Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

.mds.Avatar border
TS
.mds.
Sopir Blue Bird: Samakan Tarif Taksi Online dan Konvensional
Ada upaya sistematis untuk merampok pangsa pasar angkutan umum ekslusif (taksi) di ibukota. Hal ini mudah dipahami mengingat di jaman krisis ini satu-satunya cara agar perusahan besar/pemodal besar dapat bertahan adalah dengan merampok dan menghancurkan para pesaing dengan bantuan pihak regulator (pemerintah)



http://nasional.republika.co.id/beri...n-konvensional

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Salah satu pengemudi taksi Blue Bird di Kota Bekasi, Danis (55 tahun), menilai pemicu gesekan antara taksi berbasis aplikasi dan taksi reguler terletak pada perbedaan harga. Ia berharap, pemerintah membuat regulasi yang mengatur penyamaan tarif taksi berbasis aplikasi dengan taksi reguler.

Kendati ibu kota sempat memanas akibat demo sopir taksi, Selasa (22/3) kemarin, menurut Danis, gesekan antara pengemudi taksi berbasis aplikasi online dengan taksi reguler tidak terjadi di Bekasi. "Di Bekasi aman. Nggak ada, soalnya cuma teman sendiri. Yang dari Blue Bird pindah ke Grab Car," kata Danis, yang biasa mangkal di MM Stasiun Bekasi, kepada Republika.co.id, Rabu (23/2).

Danis mengungkapkan, hampir semua sopir di Grab Car adalah bekas pengemudi taksi. Banyak sopir Blue Bird yang pindah ke layanan taksi berbasis aplikasi, seperti Grab Car atau Uber. Sebab, tarif sewa Grab Car lebih murah dibanding taksi reguler. Pendapatan sebagai sopir taksi Grab Car dinilai lebih menjanjikan. Masyarakat lebih banyak yang melirik layanan tersebut. "Kalau sama tarifnya nggak bakalan kayak gini," tegas Danis.

Perbedaan tarif inilah, ujar Danis, yang menjadi akar gesekan antara taksi reguler dengan taksi berbasis aplikasi. Kalau masalahnya hanya perizinan, pengemudi tidak akan terlalu mempersoalkan. Akibat selisih tarif yang tajam itulah, maayarakat lebih memilih taksi berbasis aplikasi hingga pendapatan sopir reguler jauh berkurang.

Ia menambahkan, golongan kelas menengah ke atas pun mengutamakan egoisme dalam mencari harga. Pendapatan taksi reguler kian mengalami penurunan. Tak main-main, Danis mengatakan, penurunan jumlah penumpang mencapai di atas 50 persen. Padahal, tiap hari target setorannya di atas lima ratus ribu rupiah.

Jika dulu ia sudah bisa mengejar setoran dalam waktu setengah hari, sekarang kerja pagi sampai malam baru bisa memenuhi setoran. Karena itu, Danis menegaskan, pemerintah hendaknya mengambil sikap untuk menyamakan harga antara taksi reguler dengan taksi berbasis aplikasi.
0
3.7K
30
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan