SeekAvatar border
TS
Seek
Akibat Cabe Mahal, di Manado Cabe Untuk Colok Mata

Harga cabai (lombok) terus naik. Beli lombok Rp 5 ribu tidak lagi dllayani pedagang. Itu karena harga kulakan lombok sudah tak terjangkau. Nah di Manado, Sulawesi Utara, jika sedang lombok mahal ini, mereka tidak menggunakan cabai itu sebagai sambal, tapi dipakainya untuk mencolok mata. Ha?

Ini memang hanyalah guyonan. Joke yang sudah klasik, saking lamanya. Itu karena warga Kawanua (Manado atau Minahasa) dikenal sebagai etnis yang suka pedas. Mereka kalau makan, bisa berjam-jam di meja makan. Dan rasanya kurang afdol jika tidak diikuti ‘tangisan’. Bukan karena sedih, tapi karena kepedasan.

Jika harga lombok stabil, itu bisa dilakukan saban keluarga. Mereka bertangis-tangisan di meja makan, sambil ngobrol dan bergurau saat santap makan. Terus bagaimana kalau harga lombok membubung tinggi?

Ternyata ada cara untuk mensiasati. Mereka tidak lagi menggunakan lombok sebagai bagian dari lauk makan nasi atau bubur Manado, tetapi dipegang saja di tangan kiri. Saat makan, tangan kanan menyuap nasi, tangan kiri mencolokkan cabai itu ke mata. Jadi, tangis di meja makan yang menjadi tradisi tetap terjaga. Mereka tetap bisa mencucurkan airmata di meja makan, kendati bukan karena kepedasan, tetapi kepedihan karena matanya dicolok lombok.

Sekilo Rp 70 Ribu

Harga lombok kembali membubung tinggi. Harga lombok yang biasanya murah itu, kini tembus di angka Rp 70 ribu per kilogram. Ini bukan kabar baru. Sebab harga lomnok pernah sampai Rp 100 ribu per kilogram. Kementan tuding pedagang terlalu banyak mengambil untung.

Kementerian Pertanian (Kementan) menuding harga cabai yang menembus Rp 70.000/kg dan bawang merah Rp 45.000/kg, di pasar-pasar ritel di Jakarta akibat ulah pedagang, dari tengkulak sampai pedagang eceran.

Sekretaris Ditjen Hortikultura Kementan Yazid Taufik yang menuding itu. Harga yang diambil pedagang dinilai terlalu tinggi. Indikasinya terlihat dari harga dari petani sampai konsumen yang melonjak hingga tiga kali lipat.

Menurut Yazid ini juga sama dengan harga bawang merah, yang di tingkat petani sebesar Rp 12.000/kg, tapi pedagang menjualnya ke konsumen Rp 38.000/kg. Dengan kenaikan itu, maka selisih dari perputaran uang yang ada di pedagang sebesar Rp 34 triliun, dari total perputaran uang setahunnya yang Rp 49 triliun.

Dengan harga lombok dan bawang yang sekarang meningkat tajam, maka keuntungan terbesar diraih pedagang. Namun begitu pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Pihaknya hanya bisa menghimbau agar pedagang tidak mengambil untung banyak-banyak.

“Dalam pangan, penimbunan yang dilarang, tapi kalau soal penentuan harga kan kita nggak bisa atur. Yah bagaimana pedagang saja cari untung jangan tinggi-tinggi, yang wajar saja, jangan keterlaluan,” katanya.

http://merdekainfo.com/akibat-lombok...uk-colok-mata/
0
612
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan