- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Banjir Jatiasih, Tinggal Tersisa Pilu Berbalut Lumpur Tebal


TS
act.id
Banjir Jatiasih, Tinggal Tersisa Pilu Berbalut Lumpur Tebal

BEKASI - Terjangan banjir di Jatiasih, Bekasi beberapa hari kemarin adalah sebuah tragedi. Air bah datang begitu cepat, tak ada hujan tak ada angin, tiba-tiba air Sungai Cikeas atau yang acapkali dikenal warga sebagai Kali Bekasi pun meluap hebat. Tanggul yang sudah dibangun dengan harga miliaran Rupiah tetap tak mampu menahan debit air. Akhirnya, Sejak Kamis pagi (21/4) luapan Kali Bekasi merendam beberapa titik di sepanjang bantarannya.
Satu lokasi terparah diterjang limpahan debit air Kali Bekasi adalah perumahan Pondok Gede Permai, Kecamatan Jati Asih, Kota Bekasi. Dua kali derasnya banjir merendam hebat kawasan ini. Kejadian pertama, air bah datang begitu cepat ketika sebagian besar warga perumahan Pondok Gede Permai sedang sibuk dengan aktivitas pagi hari. Tiba-tiba sekitar pukul 09.00 pagi, gemuruh air dari Kali Bekasi meluber tanpa ampun. Hingga sejam kemudian, luapan debit Kali Bekasi sampai menembus ketinggian 4 meter! Hanya beberapa sentimeter lagi sampai menenggelamkan genting rumah.
Menjelang malam hari, kesaksian warga mengatakan air bah sempat surut sampai kering seutuhnya. Namun karena debit air dari hulu Kali Bekasi masih tinggi, limpahan air datang kembali sekitar pukul 23.00, Kamis (21/4) malam. Menjelang dinihari, terjangan banjir kedua tak ayal menghantam kembali. Ketinggian airnya tak berbeda dengan terjangan pertama, hampir menyentuh genting rumah.
Selepas Salat Jumat (22/4 kemarin, Debit Kali Bekasi perlahan surut. Genangan banjir di Pondok Gede Permai tinggal se-dengkul orang dewasa. Intensitas hujan yang tak lagi deras di Bogor mulai meredakan amukan Kali Bekasi. Namun, surutnya air banjir tak seketika melenyapkan kepiluan ribuan warga di kawasan ini.
Kami merasakan betul suasana pilu dengan tatapan yang kosong dari banyak pasang mata warga pemukiman ini. Sambil membersihkan lumpur yang tebalnya minta ampun dari dalam rumah, sudut mata mereka tak bisa berbohong, seakan ingin menyampaikan satu pesan bahwa mereka betul-betul tak siap dan tak menyangka dengan dampak bencana sampai separah ini.
Seperti yang diceritakan oleh Atril, bapak berusia sekitar 40 tahun yang sedang duduk di depan pintu rumah bersama istri dan satu anak perempuannya. Laki-laki ini termenung kosong memandangi genangan air pekat penuh lumpur. “Air banjir naik cepat sekali, tiba-tiba sudah sampai setinggi genting. Kami tidak sempat selamatkan barang-barang di dapur, modal untuk membuat kue ludes semua” ungkapnya. Sehari-hari, Atril dan istrinya membuat macam-macam kue pesanan.
Sementara itu, hanya beberapa langkah di depan rumah Atril, sebuah bengkel motor tampak hancur tak karuan. Jika biasanya bengkel identik dengan limpahan oli hitam yang berkerak, namun apa yang terlihat pasca terjangan banjir ini jelas berbeda. Bukan kerak oli yang terlihat, tetapi lumpur tebal hampir setinggi satu jengkal memenuhi semua sudut bengkel. Bisa dipastikan semua perkakas bengkel itu pun hanyut terbawa banjir.
Jika ingin beranalogi, sebuah “tsunami” kecil memang baru saja terjadi di Jatiasih, Bekasi. Limpahan Kali Bekasi yang berada tepat persis di sebelah pintu masuk perumahan Pondok Gede Permai jadi biang kesedihan warga. Siapa yang sanggup membayangkan terjangan banjir lebih dari 3 meter terjadi sangat cepat tanpa ada peringatan sama sekali?
Sampai dengan hari ini, Kepala BPBD Kota Bekasi, Heri Ismiradi mencatat sedikitnya ada 500 KK atau kurang lebih 9000 jiwa korban banjir di perumahan Pondok Gede Permai, Kecamatan Jatiasih Bekasi.
Walau banjir di Jatiasih perlahan mulai surut, bukan berarti kesedihan mereka lenyap begitu saja. Kini, dahsyatnya banjir di Jatiasih tinggal menyisakan pilu yang berbalut lumpur tebal.[]
Penulis:Shulhan Syamsur Rijal
Ayo Berpartisipasi
0
3.1K
29


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan