- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Light for Syria, Agar Anak-anak Suriah Tetap Belajar


TS
act.id
Light for Syria, Agar Anak-anak Suriah Tetap Belajar

SURIAH – Program kemanusiaan untuk warga Suriah terus bergulir. Sejak tahun 2012, Aksi Cepat Tanggap (ACT) secara periodik mengirimkan bantuan kemanusiaan, amanah dari bangsa Indonesia. Terbaru, ACT mengirim bantuan yang dikemas dalam program Light for Syria.
Kali ini, Light for Syria diwujudkan dalam bentuk membuat sekolah baru di Alayikha Camp dan melengkapi fasilitas sekolah di Salahuddin Camp di Provinsi Idlib.
Alayikha Camp, merupakan kamp pengungsian baru yang dibangun akibat serangan udara brutal yang dilakukan oleh Rusia dan pasukan pro rezim Bashar Asad. Kamp yang terletak di provinsi Idlib, Suriah tersebut dihuni sekitar 215 keluarga, dan memiliki 195 anak-anak. Sementara di Salahudin Camp terdapat 7 orang lelaki dewasa dan 14 perempuan dewasa, sisanya 856 anak-anak.
Terkait nasib anak-anak Suriah, Light for Syria pada bulan Februari 2016 ini diturunkan dalam bentuk pembangunan gedung sekolah untuk anak-anak suriah. Staf Global Humanity Response ACT (GHR-ACT) Aisyah Darojati mengatakan, saat ini pembangunan sekolah sementara tersebut masih dalam proses pengadaan barang-barang yang akan digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Sementara itu di Salahuddin Camp, anak-anak tidak mendapatkan sarana belajar di sekolah yang kurang memadai. Jumlah IDPs yang mengungsi di Salahuddin Camp meningkat akibat peningkatan serangan yang terjadi sejak akhir tahun lalu. Akibatnya jumlah anak-anak yang harus belajar di sekolah darurat yang terdapat di kamp juga mengalami kenaikan.
Program Light for Syria di kamp Salahuddin diimplementasikan dalam bentuk memberikan dua buah proyektor beserta layarnya, serta dua buah laptop, printer, speaker, juga generator agar perangkat tersebut dapat digunakan walau listrik sedang dipadamkan. Program ini bertujuan agar anak-anak yang terpaksa meninggalkan rumah mereka untuk menyelamatkan diri, tidak harus terpaksa meninggalkan pendidikan mereka juga. Kegiatan belajar mengajar yang interaktif dan menarik diharapkan dapat mengembalikan semangat anak-anak Suriah untuk tetap menimba ilmu.
Sejak Maret 2011, konflik yang terjadi di Suriah telah menewaskan lebih dari 470.000 orang. Lebih dari separuh populasi negara – sekitar 10,5 juta jiwa – mengungsi baik di dalam Suriah sendiri atau di negara-negara tetangga. Tahun 2015 yang lalu, lebih dari 1,1 juta migran Suriah menyeberang ke Eropa. Dan angka itu diperkirakan akan terus meningkat mengingat sampai saat tengah Februari 2016 saja, lebih dari 120 ribu orang dicatat telah menginjak pintu-pintu masuk Eropa seperti Italia, Hungaria, dan Yunani.
Dalam bidang pendidikan, jumlah anak-anak usia sekolah yang bisa mengenyam pendidikan merosot 44% dari tahun 2010. UNOCHA memperkirakan lebih dari dua juta anak Suriah yang masih berada di dalam negaranya putus sekolah. 700.000 anak lain yang mengungsi pun tidak dapat lagi terfasilitasi untuk memperoleh pendidikan. Dan diperkirakan 400.000 anak lagi yang beresiko putus sekolah.
Satu dari empat sekolah yang ada di Suriah rusak atau hancur total. Sekolah yang masih utuh pun banyak yang digunakan untuk shelter pengungsi atau justru disulap menjadi markas militer.[]
Penulis: Aisyah Darojati
Editor: Apiko JM
Ayo Berpartisipasi
0
1.1K
16


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan