anti.kabeiAvatar border
TS
anti.kabei
Tidak peka. Salahkah?
Bro and Sis penghuni subforum H2H.

Saya mau cerita dulu nih sebelum tanya.

Ada cewek di kantor saya yang cukup dekat dengan saya. Karena kita punya hobi yang sama kita sering ngobrol. Beda usia lumayan jauh mungkin saya 5 tahun lebih tua darinya. Ada beberapa hal yang membuat saya menginterpretasikan bahwa tingkah lakunya menunjukkan dia senang dengan saya. Seperti membelikan saya Ice cream, Yak*lt. Tetapi di sisi lain, saya menyangkal itu semua. Karena saya merasa ini hanyalah balasan atau hutang budi dia terhadap saya. Saya tidak mau GR hanya karena analisa asal-asalan saya sehingga saya menganggap dia menyukai saya. Saya mensugestikan diri saya bahwa kenyamanan dia bersama saya hanyalah sebagai seorang adik terhadap kakaknya.

Karena mutasi, saya harus pindah lokasi ke tempat lain. Di hari terakhir saya di kantor lama, dia terlihat sedih sekali. Bahkan dia menunggu saya pulang. Dia datang ke meja saya hanya untuk ngobrol dengan saya, kopi-kopi film, bongkar-bongkar laci saya (ya dia seperti bocah suka iseng emoticon-Big Grin) sampai saya tanya "Ini sudah malam lho. Kamu ga kemaleman nanti pulangnya?". Dia bahkan menemani saya sampai saya packing dan pulang. Kami berpisah di lift.

Skip.. skip.. Saya tidak mau GR, kalaupun benar dia senang dengan saya bukan seperti adik kepada kakak, saya harus menyangkalnya. Saya dan dia hanya teman kantor. Itu yang saya tanamkan pada diri saya untuk mencegah penyakit GR.

Suatu hari dia ingin mengirimkan barang ke salah satu rekan di lokasi saya bekerja melalui messenger. Namun karena dia ingin menitipkan pesan kepada orang itu secara tidak langsung (karena suatu alasan), akhirnya saya bilang "OK, nanti barangnya ditulis 'kepada'nya ke saya. Nanti saya teruskan ke orang itu sekalian saya sampaikan pesan kamu." Besoknya dikirimlah barangnya melalui messenger kepada saya. Amplopnya ditulis kepada saya. Tapi sesuai janji, ini hanya forward barang jadi saya tidak buka lagi. Langsung saja saya forward tanpa saya buka isinya. Tidak lama, orang itu kembali kepada saya dan bilang "Maaf Pak, barang ini sepertinya untuk Bapak". Saya heran, ternyata ada dua item di amplop itu. Satu untuk orang itu dan satu untuk saya. Tidak lama, dia WhatsApp saya, "Kamu gimana sih? Itu kan amplopnya tulisannya buat kamu. Masa langsung dikasih gitu aja. Dilihat dulu kek isinya, baru kasih. Males aku sama kamu.". Akhirnya saya minta maaf. Barang yang ditujukan untuk saya itu sebuah snack import dari luar negeri.

Sejak tragedi itu, komunikasi saya dengan dia menurun intensitasnya. Lambat laun bahkan sekarang ini hanya dibalas sedikit-sedikit saja. Tidak panjang seperti dulu. Saya tidak suka dengan situasi ini. Saya ingin semuanya kembali seperti dulu.

Pertanyaannya, apakah langkah yang saya ambil sudah tepat dengan tidak menganggap perlakuan dia terhadap saya adalah rasa suka? Jika dia benar suka terhadap saya, salahkah saya yang tidak peka atau bahkan menyangkalnya? Dari cerita di atas, dimana letak kesalahan saya dan apa yang seharusnya saya lakukan (di point kesalahan itu)?

Terima kasih Bro and Sis sudah baca curhatan saya. Minta masukan dong. emoticon-Smilie
0
4.9K
57
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan