Kaskus

News

solit4ireAvatar border
TS
solit4ire
AHOK: Pulau Reklamasi Justru Selamatkan Jakarta-Utara Tenggelam Ditahun 2030
Jakarta Bisa Tenggelam Lebih Cepat Dari Perkiraan di 2050
Senin, 06/10/2014 14:11 WIB

AHOK: Pulau Reklamasi Justru Selamatkan Jakarta-Utara Tenggelam Ditahun 2030

Jakarta -Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memperkirakan bila tak ada proyek giant sea wall atau tanggul laut 'Garuda Raksasa' sebagian wilayah DKI Jakarta akan tenggelam karena penurunan permukaan tanah. Berdasarkan perkiraan, Jakarta akan tenggelam pada 2050 atau bahkan bisa lebih cepat dari estimasi.

"Di Jakarta sekarang sudah 10-12 cm per tahun turunnya (permukaan tanah). 15 tahun ke depan ini artinya nggak lama lagi (Jakarta akan tenggelam). Hitung-hitungnya dengan kondisi sekarang tidak ada satupun sungai di Jakarta bisa mengalir karena turun 5-7 meter," ungkap Direktur Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono saat ditemui di Kantor PU, Kebayoran Baru, Jakarta, pada acar Hari Habitat, Senin (6/10/2014).

Turunnya permukaan tanah di wilayah DKI Jakarta karena kegiatan penyedotan air tanah yang cukup besar. "Itu kenapa? karena pengambilan air yang berlebihan karena tidak ada pasokan air yang cukup," imbuhnya.

Oleh karena itu dengan adanya proyek Tanggul Raksasa atau Giant Sea Wall alias Tanggul 'Garuda Raksasa', maka bisa menekan risiko tenggelamnya Jakarta sebelum 2050. Rencananya akan dibangun sebuah tanggul besar hasil reklamasi laut di pesisir utara Jakarta lengkap dengan pompa raksasa penyedot air ke laut.

"Sehingga dengan NCICD ini salah satunya untuk menyiapkan juga air baku sekarang baru Jatiluhur saja. Lalu nanti dari sungai nanti ditampung. Makanya kita pakai pompa, di Korea pakai gravitasi yang ngalir sendiri. Penyediaan pompa besar sekali tetapi detilnya belum. Habis ini kita lakukan detil desain lalu kita selesaikan tahap A," jelasnya.

Tahap A dalam rancangan pembangunan proyek tanggul laut Raksasa di Jakarta, yaitu penguatan/peninggian tanggul dan pemasangan stasiun pompa. Total investasinya mencapai US$ 1,9 miliar.

Berdasarkan dokumen masterplan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD)/Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN), wilayah DKI Jakarta khususnya Jakarta Utara telah mengalami penurunan muka tanah pada laju yang mengejutkan, rata-rata 7,5 cm per tahun.

Di beberapa tempat laju penurunan muka tanah ini dapat mencapai hingga 17 cm per tahun, hingga berada di bawah permukaan air laut.

Jika ini terus dibiarkan maka pada tahun 2050 sebagian wilayah Jakarta khususnya Jakarta Utara bakal tenggelam. Berdasarkan dokumen tersebut disebutkan tinggi permukaan laut akan mencapai 5 meter di atas permukaan jalan Jakarta pada 35 tahun mendatang.
http://finance.detik.com/read/2014/1...kiraan-di-2050


Pakar Oceanografi IPB Ini Sebut Jakarta Akan Tenggelam
Sabtu, 14 November 2015 18:46 WIB

AHOK: Pulau Reklamasi Justru Selamatkan Jakarta-Utara Tenggelam Ditahun 2030
Grafik penurunan daratan pesisir Jakarta, oleh Pakar Oceanografi dari Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan IPB Alan F. Koropitan.

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Pakar Institut Pertanian Bogor (IPB) menilai kemungkinan beberapa tahun lagi Jakarta akan benar-benar tenggelam. Ini ditandai dengan daratan di pesisir Jakarta yang mengalami penurunan.

Pakar Oceanografi dari Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan IPB Alan F. Koropitan, mencatat ada dua daerah yang penurunan muka tanahnya sangat parah.

"Setiap tahunnya terjadi penurunan sebanyak 25 centimeter, itu ketahuan dari tahun 2011 lalu," kata Alan kepada TribunnewsBogor.com, Sabtu (14/11/2015) di Bogor.

Tak hanya dua wilayah itu saja, ada beberapa daerah yang juga mengalami penurunan."Tapi penurunannya hanya dua senti meter per tahun," ujarnya.

Kebebasan penggunaan air tanah di Jakarta dan rusaknya daerah resapan air di wilayah Puncak, Bogor, membuat permukaan tak lagi stabil.
Penurunan ini, dikarenakan tidak adanya peraturan khusus yang mengatur tentang penggunaan air tanah.

Masyarakat dibebaskan membuat sumur, mengebor, tanpa mengetahui dampak panjang. "Bagus kalau lubang itu terisi, kalau kosong. Itu yang terjadi saat ini. Sebab, daerah resapan air di Kawasan Puncak, sudah tidak ada lagi," kata Alan.

Persoalan ini, rupanya belum sepenuhnya menjadi perhatian oleh pemerintah. "Pemerintah, membiarkan proses reklamasi di pesisir Jakarta," ujarnya. Reklamasi pulau yang dilakukan Pemerintah Indonesia, akan membuat bencana banjir di Jakarta, menjadi semakin parah.

Fenomena turunnya muka daratan di pesisir Jakarta, tidak sebanding dengan proyek reklamasi pulau. "Ini kan reklamasi daratan akan keras, daratan ini turun, air yang menuju ke laut akan jadi tersumbat," katanya.

Padahal, menurut Alan, 13 sungai yang ada di Jakarta berhulu di lokasi reklamasi. "Semua aliran air, limbah, hulunya di sini, jadi bisa dibayangkan kalau air ini tidak mengalir bebas ke laut," kata Alan. Tidak menutup kemungkinan, beberapa tahun lagi, kata Alan, Jakarta akan benar-benar tenggelam. "Bisa saja begitu, ini kan tidak ada reklamasi saja banjirnya sudah parah," ujarnya.
http://www.tribunnews.com/regional/2...akan-tenggelam


AHOK: Pulau Reklamasi Justru Selamatkan Jakarta-Utara Tenggelam Ditahun 2030
AHOK: Pulau Reklamasi Justru Selamatkan Jakarta-Utara Tenggelam Ditahun 2030

Walhi: Tahun 2030 Jakarta Utara Tenggelam
Penurunan tanah Jakarta 18-26 cm per tahun. Makin tinggi di Jakarta Utara.
Sabtu, 18 September 2010 | 10:33 WIB

VIVAnews - Ibukota Jakarta diprediksi tenggelam pada 2030. Perkiraan ini bisa terjadi apabila Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak segera mengantisipasi. Pasalnya saat ini hampir 50 persen wilayah Jakarta rawan amblas.

Menurut Direktur Ketua Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) DKI, Ubaidillah, berdasarkan penelitian yang dilakukan ITB Bandung, terbukti dari laju penurunan tanah Jakarta yang meningkat drastis dari 0,8 cm per tahun pada kurun 1982 - 1992 menjadi 18-26 cm per tahun pada 2008, terutama di daerah Jakarta Utara.

Menurut dia, kondisi alam di ibukota telah mencapai titik kronis, penyebab utamanya lantaran minimnya daerah resapan. Dari data yang dimiliki Wahli, setiap tahunnya Jakarta defisit air tanah sebanyak 66,6 juta meter kubik setiap tahunnya.
Dari air hujan sebanyak 2 miliar meter kubik setiap tahunnya mengguyur Jakarta yang terserap hanya 36 persen, sedangkan sisanya terbuang ke selokan dan sungai. “Ini harus segera diantisipasi jika tidak ingin kota Jakarta ambruk total,” katanya saat dihubungi VIVAnews.com, Sabtu 18 September 2010.

Ia mengungkapkan, berdasarkan pantauan Walhi beberapa wilayah yang terancam ambrol di antaranya Jalan RE Martadinata, Tanjung Priok, Pademangan, Ancol, Kp. Bandan, Jalan Lodan, dan Pasar Ikan Penjaringan di Jakarta Utara. Di Jakarta Pusat: Jalan Pangeran Jayakarta, Sawah Besar, dan sepanjang jalan protokol Jenderal Sudirman-MH Thamrin. Jakarta Timur: Kawasan Industri Pulogadung dan Jalan Raya Bogor. Di Jakarta Barat: Jalan Daan Mogot, Cengkareng, dan Kamal Muara.

Sedangkan di Jakarta Selatan, kondisi tanah masih relatif terjaga. Namun tidak terututup kemungkinan 2-3 tahun ke depan akan rawan amblas, mengingat tingginya tingkat penduduk dan terus bertambahnya pemukiman.

Ubaidillah menjelaskan, penggunaan air tanah yang berlebih dan berdampak buruk pada kondisi tanah, yang harus diperhatikan pemerintah lagi ialah proyek-proyek bangunan yang pendiriannya tidak mempertimbangkan keseimbangan ekologis. Bangunan itu, misalnya pusat-pusat perbelanjaan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI, Ery Basworo, mengatakan daerah rawan amblas kebanyakan terdapat pada jalan yang langsung bersinggungan dengan sungai. Namun, kata Ery, kondisi jalan akan tetap aman jika penurapan untuk membendung abrasi dilakukan secara baik.

Terkait kondisi jalan ibukota, Ery mengaku akan melakukan koordinasi dengan Sudin PU di setiap wilayah untuk melakukan inspeksi terhadap jalan yang ada. Mengingat banyak jalan DKI yang bersinggungan dengan sungai utama yang penurapannya merupakan tanggung jawab pemerintah pusat.

Sebelumnya, Gubernur DKI, Fauzi Bowo, meminta Kementerian Pekerjaan Umum, untuk melakukan investigasi secara menyeluruh terhadap amblasnya jalan tersebut. Investigasi ini, kata Foke, meliputi konstruksi dan kekuatan lapisan tanah di bawah jalan yang menjadi pondasinya.

“Investigasi jangan hanya dilakukan pada jalan yang ambrol sepajang 7 meter tapi harus secara keseluruhan pajang jalan ini yang mencapai 103 meter,” katanya.
http://metro.news.viva.co.id/news/read/178144

AHOK: Pulau Reklamasi Justru Selamatkan Jakarta-Utara Tenggelam Ditahun 2030


Ahok : Reklamasi Tidak Jadi, 10 Tahun Nanti Jakarta Tenggelam
Minggu, 25 Oktober 2015 — 7:43 WIB

AHOK: Pulau Reklamasi Justru Selamatkan Jakarta-Utara Tenggelam Ditahun 2030

JAKARTA (Pos Kota) – Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terus mendorong proyek reklamasi pantai di ujung utara Jakarta. Ia menilai, jika hal tersebut tidak dilaksanakan, maka wilayah Jakarta Utara akan tenggelam.

“Kalau kamu 10 tahun nggak mau terusin reklamasi, Jakarta akan tenggelam. Sudah dibikin filmnya sama orang Belanda, 10 tahun akan tenggelam termasuk rumah saya di Pantai Mutiara, Jakarta Utara,” ujarnya, kemarin.

Kata Ahok, tak sebatas kawasan Utara Jakarta saja yang akan tenggelam, Monas yang berada di Jakarta Pusat pun menurut Ahok terancam terkena dampaknya. “40% bisa sampai Monas. Karena kan global warming,” kata Ahok.

Menurutnya, tak hanya Jakarta, sejumlah kota lainnya di dunia akan mendapatkan dampak yang sama. Es yang mencair di kutub utara dan selatan sebagai penyebab kota-kota yang berada di kawasan delta atau endapan di muara sungai yang terletak di lautan terbuka akan tenggelam.

“Bagaimana cara mengatasinya? Salah satunya adalah membangun tanggul laut dan reklamasi,” katanya.

Sebagaimana diketahui, di era Ahok menjabat sebagai kepala daerah di Jakarta, izin pelaksanaan reklamasi Pulau G yang dikerjakan oleh PT Muara Wisesa Samudra‎, anak perusahaan dari Agung Podomoro Land Tbk keluar. Izin tersebut dituangkan dalam SK Gubernur Provinsi DKI No. 2238 Tahun 2014 tertanggal 23 Desember 2014.

Dengan demikian, maka PT Agung Podomoro Land Tbk melalui anak perusahaannya dapat melaksanakan reklamasi Pulau G yang disebut dengan Pluit City. Dan hingga saat ini, izin pelaksanaan reklamasi ini masih mendapat pertentangan dari warga setempat, aktivis lingkungan bahkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan
http://poskotanews.com/2015/10/25/ah...rta-tenggelam/


Ahok: dari Dulu Banyak yang Ngomong Jakarta Akan Tenggelam
17 Nov 2015 at 11:05 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Banyak pengamat yang menilai kondisi Jakarta sudah sangat mengkhawatirkan. Ada juga yang memprediksi Jakarta akan tenggelam. Apalagi di saat musim hujan, ketinggian tanah lebih rendah dibanding laut.

Menanggapi hal ini, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan Jakarta memang akan tenggelam bila tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, segala upaya terus dilakukan.

"Memang dari dulu sudah ngomong tenggelam. Ya berdoalah supaya tidak tenggelam. Supaya membuktikan omongan itu salah. Kecuali ada sabotase," kata Ahok di Balai Kota, Selasa (17/11/2015).

Meski begitu, mantan Bupati Belitung Timur itu yakin Jakarta bisa diselamatkan. Keyakinan itu muncul karena berbagai waduk, sungai, serta saluran air sudah dibenahi.

"Sekarang logikanya mana mungkin tenggelam. Jalur tengah sudah begitu baik. Pompa semua waduk sudah siap. Waduk Pluit dan Pasar Ikan. Ciliwung potongan sudah siap. Anda kirim ke Ciliwung berapa air pun enggak masalah. Kalau lagi pasang, paling 6 jam. Pasang pun selama dam (waduk) enggak jebol," kata dia.

Namun, Ahok belum bisa menjamin jalur timur dan barat sudah siap menghadapi banjir karena masih perlu banyak pembenahan.

"Gimana mau bilang tenggelam? Tahun lalu juga enggak ada Istana tenggelam kalau PLN enggak matiin lampu," ujar Ahok
http://news.liputan6.com/read/236766...akan-tenggelam


Tembok Laut 'Garuda Raksasa' Dibuat Agar Jakarta Tak Tenggelam di 2050
Kamis, 18/09/2014 10:36 WIB

AHOK: Pulau Reklamasi Justru Selamatkan Jakarta-Utara Tenggelam Ditahun 2030
AHOK: Pulau Reklamasi Justru Selamatkan Jakarta-Utara Tenggelam Ditahun 2030

Tembok Laut Garuda Raksasa Dibuat Agar Jakarta Tak Tenggelam di 2050
Jakarta -Wilayah DKI Jakarta khususnya Jakarta Utara telah mengalami penurunan muka tanah pada laju yang mengejutkan, rata-rata 7,5 cm per tahun. Di beberapa tempat laju penurunan muka tanah ini dapat mencapai hingga 17 cm per tahun, hingga berada di bawah permukaan air laut.

Demikian disebutkan dokumen masterplan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD)/Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) yang dikutip, Kamis (18/9/2014).

Jika ini terus dibiarkan maka pada tahun 2050 sebagian wilayah Jakarta khususnya Jakarta Utara bakal tenggelam. Berdasarkan dokumen tersebut disebutkan tinggi permukaan laut akan mencapai 5 meter di atas permukaan jalan Jakarta pada 35 tahun mendatang.

"Akibat penurunan muka tanah yang parah, muka air laut akan berada di antara 3-5 meter di atas paras jalan pada tahun 2050," jelas dokumen tersebut.

Untuk itu, dalam masterplan ini muncul rencana pembangunan Giant Sea Wall sebagai tanggul laut 'raksasa' di Teluk Jakarta. Tanggul ini didesain sangat unik yaitu sebuah bentuk burung 'Garuda Megah' lengkap dengan bentangan sayap yang merupakan hamparan kumpulan pulau-pulau buatan hasil reklamasi sebagai daratan baru.

Program ini untuk mencegah banjir yang disebabkan dari laut ketika tanggul laut, dan tanggul sungai di daerah pesisir, tidak cukup tinggi atau cukup kuat. Ketika laut berada di muka air tertinggi, tanggul-tanggul ini terlimpasi, dan air laut membanjiri kota ini seperti yang terjadi pada 2007.

"Banjir ini sangat mungkin terjadi karena pertahanan banjir Jakarta sudah tidak mencukupi lagi. Survei pendahuluan dari 2013 memperlihatkan bahwa saat ini lebih 40% pertahanan banjir di daerah pantai tidak mampu menahan muka air laut tertinggi," jelas dokumen tersebut.

Menurut dokumen tersebut, akibat penurunan muka tanah yang sedang berlangsung di wilayah pesisir Jakarta, risiko banjir menjadi meningkat. Penanganan masalah ini menjadi semakin sulit.

Masterplan proyek Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara adalah suatu proyek bersama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Belanda.
Proyek ini dibiayai oleh Pemerintah Belanda sementara pelaksananya adalah Kementerian Koordinator Perekonomian, Indonesia.
http://finance.detik.com/read/2014/0...ggelam-di-2050


Ahok Ingin Bangun DKI Seperti Singapura
Senin, 19 Oktober 2015, 20:14 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) melakukan kunjungan kerja ke Singapura, Senin (19/10) sore. Salah satu agenda yang dijadwalkan adalah untuk bertemu beberapa perusahaan.

Ahok mengatakan, dia akan mengajak perusahaan tersebut berinvestasi di DKI Jakarta. Caranya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan membentuk perusahaan induk usaha yang bergerak di bidang aset manajemen.

Perusahaan ini menggabungkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI, PT Jakarta Propertindo (Jakpro), dengan Bank DKI. "Sehingga perusahaan IDB (Islamic Development Bank) misalnya dia mau masuk jadi saham. Berarti seluruh Timur Tengah bisa percaya sama kita. Temasek Holding kalau mau masuk," ujar Ahok kepada awak media, Balai Kota DKI Jakarta, Senin (19/10).

Dia juga berencana mengajak investasi perusahaan-perusahaan aset manajemen Singapura yang banyak berinvestasi di Eropa.

Menurut Ahok, apabila perusahaan luar tersebut mau berinvestasi pada holding company DKI, sebagai kompensasi, ia tak segan memberikan posisi strategis kepada mereka. "Kalau dia (Temasek) bisa masuk, orang IDB juga saya jadikan pengurus. Bila perlu CEO-nya mereka. Orang Temasek bila perlu jadi CEO. Lalu aset company membiayai kita," kata dia.

Ahok yakin pembangunan infrastruktur di Jakarta bisa seperti Singapura. Sebab, untuk membangun infrastruktur setara Singapura dibutuhkan dana setidaknya US$ 23 miliar atau hampir Rp 250 triliun. "Kita jual bon untuk rakyat Indonesia. Makanya saya juga mau ketemu rakyat Indonesia di Singapura. Ini saatnya Anda bisa investasi di sini. Karena inves saham mana bisa dapat 35 persen. Kalau kita mungkin bisa 10 sampai 12 persen mungkin Anda tertarik," jelasnya.

"Nah kita pakai ini untuk membiaya (pembangunan infrastruktur) ini. Kalau ini bisa berhasil. Tentu baik," ucap Ahok.
http://megapolitan.kompas.com/read/2...ra-kan.Jakarta

-------------------------------------

Ada 2 isu besar tentang tanah dan lahan di ibukota RI, Jakarta, semenjak zaman SBY dulu masih berkuasa, yaitu isu Jakarta akan tenggelam di tahun 2030 atau 2050, dan isu pemindahan ibukota RI di Jakarta itu ke luar Jawa atau di kawsan Jonggol-Bogor karena sudah tak kondusif lagi sebagai ibukota akibat banjir dan macet parah.

Seharusnya bila isu itu berhjasil, harga lahan dan tanah di Jakarta seharusnya jeblog, terutama di kawasan Jakarta Utara, yang di prediksi akan tenggelam paling duluan di tahun 2030 hingga 2050 itu. Tapi yang terjadi justru sebaliknya, harga tanah dan properti di Jakarta 10 tahun belakangan ini, justru naik gila-gilan, bahkan termasuk yang tertinggi dan termahal di seluruh dunia. Dan, bahkan di pantai utara Jakarta itu, yang tadinya diramal akan tenggelam akhin 2030, justru dibangun 17 pulau buatan. Dan kawasan perumahan terus berkembang di wilayah itu. seperti di wilayah Pantai Indah Kapuk dan Pluit.

Makanya kini ada kecurigaan, bahwa isu Jakarta akan tenggelam dan ibukota RI sebaiknya pindah ke luar Jawa saja, bahwa isu itu memang disengaja dibuat pialang tanah dn lahan di Jakarta untuk menjatuhkan harga tanah, sehingga mereka bisa memborongnya besar-besaran. Lalu untuk apa hendak memborong tanah Jakarta besar-besaran? Yaaa ... mau di-Singapura-kan kedepannya, lengkap dengan assesioris bisnisnya dan penduduknya yang mayoritas etnis seperti warga Singapore sekarang ini.?


emoticon-Angkat Beer
0
5.1K
18
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan