ida, tanpa keburu nafsu untuk menggarapnya. Enam bulan kemudian, ternyata ABG yang tadinya masih imut-imut itu kini bodinya sudah mulai amit-amit. Pendek kata penampilan Ida sudah demikian menggamit rasa merangsang pandang.
Sekali waktu Ida diajak jalan-jalan ke kawasan Medan Tuntungan. Di tempat peristirahatan, untuk kali pertama Samsul menggauli Ida dan ternyata pelajar SMK kelas I itu pasrah saja. Sejak itu Samsul jadi ketagihan, dan karena Ida sudah kadung jatuh cinta pada lelaki tetangganya tersebut, dia sampai berprinsip: untukmu kuserahkan segalanya. Persis seperti judul film Indonesia tahun 1984 produk Gramedia Film.
Lantaran Ida keburu matang sebelum waktunya, penampilannya pun lama-lama sudah seperti bukan gadis lagi. Orangtuanya pun curiga, lalu menanyakan gerangan apa yang terjadi. Ternyata dia mengaku bahwa sudah berulangkali digauli oleh Samsul lelaki tetangganya itu. “Biar sudah beristri, aku cinta padanya kok mak!” kata Ida.
Cinta, cinta, gombal semuanya itu. Orangtua Ida tak mau putrinya dirusak dan dihancurkan masa depannya. Ibu Ida segera melapor ke Polresta Medan. Warga yang mendengar kelakuan Samsul jadi emosi. Sebelum polisi menangkapnya, mereka sudah lebih dulu menghajarnya sampai babak belur. Ketika polisi datang untuk mencokoknya, Samsul sudah tak sempat kabur atau bersembunyi, karena tubuh dan wajahnya sudah simpang siur akibat penganiayaan itu. Polisi pun buru-buru melarikannya ke rumah sakit.
Hati-hati, kalau sampai mati bisa disangka polisi yang menganiayanya, loh. (JPNN/Gunarso TS)http://poskotanews.com/2016/04/26/re...dijahar-warga/
Reklamasi bukan monopoli pantai di Teluk Jakarta. Ternyata gadis pun juga bisa “direklamasi” sesuai keinginan si lelaki selaku pengembang asmara. Bedanya adalah, reklamasi pantai untuk menambah luas daratan, “reklamasi” gadis bisa bikin lelaki lupa daratan. Bagaimana tidak, gadis yang tadinya masih imut-imut, setelah sering dicolek dan diraba menjadi cepat dewasa. Akibatnya lelaki tetangga selaku pengembang asmara, bisa lupa anak dan bini di rumah.
Lelaki pengembang asmara yang lupa daratan itu adalah Samsul, warga Medan Amplas, Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut). Meski sudah punya anak bini, dia masih naksir juga gadis tetangga yang masih ABG. Wajah Ida memang masih mbocahi, tapi menunjukkan bakat-bakat kecantikan. “Iki kalau bisa “direklamasi” dalam waktu cepat, asyik juga buat sarapan kedua…..” kata Samsul mulai ngeres.
Karena tetangga dekat, antara Samsul dengan Ida lumayan akrab. Ini modal awal buat “reklamasi” yang bebas kontribusi 15 persen itu. Mulailah lelaki ini mendekati Ida secara pelan. Ternyata tak ada penolakan. Ketika tubuhnya mulai dicolek-colek dan diraba-raba, ternyata gadis ABG itu juga diam saja. Maka Samsul bisa menyimpulkan bahwa reklamasi bisa dilanjutkan tanpa moratorium Kementrian Kelautan dan Perikanan.
Demikianlah, asal ada kesempatan Samsul selaku “mereklamasi” Ida, tanpa keburu nafsu untuk menggarapnya. Enam bulan kemudian, ternyata ABG yang tadinya masih imut-imut itu kini bodinya sudah mulai amit-amit. Pendek kata penampilan Ida sudah demikian menggamit rasa merangsang pandang.
Sekali waktu Ida diajak jalan-jalan ke kawasan Medan Tuntungan. Di tempat peristirahatan, untuk kali pertama Samsul menggauli Ida dan ternyata pelajar SMK kelas I itu pasrah saja. Sejak itu Samsul jadi ketagihan, dan karena Ida sudah kadung jatuh cinta pada lelaki tetangganya tersebut, dia sampai berprinsip: untukmu kuserahkan segalanya. Persis seperti judul film Indonesia tahun 1984 produk Gramedia Film.
Lantaran Ida keburu matang sebelum waktunya, penampilannya pun lama-lama sudah seperti bukan gadis lagi. Orangtuanya pun curiga, lalu menanyakan gerangan apa yang terjadi. Ternyata dia mengaku bahwa sudah berulangkali digauli oleh Samsul lelaki tetangganya itu. “Biar sudah beristri, aku cinta padanya kok mak!” kata Ida.
Cinta, cinta, gombal semuanya itu. Orangtua Ida tak mau putrinya dirusak dan dihancurkan masa depannya. Ibu Ida segera melapor ke Polresta Medan. Warga yang mendengar kelakuan Samsul jadi emosi. Sebelum polisi menangkapnya, mereka sudah lebih dulu menghajarnya sampai babak belur. Ketika polisi datang untuk mencokoknya, Samsul sudah tak sempat kabur atau bersembunyi, karena tubuh dan wajahnya sudah simpang siur akibat penganiayaan itu. Polisi pun buru-buru melarikannya ke rumah sakit.
Hati-hati, kalau sampai mati bisa disangka polisi yang menganiayanya, loh. (JPNN/Gunarso TS)http://poskotanews.com/2016/04/26/re...dijahar-warga/
hukum rimba buat penjahat reklamasi

0
2K
Kutip
16
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan