Gan, di thread sebelumnya http://www.kaskus.co.id/thread/56de8...bawah-25-tahunnunjukin prestasi anak-anak muda hebat Indonesia, tapi, ternyata pencapaian mereka saat ini melalui tantangan, kerja keras, dan banyak halangan Gan! Salut dengan ketekunan mereka, semoga semakin banyak anak muda Indonesia yang bisa seperti mereka gan.




Benny Fajarai

Benny Fajarai sebenarnya berasal dari keluarga yang terbilang sederhana. Ayahnya pernah menjadi sopir angkutan umum hingga berjualan pisang goreng, sementara ibunya adalah pengasuh anak-anak di Pontianak. Namun, sang ayah adalah seorang pekerja keras, dan berkat kerja kerasnya, lambat laun ia mampu memiliki bisnis angkutan umum sendiri. Jiwa wirausaha dan sikap kerja keras itulah yang tampaknya diwarisi Benny dari ayahnya. Sempat ketika kuliah Ia mendirikan perusahaan startup yang bertahan 2,5 tahun, kemudian Benny yang memang sudah sejak lama bermimpi untuk menjadi seorang technopreneur mendirikan Kreavi.com. “Ketika ada kemauan, ada jalan”


Arief Widhiyasa

Sempat hanya mendapatkan pemasukan 50 ribu rupiah perhari, ditambah jumlah jam kerja 15 jam, Arief tidak pernah menyerah. Bahkan, Ia juga sempat DO dari ITB demi bisnisnya, WOW! Para pendiri Agate yang berjumlah 18 orang ini punya passion di game. Arief percaya, game punya potensi ke depannya. Dikatakannya, ada juga beberapa teman-teman co-founder lain yang awalnya tidak didukung orangtua. Namun setelah melihat perkembangannya, restu orangtua pun meluncur dengan mulusnya. Kini, enam tahun Agate berdiri, sudah ratusan game mereka buat. Kru pun sudah bertambah lebih banyak. Pasarnya tak hanya di dalam tapi juga luar negeri.” Achievement terbesar kita selalu saat ini adalah, kita selalu melakukan apa yang kita senangi.”


Hamzah Izzulhaq

Hamzah sudah belajar berbisnis sejak SD. ketika itu dia menjual berbagai macam permainan seperti kelereng, petasan, serta permainan lain yang disenangi anak-anak. Ketika dia di SMA, dia berbisnis pulsa dan buku–buku. Untuk bisnis buku, dia bekerjasama dengan pamannya yang kebetulan punya toko buku yang cukup besar. Keuntungan dari bisnis buku dan pulsanya cukup lumayan, Hamzah meraup laba Rp 950 ribu. Hasil jerih payah tersebut sebagian dipakai untuk membuka konter pulsa yang operasionalnya diserahkan kepada teman SMP nya. Hamzah hanya menaruh modal, sayangnya, bisnis itu tak berjalan lancar. Omzet yang didapat sering kali dipakai untuk kepentingan pribadi sang teman, tanpa sepengetahuan dan seizin Hamzah. Hamzah rugi dan bisnis pulsa yang baru berjalan 3 bulan itu lantas ditutup. Hingga saat ini ia telah memiliki bisnis bimbel, dan sofa bed. Tentu, tak mulus juga, dalam berbisnis, Ia sempat menggadaikan mobil ayahnya untuk tambahan modal.


Yasa Singgih

Yasa Paramita Singgih sudah memulai usaha sejak ia masih remaja. Jalan hidup yang membawanya ke dalam dunia bisnis ternyata juga tidak semulus yang diharapkan, jatuh bangun dalam usaha sudah ia rasakan ketika masih remaja. Keadaan sang ayah yang menderita sakit jantung, kala itu ia masih duduk di bangku SMP kelas tiga. Keadaan ini membuat Yasa berpikir bagaiman kelak masa depannya. Sempat, Ia menjadi seorang MC, dalam seminggu mengisi di 3 acara. Yasa menjelaskan bahwa modalnya untuk terjun dalam bisnis online dengan produk kaos saat itu adalah keberanian. Dia tidak mempunyai pengetahuan sama sekali mengenai seluk beluk kaos, ataupun desain. Sempat juga ia bangun bisnis kafe, namun tidak bisa bertahan, dan bangkrut. Hingga sekarang, Yasa focus di bisnis utamanya, yakni clothing. “Lebih baik kehilangan masa muda, daripada kehilangan masa depan”


Nicholas Kurniawan

Kalau menelusuri kisah hidupnya, mungkin akan terkesan sedikit ‘drama’. Nicholas sejak kecil mengamati bahwa keterbatasan finansial kerap menjadi sumber masalah di keluarganya. Siapa sangka Nicholas Kurniawan, 22 adalah seorang anak dari keluarga yang dulunya mengalami kesulitan ekonomi. Mungkin Anda semua tidak mempercayainya, namun kenyataannya memanglah demikian. Nicholas Kurniawan dibesarkan dari keluarga kurang mampu yang bahkan untuk membiayai sekolahnya orang tuanya terpaksa mencari hutangan. Namun ia tak patah semangat, bahkan ia terus menccoba hingga akhirnya ia terjun di dunia entrepreneurship. Berbekal ilmu yang ia dapat dari pekuliahan, ia kemudian mengembangkan bisnisnya dan membangun sebuah brand dengan nama Venus Aquatics. Ada satu prinsip yang selalu ia bawa selama menjalankan bisnisnya, yaitu perseverance atau kegigihan.


Anugrah Pakerti

Kisahnya tak kalah menarik, Anugrah dilahirkan dari keluarga yang berlatar belakang PNS, namun sejak SMP Ia telah berlatih berbisnis, dirinya semakin berkembang setelah dia memutuskan pindah ke Kota Jogja. Di Kota Pelajar, Dia semakin mengasah diri dengan jatuh bangun menjadi pebisnis belia. Bahkan sempat, Ia menjadi trader saham yang membuatnya rugi puluhan juta di usia yang masih sangat muda, 18 tahun. Namun hal tersebut tak lantas membuatanya putus asa, dia terus berjuang, hingga bisa mencapai level saat ini bersama perusahaan kosmetik yang Ia dirikan bersama dua rekannya, Avo Innovation dan Technology. Ia tergolong pemuda yang taat beribadah, sama seperti seniornya, Sandiaga Uno, Ia tak pernah meninggalkan solat duha. Kata Anugrah, “Pergilah untuk mimpi-mimpimu”.


Lambertus Darian

Meski sempat ditipu beberapa kali, Lambertus Darian masih terus bersemangat berbisnis. Panggilan hatinya untuk menjadi sukses membuatnya kuat dan semangat terus. Darian memulai bisnis menjadi sales perusahaan importir berhasil menjual 95 juta dalam waktu 1 bulan. Kemudian Ia menjadi distributor tunggal sticky jelly se- Jakarta, namun naas ketika menapati dirinya ditipu patner bisnisnya. Setelah lulus SMA, Darian masih sibuk dengan berbagai bisnis lalu mulai tertarik berbisnis kuliner. Ia pernah membuka kafe roti bakar tapi kurang berjalan.Perjalanannya membawa ke pencapaian yang saat ini Ia capai, selain memiliki beberapa unit bisnis, Ia kini juga menjadi pemegang saham 25% di PT. Trijaya Mekar Mandiri. Bisnisnya meliputi peralatan dan perlengkapan untuk rumah dan taman.



Adrianus Vitto Sinaga

Pria bernama lengkap Adrianus Vito Donato Sinaga pernah menjadi pengecer t-shirt dengan kata-kata kreatif di Lapangan Merdeka Medan, perjalanannya berat, berliku dan penuh tantangan. “Bukan hanya dicuekin tapi diusir. Tetapi semakin diusir semakin semangat karena di sana tantangannya,” ujar pria familiar yang membuka usahanya dengan modal Rp200.000. Sekarang usahanya beromset puluhan jutaan. Kemudian Berawal dari jasa website ternyata mampu memberi inspirasi bagi Adrianus Vito Donato Sinaga untuk memiliki usaha. Media online yang selama ini dipakainya sebagai sarana mendulang rupiah, malah membawanya menjadi pengusaha oleh-oleh khas Medan.

Semoga kita semua bisa ambil pelajaran ya agan kalau sukses itu tidak bisa diukur dari hasil saja, tapi juga perjuangan yang ekstra, ketekunan dan siap menghadapi jatuh bangun.

*Sumber Gambar: http://sudahbaca.com/8-miliarder-mud...donesia-punya/