Kaskus

News

bonta87Avatar border
TS
bonta87
"Kalau Digusur, Kami Siap Mati... Tes Saja!"
Kericuhan terjadi saat warga melakukan aksi membakar ban di tengah rel kereta api di dekat Jalan Gaharu, Medan, Sumatera Utara, Jumat (1/4/2016).

Warga yang tinggal di sekitar rel itu menolak penertiban lahan milik PT Kereta Api Indonesia.

Sejumlah alat berat sudah disiapkan untuk penertiban di sana akhirnya tidak bisa beroperasi melakukan pembongkaran bangunan. Warga mengancam akan terus melawan kalau rumah mereka dirobohkan.

"Kalau digusur, kami siap mati. Kalau kalian tak percaya, silakan saja," kata seorang warga.

Pembakaran ban dilakukan di rel perlintasan KA yang menghubungkan Stasiun Besar Medan dan Belawan.

Melihat aksi ini, para petugas penertiban terpaksa menunda penggusuran. Alat berat dipindahkan demi keamanan dari aksi perusakan jika warga benar-benar anarkistis.

Jumlah massa yang lebih banyak membuat polisi yang melakukan pengamanan seperti tidak berdaya. Api yang berkobar pun tidak terpadamkan.

Suasana sempat tegang ketika seorang polisi khusus kereta api mencoba memadamkan api.

"Jangan kau padamkan itu!" teriak warga sambil mengejarnya.

Kegaduhan akhirnya bisa diredam setelah polisi menengahi, mereka meminta warga tidak terbawa emosi.

"Semua harus tertib. Jangan hanya sepihak yang dihargai. Tugas kami sebagai pelayanan dan pengamanan. Ini fasilitias umum jadi mohon dengan hormat kita cari tempat untuk enak berbicara," kata Kepala Polsek Medan Timur Komisaris Polisi Bernard Malau.

Kepala Humas PT KAI Divisi Regional I Sumut Rapino Situmorang mengatakan bahwa pembakaran ban mengganggu perjalanan kereta api. Namun, dia tidak menjelaskan jumlah perjalanan kereta api yang dibatalkan dan kerugian yang diderita PT KAI.

"Rel kereta api itu kan objek vital, jadi seharusnya tidak bisa diganggu, itu jalan tersendiri," kata Rapino.

Dia menambahkan bahwa eksekusi bangunan di sepanjang rel kereta api akan tetap dilanjutkan. Namun, pelaksanaannya disesuaikan situasi dan kondisi di lapangan.

"Jalan terus, memang perlu waktu. Ini program nasional dan sudah disetujui pemerintah pusat," ujarnya.

Warga yang mengatasnamakan Forum Komunitas Masyarakat Pinggiran Rel (FK - MPR) Kota Medan ini menentang penggusuran atas rencana pembangunan rel kereta api ganda (double track) sepanjang Stasiun Kereta Api Medan sampai Belawan oleh PT KAI. Mereka menolak karena sudah tinggal sejak puluhan tahun di pinggiran rel.

Pembangunan rel baru itu akan menggusur rumah yang ditinggali 673 keluarga. Warga menolak jika PT KAI hanya memberi uang kerahiman sebesar Rp 1,5 juta per KK sebagai ongkos membongkar rumah.

Warga juga menolak direlokasi ke rusunawa dengan status menyewa.
http://regional.kompas.com/read/2016...Mati.Tes.Saja.
mau gratisan rupanya
0
4.3K
59
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan