TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Perhelatan Hakka Ako Amoi Indonesia 2016 telah usai, wakil Kalbar Yesica Cukarestu asal Pontianak dinobatkan menjadi Hakka Amoi Indonesia 2016 yang digelar di Yogyakarta pekan lalu.

Yesica, begitu ia biasa disapa mengaku tidak pernah menyangka akan menyabet gelar tersebut, apalagi ini pertama kalinya digelar di Indonesia.

"Saya berangkat dari Pontianak kemarin tanggal 23 Maret, final tanggal 27 Maret. Ketika tiba, habis registrasi langsung diberi pembekalan. Malamnya ada welcome dinner, dikasih tahu peraturannya seperti selama karantina tidak diperbolehkan memegang handphone dan juga bertemu koordinator. Hal ini dilakukan untuk menjaga supaya tetap adil dan fair," ujarnya.

Ia menuturkan banyak yang ia dapatkan, mulai dari cara bersikap hingga public speaking. Selain itu ia juga diajari berjalan di catwalk, tarian untuk opening, materi dari BNN, bahasa Mandrin dan Hakka, serta table manner.

Setelah pembekalan, ia bersama 90 perserta lainnya yng terdiri dari 46 amoi dan 44 ako langsung dinilai. Kegiatan setiap harinya selalu selesai larut malam, sedangkan kegiatan dimulai pagi-pagi sekali. Inilah yang membuatnya merasa belum terbiasa awalnya, karena rasa lelah dan kantuk terus menghampiri tetapi seiring berjalannya waktu ia dapat menghadapinya.

”Awalnya tidak menyangka, tidak juga berfikir nyabet juara 1 karena persaingannya ketat sekali. Semua punya potensi masing-masing ada di public speaking ada di catwalk, kita usaha tampil sebaik mungkin agar biarpun tidak baik tapi sudah hampir ditahap baik. Di final kita diberi pertanyaan, dibilang sulit atau gak ya gampang-gampang sulit kenapa karena rata-rata pertanyaannya apa yang akan kamu lakukan, tidak ada yang salah jawabannya tapi bagaimana kita mengembangkannya agar bisa lebih menarik,” terangnya.

Tibalah dipertanyaan terakhir ketika tiga besar, Ia mendapat pertanyaan apa yang akan anda lakukan untuk generasi muda dalam hal kemanusiaan.
Iapun menjawab ingin mengajak generasi muda menjalani semangat Hakka dan Hakka cita.



Semangat Hakka sendiri sudah memiliki nilai kemanusian di dalamnya, begitu juga dengan Hakka Cita. Untuk itu Semangat Hakka harus dijalankan, dengan begitu semangat kemanusiaan juga dikobarkan.

“Saya gak berfikir takut atau yang lain lebih baik dari saya. Yang saya takutkan itu takut tidak bisa memberikan yang terbaik untuk Kalbar, kami berusaha menunjukkan talent pribadi dan talent grup perdaerah, Grup Kalbar sendiri terdiri dari 4 orang dua ako dan 3 amoi. Setelah pembekalan kami masih latihan talent grup, takut tidak bisa tampil terbaik untuk Kalbar. Kalau persiapan pribadi saya latihan guzheng, memang sudah setengah tahun belajar itu terus saya kolaborasi dengan pidato hakka,” tuturnya.

September ini ia akan mewakili Indonesia di ajang Miss hakka Internasional di Tiongkok. Persiapan-persiapan akan terus dilakukan seperti mengembangkan bahasa asing yang ia kuasai terutama bahasa mandarin dan inggrisBahasa inggris juga. Bahasa hakka juga dilancarkan.

Selain itu ia juga ingin menampilkan sesuatu yang unik dari Indonesia, kemuingkinana nantiny akan dipadukan didalm busana yang akan ia kenakan.

“Sebagai Amoi Hakka tentu saya akan melakukan yang terbik untuk Hakka. Saat ini program kerja memnag belum ada tetapi sya ingin melakukan program kerja dimana bisa ajak banyak anak muda untuk berkecimpung di Hakka, merangkul lebih banyak generasi muda. Dan pastinya kalau ada kegiatan atau apapun itu akan dijalankan sebaik mungkin,” katanya.

Ingin Jadi Guru

Saat ini Yesica berkuliah di FKIP Untan Bahasa Mandarin. Ia mengaku ingin membuka bimbingan belajar dengan ilmu yang ia miliki nantinya. Cita-citanya sendiri menjadi guru.

“Pengen buka les dan memperdalam ilmu yang saya punya. Buka lesnya juga kalau bisa bukan hanya Mandarin tapi kesenian-kesenian juga. Saya sendiri sudah belajar Taichi kipas dan ada belajar wushu, serta belajar kaligrafi. Jadi untuk memperkenalkan kebudayaan yang kita miliki saya akan membuka tempat les yang juga mengajarkan tentang keseniang,” ujarnya.

Ketertarikannya kepada bahasa Mandari dimulai dari kebiasaannya menonton siaran Mandarin tanpa subtitle dan kemudian menirukan logatnya. Ketika duduk di kelas dua SMP ia mengikuti lomba pidato Mandarin dari situlah ia kemudian ingin belajar dengan serius bahasa ini. Bahkan setelah lulus SMA ia juga pernah pergi ke Tiongkok untuk mendalami bahasa ini.

“Selama setengah tahun saya ambil kelas di Guangzhou untuk mencari penglaman, setelah itu saya balik lagi ke Pontianak untuk daftar kuliah kesini,” tukasnya.

Biofile

Nama Lengkap: Yesica Cukarestu

Panggilan: Yesica

Kelahiran: Pontianak, 21 Oktober 1995

Nama Orang Tua:
Ayah: Sutadi
Ibu: Regina Liu Fui Tjin

Anak ketiga dari lima bersaudara

Riwayat Pendidikan
SD Gembala Baik Pontianak
SMP Gembala Baik Pontianak
SMA Gembala Baik Pontianak
Jinan University, Collage of Chinese Languange kelas menengah. Guangzhou, Tiongkok (2013)
Universitas Tanjungpura, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan, Jurusan Bahasa dan Seni, Program studi Bahasa Mandarin

Prestasi
- Juara 1 Putri Tionghoa 2011
- Miss Talent dari ajang pemilihan Miss Coffee Indonesia 2013
- Juara 1 Duta Arowana 2013
- Juara 1 Putri Dirgantara 2014
- Juara 2 lomba Chinese Bridge tingkat Universitas 2015
- Juara 1 lomba pidato Bahasa Mandarin tingkat Universitas se-Kalbar 2015
- Runner up 1 Amoy Hakka Kalimantan Barat 2015

http://pontianak.tribunnews.com/2016...iongkok?page=4

semoga sukses