JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana untuk menarik setoran bagi setiap calon ketua umum Partai Golkar mencuat. Tidak tanggung-tanggung, muncul usulan agar setiap kandidat perlu menyetor hingga Rp 20 miliar untuk menjadi calon ketua umum Golkar.
Menurut anggota tim sukses Ade Komarudin, Ahmadi Noor Supit, usulan setoran dengan nominal tersebut cukup memberatkan. Kendati demikian, jumlah tersebut dianggap masih cukup wajar.
"Tanggungjawab seorang ketua umum memang besar sekali. Kalau dia nggak punya modal dasar apa-apa, dari segi kepantasan dan kepatutan itu juga menjadi pertimbangan," kata Supit di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (12/4/2016).
Sejauh ini, belum ada keputusan resmi dalam kepanitiaan Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar untuk menarik setoran kepada setiap calon ketua umum.
Namun, jika hal itu diterapkan, maka sejumlah nama yang sebelumnya muncul sebagai kandidat calon ketua umum terancam gagal. (baca: Janji-janji Jelang Munas Golkar: Dari Uang Rp 10 M hingga Hadiah Mobil)
Beberapa nama kader Golkar yang sejauh ini telah mendeklarasikan diri sebagai calon ketua umum di antaranya Ade Komarudin, Indra Bambang Utoyo, Airlangga Hartarto, Setya Novanto, Aziz Syamsudin, Mahyudin, Idrus Marham dan Priyo Budi Santoso.
"Paling tersisa empat orang lah. Airlangga mampu. Setnov, Aziz, Akom bisa lah," ujar Supit.
Wacana penarikan setoran itu sebelumnya disampaikan Ketua Organizing Committee Munaslub Partai Golkar, Zainudin Amali.
Menurut dia, gagasan itu muncul sebagai langkah untuk meminimalkan praktik jual beli suara.
Mengenai munculnya angka Rp 20 miliar, menurut Amali, hal itu belum menjadi keputusan final.
"Maka partisipasi yang diberikan ke daerah dipoolkan di satu tempat, lalu penyelenggara memberikan ke peserta. Jadi mereka tidak tahu ini dari calon siapa," kata Amali.
http://nasional.kompas.com/read/2016...campaign=Kknwp
20M udah dapat garansi bisa jd calon capres tuh..