JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok meyakini bahwa penghapusan peraturan three in one efektif mengurangi kemacetan secara umum dan dapat menghilangkan masalah sosial, yakni eksploitasi anak di bawah umur sebagai joki.

"Jadi bukan masalah macet, tapi masalah eksploitasi anak. Jangan karena ingin cepat (tidak macet) anak-anak dikorbanin," kata Ahok di Balai Kota, Jumat (15/4/2016).

Ia menegaskan, peningkatan kemacetan karena penghapusan "three in one" hanya terjadi di jalan-jalan protokol. Ia menegaskan hal yang sama tidak terjadi di jalan-jalan kolektor, yakni jalan-jalan non-protokol yang berada di sekitar jalan protokol.

Menurut Ahok, saat three in one masih diterapkan, jalan-jalan kolektor inilah yang menjadi lokasi kemacetan.

"Orang semua nunggu di situ, tidak berani lewat (sampai jam berlaku three in one habis). Sekarang semua lewat, jamnya lewat. Pembagian merata ini akan membuat lebih lancar," ujar Ahok.

Uji coba penghapusan three in one diputuskan diperpanjang hingga empat pekan ke depan.

Selama uji coba dua pekan kemarin ditemukan fakta bahwa tingkat kemacetan di jalan-jalan protokol meningkat. Namun di jalan-jalan kolektor yang selama ini bukan menjadi lokasi penerapan three in one terjadi sebaliknya, arus lalu lintas justru lancar.

http://megapolitan.kompas.com/read/2...mi.Tidak.Macet

ternyata ahok perhatian juga ke anak2
Ntap