ALOR – Aksi Cepat Tanggap (ACT) terus mengukuhkan kepeduliannya untuk memajukan daerah tertinggal di pelosok Nusantara. Melalui program Tepian Negeri, bersama mitra-mitranya, ACT terus menghela program ini, dengan program pendidikan, kesehatan, sanitasi air bersih dan program lainnya.

Bersama Reksadana Syariah BNP Paribas Pesona Syariah, ACT kini sedang melakukan program pembangunan sarana Sanitasi, MCK dan distribusi air bersih lewat pipanisasi, di RT 05/RW 03, Kampung Ulimonong, Desa Alor Besar, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur/NTT. Kampung ini berbatasan langsung dengan Republik Demokrasi Timur Leste.

Pulau Alor yang merupakan salah satu pulau terdepan di Indonesia, di sebelah utara berbatasan dengan Laut Flores, sebelah selatan dengan selat Cimbay, sebelah timur dengan selat Wetar dan perairan Republik Demokrasi Timur Leste, sebelah berat dengan Selat Alor.

Kampung Ulimonong, Desa Alor Besar sama seperti daerah lainnnya di NTT merupakan kawasan tandus, dengan perbukitan batu-batuan, berada di tepi pantai, yang sulit air bersih. Air bersih di Desa ini menjadi yang sangat penting dan dibutuhkan. Menurut Ahmad Rifai, Koordinator Program Pembangunan Tepian Negeri kondisi tersebutlah yang melatarbelakangi program pembangunan sanitasi air bersih dibangun di kampung ini.

“Selain karena daerah tandus dan kesulitan air bersih di Kampung ini, mayoritas masyarakatnya juga tidak mempunyai MCK, dan kalau mau buang hajat mereka lakukan di pantai dan di perkebunan,” tuturnya.

Rifai menambahkan, di Desa Alor Besar, hanya sekitar 7 rumah yang mempunyai sumur sendiri, masyarakat yang lainnnya tidak mempunyai sumur. Masyarakat yang tak memiliki sumur sering memanfaatkan/mengambil air di mata air, di sekitar lembah perbukitan yang masih ada mata airnya.

“Kasihan mereka (masyarakat) harus jalan kaki menempuh jarak cukup jauh dari rumahnya ke mata air, untuk ambil air. Di sini warga nggak ada yang mampu membuat sumur, karena biaya menggali sumur atau ‘ngebor’ sangat mahal,” jelas Rifai.

Kampung Ulimonong berpenduduk sejumlah 105 Kepala Keluarga atau 450 jiwa lebih, sekitar 70 persennya merupakan mantan pengungsi warga Timor-Timur (Timur Leste) pro integrasi.

“Profesi warga kampung ini beragam, 50 persen merupakan petani ladang palawija, 30 persen nelayan, 20 persen pedagang dan serabutan. Secara ekonomi mayoritas penduduknya hidup prasejahtera,” ungkap Rifai.

Masyarakat Kampung Ulimonong pun sangat menyambut baik pembangunan Sanitasi air di Kampungnya. karena dengan pembangunan Sanitasi air, MCK dan air bersih di kampungnya warga sangat dibantu.

“Alhamdulillah sekarang saya bersama keluarga tidak perlu jauh-jauh mengambil air ke mata air di lereng bukit sana. Sekarang (air) sangat dekat di samping rumah saya,” ujar Mama Saleh (70) salah satu warga Kampung Ulimonong dengan sumringah.
Tokoh Masyarakat Desa Alor Besar, Hasan Mahmud (55), merespon positif program ini di Kampung Ulimonong. Menurutnya program ACT itu selaras dengan keinginannya untuk mengubah pola hidup masyarakat yang tak sehat. Warga di kampungnya, ungkap Hasan, punya kebiasaaan buang hajat di kebun dan pantai. "Kalau pola hidup masyarakat sudah berubah sehat lingkungan sekitar jadi bersih dan sehat. Terutama pantai, kalau bersih dan terjaga bisa dijadikan kawasan pariwisata," ujar Hasan.

Menurut Hasan desanya punya potensisebagai daerah tujuan wisata. Ulimonong memiliki pantai yang indah, dengan pasir yang bagus dan karang yang lestari serta indah, menyebabkan air laut tetap bening. "Perlu diingat pantai kami adalah salah satu penghasil mutiara terbaik di Indonesia,” jelasnya. Hasan pun berharap program ACT di kampungnya ini tak berhenti sampai disini saja. Kini pembangunan sudah mencapai 50 persen, hingga saat ini proses pembangunannya masih terus berlangsung.[]


Penulis: Muhajir Arif Rahmani