Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan, Indonesia tidak perlu mewujudkan hubungan diplomatik dengan Israel.
"Tidak perlu ada pembukaan hubungan diplomatik dengan Israel," ujar Haedar di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (1/4/2016).
Haedar yakin pemerintah Indonesia tidak akan menindaklanjuti seruan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu soal pembukaan hubungan diplomatik dengan Indonesia.
Keyakinan tersebut didasarkan pada seruan Presiden Joko Widodo pada saat pertemuan antarnegara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI), di Jakarta, beberapa waktu lalu.
"Sudah jelas sikap pemerintah kita melalui Presiden saat pembukaan OKI dulu dan pemerintah sudah melakukan itu," ujar dia.
Haedar melanjutkan, selama Israel masih menyerobot tanah Palestina dan menggusur warganya, hubungan diplomatik tersebut tidak perlu diwujudkan. (baca: Ketua Komisi I DPR: Israel Risau terhadap Sikap Jokowi)
"Kami belum melihat tanda-tanda Palestina mendapat ruang untuk menjadi negara merdeka. Kemudian juga tidak ada tanda-tanda pengembalian tanah. Maka hubungan (diplomatik) tidak perlu dilakukan," ujar dia.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya menyerukan pembentukan hubungan diplomatik antara Israel dan Indonesia.
Seruan itu disampaikan Netanyahu ketika menerima kunjungan delegasi wartawan Indonesia, Senin (28/3/2016), di kantornya di Jerusalem.
"Sudah waktunya untuk menjalin hubungan resmi antara Indonesia dan Israel. Kita memiliki banyak peluang kerja sama bilateral, khususnya di bidang teknologi air dan teknologi canggih," katanya kepada delegasi wartawan Indonesia, seperti dilaporkan Times of Israel, Selasa (29/3/2016).
Kok saya merasa Indonesia perlu membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Pertama, dengan ada hub diplomatik, Indonesia lebih mudah membicarakan perdamaian Israel-Palestina.
Kedua, Indonesia bisa membeli alutsista canggih tanpa perlu syarat macem2. Tau sendiri kalo beli sama USA, negara satu itu suka banget mencampuri urusan negara lain
Kompas