Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

pringles1167Avatar border
TS
pringles1167
"Pelangi" di Tanggal 26 Juni 2015 (Tentang LGBT)

Quote:



Pada tanggal 26 Juni 2015, terjadi peristiwa bersejarah di Amerika Serikat. Presiden Barrack Obama mengumumkan bahwa seluruh negara bagian di AS secara resmi melegalkan pernikahan sesama jenis. Hal ini membuat banyak orang di Amerika bersorak gembira karena kesetaraan kaum LGBT (lesbian gay bisexual transexual) telah terwujud dan semakin mengukuhkan negara Amerika Serikat yang merupakan negara liberal menjunjung tinggi kebebasan dan kesetaraan. Namun setiap keputusan besar, terkadang selalu mengundang pro dan kontra dari berbagai kalangan. Di antara banyaknya warga Amerika yang mendukung dilegalkannya pernikahan sesama jenis, ada beberapa juga yang mengecam keputusan pemerintah tersebut, seperti umat beragama di Amerika dan orang-orang yang anti homoseksual. Apapun itu, keputusan telah dibuat dan tidak lagi bisa diubah. Peristiwa ini jelas akan sedikit banyak berpengaruh ke seluruh dunia. Satu contoh, Seperti yang saya ketahui dari teman yang berada di Australia, kaum LGBT yang berada disana juga mulai menuntut pemerintah Australia untuk membuat wacana yang bertujuan untuk mengesahkan pernikahan sesama jenis atas nama kesetaraan dan hak asasi manusia.

Kalau menurut saya pribadi, jelas pernikahan sesama jenis adalah big no no. Segala sesuatu yang berhubungan dengan seksualitas yang melenceng di mata saya adalah sebuah kesalahan besar yang harus dikoreksi bukannya malah didukung. Kalau di tahun 2015 ini, homo dan lesbian bisa menikah secara resmi dan diakui oleh negara, apa lagi yang akan diperbolehkan di tahun -tahun mendatang? Pernikahan antara ayah dan anak? Manusia dan hewan? Orang dewasa dengan anak dibawah umur? Toh yang diributkan selama ini adalah cinta , kesetaraan dan hak asasi manusia. Tidak menutup kemungkinan kaum incest, bestially dan pedhophil akan menuntut kesetaraan juga dan mengatasnamakan cinta untuk melegalkan pernikahannya. Who knows? Percintaan sesama jenis yang selama ini kita lihat sangat amat melenceng , di beberapa negara sudah dianggap sangat normal. Para pelakunya mendapat dukungan yang utuh dari banyak pihak. Jadi dengan adanya pengesahan pernikahan sesama jenis ini, kita harus bersiap untuk kegilaan-kegilaan lain yang akan datang menuntut untuk diakui, disahkan dan diterima.




Quote:


Namun, dengan adanya fenomena LGBT ini membuat saya malah ingin tahu dengan mereka. Dig deeper dengan apa yang membuat mereka menjadi orang yang bingung dengan kodratnya. Kebanyakan bilang kalau mereka merasa berada dalam tubuh yang salah. Saya tidak tahu rasanya seperti apa karena untungnya saya adalah seseorang yang tidak punya masalah dengan gender saya. Hal inilah yang membuat saya ingin tahu dengan apa yang sebenarnya mereka alami sehingga beberapa ada yang memutuskan untuk mengubah kelamin mereka yang mana hal tersebut sesuatu yang memerlukan proses panjang dan sangat menyakitkan. Bagi wanita yang ingin berubah menjadi pria misalnya, mereka melakukan "top surgery" atau operasi untuk menghilangkan payudara dan harus secara terus menerus menyuntikkan hormon testosteron ke dalam tubuh mereka. Bagi pria yang ingin bertransisi menjadi wanita, mereka harus menghilangkan "adam's apple" atau buah jakun yang ada di leher mereka dan secara terus menerus mengkonsumsi hormon estrogen. Untuk yang nekat dan putus asa, bahkan ada yang memilih "menghilangkan" kelamin mereka. Keputusan yang besar itu tentu tidak lahir dalam sehari dua hari, tapi seumur hidup mereka untuk mengumpulkan keberanian melakukannya.


Quote:



Quote:



Quote:


Karena rasa ingin tahu yang sangat besar, secara berkala saya browsing internet untuk sekedar mencari berita, artikel, true story atau apapun. Kebetulan, saya cukup aktif juga di media sosial instagram dan sering explore banyak akun instagram untuk posting comment atau hanya sekedar stalking. Dan akhirnya saya menemukan sebuah akun seorang transgender FTM ( female to male) yang menampilkan orang-orang yang sudah bertransisi. Akun tersebut bertujuan untuk mendukung setiap orang yang ingin "berubah" secara fisik dan emosional. Kadang-kadang saya menulis komentar-komentar tentang keingintahuan saya tentang mereka dan apa yang membuat mereka berubah. Akhirnya ada satu orang dari komunitas LGBT yang merespon keingintahuan saya dan bersedia untuk menjawab semua pertanyaan yang ada di benak saya secara terbuka. Namanya Alex dan tinggal di California, Amerika Serikat. Kami memiliki percakapan yang menarik lewat private message. Akhirnya saya mulai mendapat sedikit pencerahan tentang apa yang mereka lalui dan berikut sebagian dari percakapan kami:

Q : Hi, thanks for responds me. Are you one of trans sexual?

(Hai, terima kasih sudah merespon saya. Apa kamu termasuk salah satu orang trans seksual?)


A : My pleasure. I am still trying to figure out who I am. I would consider myself more gender fluid, some days feeling more like a boy than a girl, so i am still undecided. But, I could answer your questions as i am considering transitioning

(Dengan senang hati. Saya masih mencari tahu tentang diri saya. Saya pikir saya lebih ke arah berkelamin ganda, terkadang saya lebih merasa seperti laki-laki daripada perempuan jadi saya masih belum memutuskan. Tapi saya bisa jawab pertanyaan kamu karena saya mempertimbangkan untuk bertransisi)


Q: So I assume you're a girl. well that's what i actually want to know. Why are you confused with what you should be? Do you have any stories behind it? Or the feeling just comes often to your mind?

(Jadi saya asumsikan kamu adalah perempuan. Itulah yang ingin saya tahu. Kenapa kamu bingung dengan kodratmu? Apa kamu punya cerita dibaliknya? Atau perasaan tersebut cuma sering muncul dalam pikiran kamu?)


A: Yep, I am a girl. Gender identity is identified at a very young age for most children. But not all transgenders know at a young age sometimes. Young children begin to explore things about themselves such as clothing. What they feel most comfortable in. As soon as I was able to talk as young kid, I would throw a fit before I would be put in a dress. I would run to the boy clothes everytime my parents and I would go clothes shopping for me. Imagine waking up and feeling horrible when you look at yourself in the mirror. You know you're in the wrong body. You're uncomfortable in your own skin, and you're not happy with who you are. You were born in the wrong body, that's how you feel and it can be quite depressing

(Ya, saya perempuan. Identitas kelamin terlihat pada usia dini pada sebagian besar anak-anak. Tapi tidak semua transgender mengetahui di usia yang dini. Anak-anak mulai mencari tahu tentang diri mereka seperti cara berpakaian. Apa yang paling dirasa nyaman. Pada saat saya sudah bisa bicara waktu masih kecil, sebelum saya benar-benar memakai sebuah gaun, saya harus mencobanya dulu. Saya berlari ke arah pakaian anak laki-laki setiap kali saya dan orangtua berbelanja. Bayangkanlah pada saat bangun tidur dan merasa buruk ketika kamu melihat dirimu sendiri di cermin. Kamu tahu kamu berada di tubuh yang salah. Kamu merasa tidak nyaman dengan kulitmu sendiri dan kamu tidak bahagia dengan dirimu. Kamu terlahir di tubuh yang salah, itulah yang kamu rasakan dan hal tersebut cukup membuat depresi)


Q: So the uncomfortable feeling comes naturally to you. I am sorry that you've been in such condition, i can't imagine. I never feel the same way, but when you mentioned "it can be depressing" i know it must be very hard. Have you considered to take estrogen? Maybe it'll help you to make you feel more comfy as a girl. How old are you, by the way?

(Jadi perasaan tidak nyaman datang begitu saja padamu. Saya merasa sedih dengan keadaanmu, saya tidak bisa membayangkan. Saya tidak pernah merasakannya tapi ketika kamu bilang hal itu membuat kamu depresi, saya jadi tahu kalau pasti sangat berat. Apa kamu sudah mempertimbangkan untuk mengkonsumsi hormon estrogen? Mungkin bisa membantu membuatmu lebih nyaman sebagai perempuan. Berapa umur kamu?)


A: Yeah, it's just a feeling such as any other emotion. No need to apologize, one day i'll be really happy, I just have to get pass all the speed bumps first. No, I haven't considered taking estrogen or any other type of female hormone. For example, estrogen can help with the development of your breasts, whereas I don't feel comfy with mine. I am happy that they're not huge, but I would prefer not to have them. I am 16 years old.

( Ya, itu hanyalah sebuah perasaan sama seperti perasaan lainnya. Tidak perlu meminta maaf, suatu hari nanti saya akan merasa bahagia, saya cuma harus melalui semua cobaan yang ada. Tidak, saya belum pernah mempertimbangkan untuk mengkonsumsi estrogen atau hormon kewanitaan lain. Ambil contoh, estrogen bisa membantu menumbuhkan payudara, sedangkan saya sudah merasa nyaman dengan punya saya. Saya suka dada saya tidak besar, tapi saya lebih memilih untuk tidak memiliki payudara. Usia saya 16 tahun)


Q: Wow, you're almost in the same age with my lil bro. He just turned 17. Well, i am not a psychology expert , but in my experience young people at your age have so many issues in psychological things. As you're in your puberty and sometimes you become unstable and confused. Just like my brother, in one second he can be so nice, but then he can be furious just because of a small thing. What i am trying to say is that you still find out who you are, which is very normal in your age. But if you choose to transitioning, I think it's a very huge step that you should not decide in your age now, don't you think?

(Wow, umur kamu hampir sama dengan adik saya. Dia baru saja berulang tahun yang ke 17. Saya, bukan seorang ahli psikologi, tapi pengalaman saya, anak seusia kamu punya banyak masalah dalam hal kejiwaan. Karena kalian dalam masa puber dan terkadang menjadi tidak stabil dan bingung. Seperti adik saya, pada suatu waktu bisa menjadi sangat baik, tapi detik berikutnya bisa berubah menjadi marah-marah karena hal kecil. Yang mau saya bilang, kamu masih mencari jati diri yang mana hal tersebut sangatlah normal di usia kamu. Tapi kalau kamu tetap memutuskan untuk bertransisi, saya rasa itu adalah langkah yang sangat besar yang tidak seharusnya kamu putuskan sekarang, tidakkah kamu berpikir demikian?)


A: Yeah, I know how temper can be in boys and girls, especially in our teen years. Like you said, with puberty and all it can be a very confusing time in our lives. Not just for us , LGBT + teens but for every teenager. However I must say, your brother shows change in his emotions such as his temper whereas sexuality is different. I know I am still trying to figure out who I am, but in my beliefs, I feel as if it isn't a choice. You're right, I should wait and I will, but I don't think anyone would choose a life where you have to face endless bullying and being brought down to your lowest. It's whatever makes you happy.

(Ya, saya tahu seberapa emosionalnya anak-anak remaja. Seperti yang kamu bilang, masa puber adalah masa yang paling membingungkan dalam hidup. Tidak hanya untuk para remaja LGBT tapi juga semua remaja yang lain. Tapi saya mau bilang, adikmu menunjukkan perubahan dalam hal emosi yang mana sangat berbeda dengan masalah seksualitas. Saya tahu, saya masih mencari jati diri, tapi dalam keyakinan saya hal itu bukanlah pilihan. Kamu benar, saya sebaiknya menunggu dan saya akan menunggu. Tapi saya pikir tidak seorang pun memilih sebuah kehidupan dimana kamu harus menghadapi diolok-olok selamanya dan direndahkan. Ini adalah tentang apapun yang membuat kamu bahagia)


Q: Those bullies. Hope that they will get their punishment for what they do. I think you need so much supports from environment around you. Did you come out to your parents? and how did they respond? Also, if this's not a rude question.. So are you interested to girls?

(Para penggangu itu. Semoga mereka mendapat ganjaran atas semua yang mereka lakukan. Saya rasa kamu perlu banyak dukungan dari lingkungan sekitar kamu. Apa kamu sudah bilang ke orangtuamu? Bagaimana respon mereka? Juga, apabila pertanyaan ini tidak menyinggung, apa kamu suka dengan perempuan?)


A: I am thankful for support from my friends and teachers that's about all I have. I did come out to my parents but not as transgender. I did come out to them as being gay, yes I do like girls. They weren't quite happy about it. I was taken to talk to a priest and things like that. They dont support me and living with them is quite awkward. Nothing's the same anymore. I feel as if they dont love me anymore because their way of showing me that they do only hurt me. They're affraid that in going to hell.. But overall, life at home sucks for me. I rather be at school. I keep telling them that I am the same kid as before and that they only know me a little bit deeper but i dont know.. they think differently. I thought that coming out to them would make things easier for me. I didn't want to hide who I am from them but it didn't quite work out for me.

(Saya bersyukur dengan semua dukungan dari teman-teman dan guru saya, dan hanya itulah yang saya punya. Saya sudah bilang ke orangtua tapi bukan sebagai seorang transgender. Saya bilang ke mereka kalau saya seorang penyuka sesama jenis. Ya, saya suka perempuan. Dan mereka tidak senang akan hal itu. Saya dibawa untuk curhat ke pendeta dan hal-hal semacam itu. Mereka tidak mendukung saya dan hidup dengan mereka cukup tidak nyaman. Semua menjadi berbeda. Saya merasa kalau mereka tidak sayang lagi dengan saya karena mereka cuma selalu menyakiti saya. Mereka takut masuk neraka.. Secara keseluruhan, kehidupan saya di rumah tidak menyenangkan buat saya. Saya lebih memilih untuk berada di sekolah. Saya selalu bilang ke mereka kalau saya masih sama seperti sebelumnya dan bahwa mereka cuma tahu lebih dalam lagi tentang saya, tapi tidak tahulah.. mereka sudah mengubah cara pandang mereka. Saya pikir dengan jujur kepada mereka akan mempermudah saya, saya cuma tidak mau menutupi siapa diri saya dari orangtua, tapi ternyata tidak berhasil)


Q: Well, I hope that things will get better. I understand if they're dissapointed, but by ignoring you, doesnt help at all I think. Parents should play an important role for you. Too bad that they do the opposite.Well, if I may suggest.. keep being you. I mean you must be a lovely girl and stay with it. I've seen the process of transitioning, it's scary and I am sure it's painful. You dont need to experience it and maybe it costs lot of money?

(Semoga semua akan menjadi lebih baik. Saya mengerti kalau mereka kecewa, tapi saya pikir dengan mengacuhkanmu tidak membantu apa-apa. Orangtua seharusnya berperan penting untukmu. Sayang sekali mereka melakukan sebaliknya. Kalau boleh saya menyarankan.. tetaplah menjadi dirimu. Maksudnya, kamu pasti anak yang cantik dan tetaplah menjadi cantik. Saya pernah melihat proses transisi, sangat menakutkan dan saya yakin pasti menyakitkan. Kamu tidak perlu mengalaminya dan mungkin melakukannya membutuhkan banyak biaya?)


A: Thanks for your compliment but until now i am happy and comfortable with who I am, I will keep searching. I don't think it's painful, but it does require commitment and hard work. But if you set your mind to it and you really want it, you can make anything happen. Yes it can be pricy but I guess that depends on your doctor and if you can get help or not, such as support groups...

(Terima kasih atas pujiannmu, tapi sampai sekarang saya merasa bahagia dan nyaman dengan diri saya, saya masih terus mencari. Saya rasa transisi tidaklah menyakitkan tapi yang pasti membutuhkan komitmen dan kerja keras. Tapi kalau kamu sudah menetapkan untuk bertransisi dan sangat menginginkannya, kamu bisa mewujudkannya. Ya , akan sangat mahal tapi saya rasa itu tergantung dokternya dan juga apabila kamu bisa mendapatkan bantuan, seperti dari kelompok pendukung)


Begitulah kira-kira sebagian percakapan saya dengan Alex. Mungkin setelah membaca diskusi tersebut, kita semua bisa menyimpulkan kalau Alex sudah fix dengan ketertarikannya menjadi seorang lesbian yang mengarah ke transgender. Meskipun keputusannya itu diambil diusianya yang tergolong masih usia labil dimana segala sesuatu dapat berubah dan masih mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Ditambah lagi, Amerika, dimana Alex tinggal sudah lama memiliki budaya peradaban yang bebas dan "nyeleneh". Sehingga semua itu membentuk dan mempengaruhi pikiran seseorang untuk ikut terpengaruh dengan lingkungan sekitar. Mungkin hal ini juga yang terjadi dengan Alex. Banyak pembelaan di luar sana yang mengatakan bahwa 'being gay is not a choice, it's meant to be' (menjadi seorang homoseksual bukanlah sebuah pilihan, melainkan sudah ditakdirkan seperti itu). Bisa dibilang kalau pernyataan tersebut hanyalah omong kosong. Menjadi perempuan atau laki-laki sejak lahir barulah itu yang namanya takdir. Sedangkan menjadi homoseksual sudah jelas adalah sebuah pilihan yang terbentuk dari keadaan, pengaruh lingkungan, pengalaman, budaya, kelainan psikologis dan banyak lagi faktor lainnya.


Quote:



Quote:


Tanggal 26 Juni 2015 merupakan sebuah "trigger" untuk perombakan besar yang akan terjadi di dunia yang kita tempati ini. Banyak pro kontra dan banyak juga yang memilih untuk acuh tak acuh selama hal tersebut tidak berpengaruh apa-apa pada mereka sekarang. Padahal, cepat atau lambat kita semua akan merasakan juga perubahan besar dari keputusan sebuah negara adidaya di benua Amerika itu. Keputusan yang katanya bertujuan untuk memperjuangkan kesetaraan dan mengatasnamakan cinta. Kalau sudah bicara tentang cinta, seharusnya hal tersebut tidak menyebabkan penyimpangan dan rusaknya moralitas dalam masyarakat. Kita sedang mengalami penurunan drastis terhadap peradaban, kita seperti hidup di jaman membenarkan apa yang salah, menganggap normal sesuatu yang melenceng dan mengebiri semua pihak yang ingin mengembalikan keadaan ke jalan yang benar. Tapi semua sudah ditetapkan dan terjadi tanpa bisa diubah dan dicegah. Jadi tidak sabar lagi untuk melihat bagaimana kehidupan manusia di masa-masa mendatang setelah "revolusi cinta" dikumandangkan...


Quote:




Diubah oleh pringles1167 07-04-2016 05:10
0
3.3K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan