Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

259X3Avatar border
TS
259X3
Bahaya narkoba sudah kemana-mana

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI, Machasin menuturkan, perlu ada pengawasan yang lebih ketat agar penyebaran narkoba tak semakin masif.

Menurut Machasin, fenomena tersebut disebabkan pengawasan pesantren yang cenderung mengendur.

"Meskipun di pesantren-pesantren yang ketat (pengawaasannya) tidak terjadi semacam itu (narkoba)," kata Machasin di Jakarta, Kamis (24/3/2016).

"Maka, harus mulai dari itu. Pengawasan yang ketat kepada santri-santri oleh internal pesantren sendiri," ujarnya.

Selain itu, Machasin berpendapat, saat ini penyebaran narkoba telah terorganisasi baik dan secara masif. Karena itu harus pula dipotong dari sisi penyebarannya.

Menurut dia, harus ada pengawasan dua jalur, yaitu dari pihak pemakai dan pengedar.

"Nah, saya kira pemerintah wajib mengatasi peredarannya yang ketat," kata Machasin.

Machasin menambahkan, isu narkoba masuk pesantren sebetulnya bukan hal baru.

Ia mengaku telah mendengarnya sejak dirinya masih berada di pesantren. Hanya saja tidak semasif saat ini.

Penyebaran dan penggunaan narkoba yang semakin masif itu, kata dia, salah satunya diakibatkan karena masyarakat saat ini semakin terbuka. Tak terkecuali para santri di pesantren.

Para pengguna narkoba pun dinilai banyak yang dilatarbelakangi karena gengsi dengan kelompok atau lingkungan sekitarnya.

"Misalnya lima orang berkawan, yang lain minum kalau yang satu tidak minum, dia malu atau takut dikatakan tidak macho," tuturnya.

Isu penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) di pesantren kembali mencuat. Pemicunya adalah pernyataan dari Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso.

Budi menyebutkan, pengguna narkoba di lingkungan pesantren diduga bukan cuma santri, melainkan sudah sampai ke tataran pengasuh pondok.

(Baca juga: Pengguna Narkoba Merambah Pesantren, BNN Segera Ambil Langkah Tegas)

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa sebelumnya juga telah mengomentari fenomena ini. Menurut dia, santri kerap ditipu karena narkoba disebut dapat menjadi vitamin.

"Vitamin" itu, kata Khofifah, diberikan dengan iming-iming membuat para santri lebih kuat tadarus (kegiatan membaca Al Quran).

(Baca: Susupi Pesantren, Narkoba Disebut Vitamin agar Kuat Tadarus)

Faktanya, narkoba yang disebut sebagai "vitamin" tersebut memang membuat mereka menjadi kuat dan lebih lama dalam bertadarus. Namun, ujar Khofifah, beberapa hari sesudah mengonsumsi "vitamin" itu, efek ketagihan muncul.

NARKOBA is emoticon-thumbdown
0
591
2
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan