- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
5 Napi yang kabur masih diburu, Lapas Paledang perketat pengamanan


TS
anton85
5 Napi yang kabur masih diburu, Lapas Paledang perketat pengamanan

Quote:
Merdeka.com - Dua dari tujuh narapidana (napi) atau warga binaan yang kabur pada Minggu (13/03) dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Paledang, Bogor Tengah, Kota Bogor, berhasil ditangkap kembali di tempat persembunyiannya di Desa Karang Asem, Citeureup, Kabupaten Bogor, Senin (14/03).
Kapolres Bogor Kota, AKBP Andi Herindra menduga kasus kaburnya tahanan di Lapas Kelas IIA Paledang diakibatkan adanya unsur kelalaian para petugas sipir. "Yang jelas saya sangat prihatin dengan kaburnya tujuh narapidana di Lapas Kelas IIA Paledang. Kita terus berkoordinasi dengan pihak Lapas Kelas IIA Paledang untuk mencari narapidana yang kabur itu," ujarnya.
Ia mengungkapkan hingga saat ini, dua dari tujuh narapidana yang kabur sudah berhasil ditangkap kembali di kawasan Citeureup, Kabupaten Bogor. "Narapidana yang kabur dan berhasil ditangkap yakni AA (21) dan RA (30). Mereka ditangkap di rumah kontrakannya Jalan Atom, Desa Karangasem Timur, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor dan saat ini kedua narapidana tersebut sudah dititipkan sementara di Lapas Pondok Rajeg, Cibinong, Kabupaten Bogor," ungkapnya.
Meski demikian pihaknya tidak bisa mengintervensi terkait sistem keamanan yang pantas di evaluasi, karena itu menjadi otoritas Lapas. "Sudah seharusnya pihak Lapas melakukan evaluasi terkait dengan pemeriksaan rutin terhadap ruangan dan para napi. Tapi kami sudah membentuk tim untuk melakukan pengejaran terhadap para pelaku yang belum tertangkap," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Hukum dan HAM Jawa Barat, Agus Toyib saat dikonfirmasi mengaku pihaknya masih menelusuri lima dari tujuh narapidana yang melarikan diri dari Lapas Kelas IIA Paledang, Bogor, Minggu (13/03) dini hari.
"Petugas gabungan masih melakukan penelusuran ke lima narapidana yang kabur dengan cara membobol ventilasi udara menggunakan gergaji besi dan peralatan lainnya. Di lokasi juga ditemukan beberapa botol cairan pedas. Jadi untuk sementara pihak kami akan meningkatkan sistem keamanan, khususnya terhadap kunjungan tamu warga binaan," ungkap Agus, Senin (14/03).
Pihaknya melakukan evaluasi dan penyelidikan terkait barang-barang yang dipergunakan para narapidana yang kabur bisa masuk ke dalam ruang Lapas Kelas IIA Paledang. "Barang-barang tersebut bisa masuk karena ada kelalaian dari penjaga yang tidak secara teliti memeriksa barang bawaan tamu warga binaan. Mulai hari ini, pengunjung warga binaan diperiksa secara teliti," jelasnya.
Terkait dengan minimnya SDM dalam hal ini tenaga sipir yang bertugas di Lapas Kelas IIA Paledang masih menunggu rekomendasi kantor Kemenkum dan HAM. Setiap hari, tenaga sipir hanya berjumlah sekitar 10 orang setiap shift-nya untuk mengawasi sekitar 900 warga binaan di komplek seluas 2.000 meter persegi. "Idealnya, satu sipir bisa melakukan pengawasan kepada 10 hingga 20 warga binaan. Tapi di lapas-lapas, bukan di Bogor saja tapi juga di tempat lain, satu sipir harus mengawasi lebih dari 30 orang," paparnya.
http://www.merdeka.com/peristiwa/5-n...engamanan.html
Kapolres Bogor Kota, AKBP Andi Herindra menduga kasus kaburnya tahanan di Lapas Kelas IIA Paledang diakibatkan adanya unsur kelalaian para petugas sipir. "Yang jelas saya sangat prihatin dengan kaburnya tujuh narapidana di Lapas Kelas IIA Paledang. Kita terus berkoordinasi dengan pihak Lapas Kelas IIA Paledang untuk mencari narapidana yang kabur itu," ujarnya.
Ia mengungkapkan hingga saat ini, dua dari tujuh narapidana yang kabur sudah berhasil ditangkap kembali di kawasan Citeureup, Kabupaten Bogor. "Narapidana yang kabur dan berhasil ditangkap yakni AA (21) dan RA (30). Mereka ditangkap di rumah kontrakannya Jalan Atom, Desa Karangasem Timur, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor dan saat ini kedua narapidana tersebut sudah dititipkan sementara di Lapas Pondok Rajeg, Cibinong, Kabupaten Bogor," ungkapnya.
Meski demikian pihaknya tidak bisa mengintervensi terkait sistem keamanan yang pantas di evaluasi, karena itu menjadi otoritas Lapas. "Sudah seharusnya pihak Lapas melakukan evaluasi terkait dengan pemeriksaan rutin terhadap ruangan dan para napi. Tapi kami sudah membentuk tim untuk melakukan pengejaran terhadap para pelaku yang belum tertangkap," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Hukum dan HAM Jawa Barat, Agus Toyib saat dikonfirmasi mengaku pihaknya masih menelusuri lima dari tujuh narapidana yang melarikan diri dari Lapas Kelas IIA Paledang, Bogor, Minggu (13/03) dini hari.
"Petugas gabungan masih melakukan penelusuran ke lima narapidana yang kabur dengan cara membobol ventilasi udara menggunakan gergaji besi dan peralatan lainnya. Di lokasi juga ditemukan beberapa botol cairan pedas. Jadi untuk sementara pihak kami akan meningkatkan sistem keamanan, khususnya terhadap kunjungan tamu warga binaan," ungkap Agus, Senin (14/03).
Pihaknya melakukan evaluasi dan penyelidikan terkait barang-barang yang dipergunakan para narapidana yang kabur bisa masuk ke dalam ruang Lapas Kelas IIA Paledang. "Barang-barang tersebut bisa masuk karena ada kelalaian dari penjaga yang tidak secara teliti memeriksa barang bawaan tamu warga binaan. Mulai hari ini, pengunjung warga binaan diperiksa secara teliti," jelasnya.
Terkait dengan minimnya SDM dalam hal ini tenaga sipir yang bertugas di Lapas Kelas IIA Paledang masih menunggu rekomendasi kantor Kemenkum dan HAM. Setiap hari, tenaga sipir hanya berjumlah sekitar 10 orang setiap shift-nya untuk mengawasi sekitar 900 warga binaan di komplek seluas 2.000 meter persegi. "Idealnya, satu sipir bisa melakukan pengawasan kepada 10 hingga 20 warga binaan. Tapi di lapas-lapas, bukan di Bogor saja tapi juga di tempat lain, satu sipir harus mengawasi lebih dari 30 orang," paparnya.
http://www.merdeka.com/peristiwa/5-n...engamanan.html
0
862
Kutip
2
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan