Quote:
MANADO, KOMPAS.com - Hari ini, Jumat (8/4/2016), merupakan batas akhir negosiasi yang diberikan oleh kelompok milisi Abu Sayyaf yang menyandera 10 WNI awak Kapal Brahma 12 milik PT Patria Maritim Line.
Charlos Barahama (64) dan Sopitje Salemburung (60), orangtua Peter Tonsen Barahama, nakhoda kapal Brahma 12 yang merupakan salah satu sandera, kini resah karena Pemerintah Indonesia belum mampu membebaskan anaknya.
"Harapan kami agar perusahaan itu tetap berusaha memenuhi apa yang diminta oleh penyandera itu. Kami juga berharap pemerintah, perusahaan, kepolisian, dan TNI untuk dapat membebaskan anak kami," ujar Sopitje, Jumat (8/4/2016).
(Baca juga: Perusahaan Akan Beri Uang Tebusan Rp 14,3 Miliar ke Kelompok Abu Sayyaf)
Keluarga Barahama kini hanya bisa berdoa memohon kepada Tuhan agar anak mereka masih dalam keadaan selamat.
“Tuhan masih melindungi anak-anak kami ini dan Tuhan masih memberatkan tangan untuk para penyandera ini,” tutur Sopitje.
Kelompok Abu Sayyaf sendiri meminta tebusan sekitar Rp 15 miliar agar para sandera dibebaskan. Sementara itu, pemerintah masih berupaya bernegosiasi dengan pemerintah Filipina terkait upaya membebaskan mereka.
http://regional.kompas.com/read/2016...pok.Abu.Sayyaf
semoga dapat terselesaikan dengan baik dan semua selamat kembalike tanah air..