- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
MENYAKITKAN! Wartawan senior Metrotv, Kompas, Tempo, dkk. Tersenyum Bersama PM Israel


TS
RifanX
MENYAKITKAN! Wartawan senior Metrotv, Kompas, Tempo, dkk. Tersenyum Bersama PM Israel

JAKARTA - Delegasi wartawan Indonesia bertemu Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Dalam kesempatan itu, Israel menyerukan pembentukan hubungan diplomatik resmi dengan Indonesia. Netanyahu menyebut kedua negara adalah “sekutu” dalam hal memerangi terorisme.
Aksi para wartawan senior memenuhi undangan Israel itu dikecam oleh Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq. Menurutnya pertemuan itu sangat bertentangan sikap Indonesia yang sejak awal menentang penjajahan Israel di Palestina.
Pasalnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sidang KTT Luar Biasa OKI menyerukan boikot setiap kebijakan dari Israel. Hal itu harusnya dijadikan dasar bagi seluruh elemen masyarakat, termasuk wartawan untuk bersikap.
Dukung Kemerdekaan Palestina
”Nampaknya Israel dan PM Netanjahu risih dengan sikap Presiden Jokowi dan pemerintah Indonesia. Makanya mereka berusaha mencari jalur loby yang mereka pikir akan efektif melalui wartawan-wartawan senior terebut,” ungkap Mahfudz saat dihubungi, di Jakarta, Selasa (29/3/2016).
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menduga, wartawan senior itu oleh Israel diharapkan bisa jadi jalan alternatif untuk mendekati Indonesia.
“Saya juga tidak mengerti bagaimana caranya mereka bisa masuk ke Israel sementara dua Menlu Indonesia yaitu, Marty Natalegawa dan Retno LP Marsudi ditolak Israel ketika hendak masuk ke Palestina oleh Israel. Mungkin karena menggunakan paspor hijau biasa, mereka masuk lewat Eropa dan baru ke Israel,” duganya.
sumber : http://news.okezone.com/read/2016/03...ia-dikecam-dpr
---
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kontroversi mencuat seputar kunjungan lima wartawan senior dari sejumlah media asal Indonesia ke Israel dan bertemu secara langsung dengan Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu. Kunjungan jurnalis senior ini dianggap kontraproduktif dengan upaya Indonesia dalam mendukung sepenuhnya kemerdekaan Palestina dan menetang pendudukan yang dilakukan Israel.
Salah satu peserta dalam rombongan jurnalis tersebut, Heri Triyanto, mengungkapkan, kunjungan itu merupakan program dari Kementerian Luar Negeri Israel dan program rutin yang digelar setiap tahun.
Tak hanya itu, sebenarnya tidak hanya Indonesia yang diundang. Menurut Heri, dalam satu bulan ini, setidaknya ada rombongan jurnalis dari negara lain antara lain dari Georgia dan Jerman.
Heri mengakui, paling tidak butuh waktu sebulan lebih dalam mengurus segala keperluan untuk berangkat ke Tel Aviv, Israel, termasuk soal visa. Semua kebutuhan ini, termasuk undangan, diurus dan diatur oleh Kedutaan Besar Israel yang berada di Singapura. ''Kantor kemungkinan besar mendapatkan undangan itu dua pekan sebelumnya, sekitar Desember atau Januari,'' ujar Heri kepada Republika.co.id, Kamis (31/3).
sumber : http://internasional.republika.co.id...rael-netanyahu
--

Beredarnya foto delegasi beberapa wartawan sejumlah media massa Indonesia yang melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Israel terus mendapatkan kecaman dari berbagai pihak, salah satunya dari Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Muhammad Ismail Yusanto.
“Foto semacam itu jelas sama sekali tidak mempunyai empati terhadap Palestina khususnya di Jalur Gaza!” tegasnya kepada mediaumat.com, Jum’at (1/4) melalui telepon selular.
Menurut Ismail, melihat foto tersebut sangat mengenaskan.
“Saya tidak tahu apakah yang berfoto dengan Benjamin Netanyahu itu masih bisa tersenyum seperti itu? Bila dia tahu bahwa Benyamin itu membunuh anaknya, membunuh istrinya, membunuh keluarganya, menghancurkan rumahnya, menghancurkan desanya, menghancurkan kotanya, menghancurkan negaranya. Ini kan sebenarnya soal bagaimana kita memiliki sikap empati terhadap penderitaan orang lain,” keluhnya.
Ismail menepis pertemuan tersebut bagian dari kerja jurnalistik. “Ini bukan liputan, tetapi ini pertemuan. Siapa bertemu siapa itu juga sudah sangat jelas. Ini pasti ada misi, baik misi dari sini (lembaga pers yang mengutusnya) maupun dari sana (Israel), mereka datang kan sebagai delegasi,” ujarnya.
Selain tidak adanya empati, diunggahnya foto tersebut oleh situs Israel menurut Ismail mengungkapkan dua hal lainnya.
Pertama, ini merupakan penegasan yang kesekian kali, sebagian pers Indonesia itu cenderung semakin liberal, pragmatis dan berstandar ganda. Satu sisi mereka begitu getol bicara tentang pelanggaran HAM, mengutuk terorisme, menyerukan perdamaian, menyerukan adanya hukuman yang setimpal untuk para pelaku teroris. Tetapi di sisi lain, mereka dengan ringannya bertemu orang yang justru melakukan semua yang mereka kutuk.
“Bicara HAM, negara mana yang sekarang paling banyak melanggar HAM? Israel. Siapa pemimpin Israel? Benjamin Netanyahu. Kalau mereka menyerukan bahwa pelaku teroris itu harus dihukum keras, ya di antaranya adalah orang yang sedang berdampingan itu. Standar ganda itu bisa mereka lakukan, karena pragmatisme itu. Mengapa bisa pragmatis, ya karena mereka memang liberal. Semakin liberal ya semakin pragmatis,” bebernya.
Kedua, jelas ini bagian dari propaganda Israel. Israel kan tahu Indonesia adalah negeri mayoritas Muslim yang besar, yang tentu suaranya sangat berpengaruh. Sampai sekarang, Indonesia masih mendukung kemerdekaan Palestina. Sampai sekarang juga, Indonesia tidak mau membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
“Melalui beberapa jurnalis itu, Israel berharap ada perubahan, apalagi di era presiden yang sekarang ini yang memang cenderung lebih liberal,” pungkasnya.[] Joko Prasetyo
sumber : http://hizbut-tahrir.or.id/2016/04/0...-punya-empati/
--
Diubah oleh RifanX 03-04-2016 20:16
2
2.5K
4
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan