KRIMINALITAS.COM, Medan – Dengan raut kalut, M Suwandi Siregar (37) warga Desa Rukun Jaya, Mandailing Natal mendatangi kantor KPAID Sumut, Rabu (20/4). Disana Suwandi mengaku kesal dan tak terima karena 3 putrinya berinisial MS (12), ML (11) dan FD (9) dicabuli Rahmin Widianto di kebun cabe.
Perbuatan Rahmin berawal saat ia datang ke rumah Suwandi pada Minggu (7/2) lalu. Kebetulan saat itu ML mengeluh sakit gigi. Dengan alasan membeli obat pelaku membawa ML. Tapi bukan ke apotek melainkan ke kebun cabe. Di situlah ML dirudapaksa.
Setelah puas pelaku mengancam agar ML jangan menceritakannya kepada orang lain. Karena ketagihan, pada Minggu (28/2) pelaku kembali mendatangi rumah Suwandi. Saat mencari ML, Rahmin malah didatangi FD yang mengaku sakit di kakinya.
Kesempatan itu tak disiakan oleh pelaku untuk mengajak FD mencari obat. Sayang, FD mengalami hal serupa dengan kakaknya, ML. FD dirudapaksa di kebun cabe dan diancam.
Selanjutnya pada Jumat (4/3) pelaku mendatangi rumah Suwandi lagi. Saat itu ia mendapati MS sedang berada di rumah. Dengan alasan mencari obat, Rahmin mengajak MS ke kebun cabe lagi. Lengkap sudah tiga kakak beradik itu dirudapaksa oleh Rahmin yang hanya bermodalkan mencari obat.
Tadinya tiga kakak beradik itu tak berani menceritakan perbuatan bejat Rahmin. Tapi karena takut terulang lagi, alhasil korban menceritakan pada ibunya, JS (37). Singkat cerita Rahmin dipukuli dan diserahkan ke Polsek Natal.
“Kita berharap kasus ini menjadi atensi. Dan untuk kasus ini kita sudah menyurati Polsek Natal dengan tembusan KPAID Pusat, Gubernur Sumut, Kepala Biro PP, Anak dan KB, Kapolda Sumut, Kasubdit Renakta dan Kepala Badan PP dan KB Mandailing Natal,” ujar Ketua KPAID Sumut, Zahrin Piliang.
(Dian)