“Tanpa mempelajari bahasa sendiri pun orang takkan mengenal bangsanya sendiri” ― Pramoedya Ananta Toer
Quote:
Pakar bahasa Indonesia Jusuf Sjarif Badudu wafat pada Sabtu, 12 Maret kemarin. Guru besar linguistik Universitas Padjajaran inilah yang memelopori "Ejaan Yang Disempurnakan". Kaidah bahasa ini kemudian diadopsi pemerintah Indonesia dan digunakan hingga kini. Dia jugalah yang memandu acara "Pembinaan Bahasa Indonesia" di TVRI pada 1977-1979, dilanjutkan tahun 1985-1986.
Namun belakangan EYD ini kadang dianggap tidak penting, terutama ketika melakukan percakapan sehari-hari. Tapi jika kita hendak menulis surat resmi atau naskah akademik hal ini tak bisa dianggap sepele. Mengikuti kaidah akan melindungi kita dari salah paham sekaligus menunjukkan kemampuan literasi kita.
Berikut 5 kebingungan berbahasa Indonesia yang kerap kita jumpai dan jawabannya berdasarkan EYD cetusan J. S. Badudu.
Quote:
1. Ditulis atau di tulis?
Sebagian orang kerap bingung ketika menulis pembentukan kata ini. Kadang orang menulisnya dipisah kadang digabung, kadang juga tidak konsisten. Mengacu pada pedoman penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kata yang benar adalah ditulis. Penulisan "di-" dinamakan awalan atau prefiks. Bentuk ini digunakan guna mengubah kata kerja aktif menjadi pasif.
[
Quote:
B]
2. Di sini atau disini?[/B]
Pakem bahasa yang satu ini adalah kebalikan dari pakem nomor satu. Berkebalikan dengan penulisan prefiks, "di" satu ini diikuti kata tempat sehingga harus ditulis terpisah. "Di" ini disebut kata depan atau preposisi. Sehingga kata yang benar adalah di sini, begitu juga untuk tempat-tempat lain seperti di jalan ini, di tempat ini, di atas pohon. Gambar di atas mencontohkan perbedaan "di" sebagai awalan dan kata depan sekaligus.
Quote:
3. Pulau Sumatera dan pulau-pulau
Kalau yang satu ini sering kita temukan dalam pelajaran Geografi. Dalam EYD, penulisan kata benda ditulis dengan huruf non-kapital dan berubah menjadi huruf kapital jika diikuti namanya. Misalnya, Pulau Papua, Selat Sunda, Teluk Benoa, Benua Amerika, dan Samudera Hindia. Hal ini juga berlaku untuk menulis jabatan yang diikuti nama. Misalnya Presiden Joko Widodo dan Rektor Universitas Indonesia Muhammad Anis. Jika jabatan itu tidak diikuti nama, ditulis biasa saja seperti presiden dan rektor.
Quote:
4. Kamu Bawa Oleh-Oleh?
Pakem satu ini harus digunakan secara jeli karena selintas mirip dengan pakem ketiga. Menurut EYD, nama tempat yang menunjukkan suatu benda ditulis menggunakan huruf non-kapital. Jadi, oleh-oleh yang kita bawa adalah peuyeum bandung, talas bogor, anyaman papua, kain tenun kupang, dan sebagainya. Meski daerah-daerah tersebut jika berdiri sendiri tetap ditulis Bandung, Bogor, Papua, dan Kupang. Gambar di atas menunjukkan penggunaan keduanya.
Quote:
5. Terima Kasih dan Sama-Sama
Dua kata ini sangat sering kita gunakan ketika menulis namun sebagian orang kadang masih keliru. Perlu diingat bahwa kata ini merupakan kata majemuk sehingga penulisan yang benar adalah terima kasih. Jika ditambah awalan "ber-" maka kata tersebut menjadi berterima kasih. Sementara kata sama-sama harus dilengkapi tanda penghubung.
naah sekian kaidah ybahasa indonesia yang bisa buat bahasa Indonesia agan semakin bagus , jangan lupa diterapkan ya gan
Sumber Thread :
Trivia.id