- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Celakanya Halimi yang “Meraba” Anak Yatim


TS
hebatpart2
Celakanya Halimi yang “Meraba” Anak Yatim
Quote:
Celakanya Halimi yang “Meraba” Anak Yatim

Poskota.com - CELAKA betul ustadz Halimi, 50, dari Malang ini. Menghardik anak yatim saja sudah termasuk mendustakan agama, dia malah meraba-raba sejumlah santri anak yatim. Gara-gara ulahnya ini, ustadz Halimi nasibnya sungguh celaka. Dia ditangkap Polsek Turen akibat laporan santri ABG-nya.
Sebagai ustadz tentunya pemahaman agamanya lebih mumpuni. Tapi kenapa belakangan banyak oknum ustadz terlibat pelecehan seksual terhadap santrinya? Iman pak ustdaz yang kelewat tipis, ataukah setan penggodanya kelewat super canggih? Dalam surat Al Ma’un, Qur’an sudah mengingatkan bahwa menghardik anak yatim saja sudah masuk kategori mendustakan agama (ayat 1), tapi di Malang (Jatim) justru ada oknum ustadz yang meraba-raba santri wanitanya yang anak yatim.
Di Turen Malang, ustadz Halimi memiliki yayasan . Banyak anak yatim yang belajar agama di situ, dan ustadz Halimi yang sudah bergelar haji itu ikut menjadi tenaga pengajarnya. Namanya juga murid pesantren, yatim piatu itu sudah barang tentu diajari soal Ilmu Fikih, Tauhid, Bahasa Arab, Hadits, Tafsir dan lain-lainnya.
Kebetulan yatim yang berguru di pesantren ini kebanyakan cantik-cantik, usianya dari 15 tahun hingga 19 tahun. Sayangnya, meski sudah jadi ustadz , Halimi tak bisa meredam nafsunya. Melihat bodi dan penampilan santrinya, tahu-tahu ukuran celananya berubah. “Sudah, sikat saja Bleh….!” kata setan membujuk.
Jika pemahaman ilmu agamanya sudah demikian tinggi, tentunya Halimi akan menepiskan bujukan setan itu. Sebab dalam Qur’an banyak ayat yang melindungi anak yatim itu. Menghardik saja, juga dilarang dan sudah termasuk mendustakan agama. Apa lagi memakah harta anak yatim, ancamannya masuk neraka (Surat Anisa ayat 10).
Tapi rupanya ustadz Halimi sudah kadung dikuasai setan. Maka dalihnya, kalau sekedar meraba-raba anak yatim kan tidak apa, wong itu bukan termasuk harta. Di kala rumahnya sepi karena istrinya pergi, dia memanggil seorang santrinya yang sudah usia 19 tahun. Dia dipanggil masuk ke rumah, diminta membuka bajunya dan kemudian diraba-raba . “Awas, jangan cerita ke mana-mana ya!” pesan Halimi kemudian.
Lain hari Halimi panggil santri wanita yang lain, yang usianya antara 15-hingga 18 tahun. Semuanya juga diraba-raba di kamar khusus, dan setelah selesai juga dipesan jangan cerita kepada orang lain. Tapi para santri yatim itu kaget, karena ternyata nasib teman-teman yang lain juga begitu; diraba-raba ustadz Halimi.
Diam-diam mereka lalu cerita pada keluarganya, dan tentu saja mereka sangat kaget. Merela lapor ke Polsek Turen dan Pak Ustadz segera ditangkap. Dalam pemeriksaan Halimi mengakui terus terang perbuatannya. Katanya, saat itu dalam kondisi khilaf, sehingga berbuat tidak senonoh.
Khilaf kok nganti ping lima (sampai lima kali)!
http://poskotanews.com/2016/04/09/ce...ba-anak-yatim/

Poskota.com - CELAKA betul ustadz Halimi, 50, dari Malang ini. Menghardik anak yatim saja sudah termasuk mendustakan agama, dia malah meraba-raba sejumlah santri anak yatim. Gara-gara ulahnya ini, ustadz Halimi nasibnya sungguh celaka. Dia ditangkap Polsek Turen akibat laporan santri ABG-nya.
Sebagai ustadz tentunya pemahaman agamanya lebih mumpuni. Tapi kenapa belakangan banyak oknum ustadz terlibat pelecehan seksual terhadap santrinya? Iman pak ustdaz yang kelewat tipis, ataukah setan penggodanya kelewat super canggih? Dalam surat Al Ma’un, Qur’an sudah mengingatkan bahwa menghardik anak yatim saja sudah masuk kategori mendustakan agama (ayat 1), tapi di Malang (Jatim) justru ada oknum ustadz yang meraba-raba santri wanitanya yang anak yatim.
Di Turen Malang, ustadz Halimi memiliki yayasan . Banyak anak yatim yang belajar agama di situ, dan ustadz Halimi yang sudah bergelar haji itu ikut menjadi tenaga pengajarnya. Namanya juga murid pesantren, yatim piatu itu sudah barang tentu diajari soal Ilmu Fikih, Tauhid, Bahasa Arab, Hadits, Tafsir dan lain-lainnya.
Kebetulan yatim yang berguru di pesantren ini kebanyakan cantik-cantik, usianya dari 15 tahun hingga 19 tahun. Sayangnya, meski sudah jadi ustadz , Halimi tak bisa meredam nafsunya. Melihat bodi dan penampilan santrinya, tahu-tahu ukuran celananya berubah. “Sudah, sikat saja Bleh….!” kata setan membujuk.
Jika pemahaman ilmu agamanya sudah demikian tinggi, tentunya Halimi akan menepiskan bujukan setan itu. Sebab dalam Qur’an banyak ayat yang melindungi anak yatim itu. Menghardik saja, juga dilarang dan sudah termasuk mendustakan agama. Apa lagi memakah harta anak yatim, ancamannya masuk neraka (Surat Anisa ayat 10).
Tapi rupanya ustadz Halimi sudah kadung dikuasai setan. Maka dalihnya, kalau sekedar meraba-raba anak yatim kan tidak apa, wong itu bukan termasuk harta. Di kala rumahnya sepi karena istrinya pergi, dia memanggil seorang santrinya yang sudah usia 19 tahun. Dia dipanggil masuk ke rumah, diminta membuka bajunya dan kemudian diraba-raba . “Awas, jangan cerita ke mana-mana ya!” pesan Halimi kemudian.
Lain hari Halimi panggil santri wanita yang lain, yang usianya antara 15-hingga 18 tahun. Semuanya juga diraba-raba di kamar khusus, dan setelah selesai juga dipesan jangan cerita kepada orang lain. Tapi para santri yatim itu kaget, karena ternyata nasib teman-teman yang lain juga begitu; diraba-raba ustadz Halimi.
Diam-diam mereka lalu cerita pada keluarganya, dan tentu saja mereka sangat kaget. Merela lapor ke Polsek Turen dan Pak Ustadz segera ditangkap. Dalam pemeriksaan Halimi mengakui terus terang perbuatannya. Katanya, saat itu dalam kondisi khilaf, sehingga berbuat tidak senonoh.
Khilaf kok nganti ping lima (sampai lima kali)!
http://poskotanews.com/2016/04/09/ce...ba-anak-yatim/
hajar blehh..

yg namanya otak mesum tak tergantung pada pakaian

0
1.6K
Kutip
9
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan