Kaskus

Food & Travel

qbonszoneAvatar border
TS
qbonszone
Catatan Travelling: Bali ( Nusa Penida, Amed, Tulamben )
Catatan Travelling: Bali ( Nusa Penida, Amed, Tulamben )

Tanggal 3-7 Maret 2016 lalu saya mengunjungi Bali dengan 2 orang teman. Tujuan utamanya ialah menyambangi spot-spot diving di Bali. Ada 3 destinasi utama, yaitu Nusa Penida, Amed dan Tulamben.

Kamis 3 Maret 2016
Setelah packing di pagi hari, saya bersiap untuk berangkat siangnya. Karena ingin berangkat bareng, maka saya menuju Bandara Soekarno Hatta terlebih dahulu. Dari Bandung bisa naik bis bandara Primajasa yang berlokasi di dekat Pasar Caringin. Harga tiketnya Rp.115.000,-. Saya berangkat pukul 3 sore dan sampai di bandara pukul 6 sore. Disana sudah sampai 2 teman saya. Kami dapat tiket promo dengan harga Rp.700 ribu pulang-pergi CGK-DPS. Setelah 1 jam 40 menit penerbangan dengan Air Asia, kami pun sampai di Pulau Dewata. Sesampainya disana kita langsung menuju kostan Korda BPI regional Bali, Mas Pras. Beliau tinggal di daerah Denpasar. Cukup dekat dari pintu tol. Kita pun menyewa motor dari beliau, serta ikut menginap semalam di kostannya.

Jumat 4 Maret 2016

Spoiler for View dari kapal roro, Padang Bai:


Destinasi pertama kami ialah Nusa Penida. Pulau di sebelah tenggara pulau Bali. Pukul 9 pagi kami berangkat menuju Pelabuhan Padang Bai. Perjalanan di tempuh kurang lebih selama 2 jam. Setelah membeli tiket dan mengantri motor, kami naik kapal Roro menuju pelabuhan Nusa Penida. Kapal roro dari Padang Bai ke Nusa Penida hanya 1 kali sehari. Jadi pastikan paling telat jam 11 siang sudah sampai di pelabuhan. Tiket orang dan motor sendiri dipisah. Kalau tidak salah, tiket orang sekitar Rp.30.000,- dan tiket motor Rp.48.000,-. Perjalanan kapal memakan waktu kurang lebih 1 jam 40 menit.

Pukul 1 siang kami tiba di Pelabuhan Nusa Penida. Sesampainya disini, kami memutuskan tidak langsung diving, tapi explore terlebih dahulu Nusa Penida. Tujuannya ialah Pasih Uug. Disana ada Angels Billabong dan view ke Manta Point.

Spoiler for Sapi neduh ketika menuju Pasih Uug:

Spoiler for Pasih Uug:

Spoiler for Sapi-sapi tanpa busana:

Spoiler for Mata Point:

Spoiler for Angels Billabong:


Jika anda cukup beruntung, anda dapat melihat manta, gerombolan lumba-lumba dan kura-kura. Kami berniat untuk dive di manta point esok paginya. Perjalanan menuju Pasih Uug cukup ekstrim. Selain curam dan berbatu, jalannya pun rusak parah. Dan samping kirinya merupakan jurang yang sangat dalam. Pastikan anda menyewa motor keluaran baru supaya performa mesinnya mumpuni untuk melibas rute ini, dan pastikan juga anda memiliki skill mengendarai motor yang baik. Perjalanan menuju Pasih Uug dari Pelabuhan kurang lebih memakan waktu 2 jam. Di Pasih Uug ada satu warung yang menyediakan minuman dan mie instan. Dan entah kenapa semua harga makanan dan minumannya di patok Rp.8000,-

Menjelang malam kami memutuskan untuk berangkat ke Crystal Bay beach. Kami berniat untuk kemping memasang tenda disini. Perjalanan dari Pasih Uug ke Crystal Bay beach sendiri memakan waktu kurang lebih 1 jam. Disini ada parkiran motor dengan tarif Rp.2000,- sepuasnya. Bapak penjaga parkir pun cukup baik dengan menawarkan penitipan helm tanpa dipungut biaya sepeserpun.

Spoiler for Crystal Bay Beach:


Malam harinya kami berbaur dengan warga. Ada warung dan listrik disini, hanya tak ada sinyal internet. Di salah satu warung kami bercengkrama sambil menenggak kelapa muda. Kami pun diizinkan untuk menaruh beberapa barang serta ikut mencharge gadget. Ada satu warga bernama Komang Adi yang juga menyediakan jasa sewa kapal. Harga sewa kapal dipatok Rp.200.000,- perorang. Namun dengan berbaik hati, beliau mematok harga Rp.500,000 untuk kami bertiga dengan 4 spot yang dikunjungi ( biasanya hanya dikasih 3 spot). Mungkin karena kasian liat 3 pemuda gembel yang berasal dari kota sana.

Yang menarik ketika kami berbincang-bincang di warung, ada warga yang juga suami dari ibu penjaga warung yang hendak melakukan spearfishing. Saya pun menyapa dan sedikit berbincang dengan beliau. Sambil membawa harpoon, fins dan peralatan lainnya dia berjalan menuju pantai dan kemudian berenang sampai ke tengah. Saya dapat melihat lampu senternya mencari-cari ikan. Tak lama dia kembali sambil membawa ikan hasil tangkapan, superb sekali.

Menjelang tengah malam kami bergegas memasang tenda. Lokasinya sebelah kiri pantai, disitu sudah ada 2 tenda terpasang. Kami diberitahu warga bahwa besok pagi ada ritual Melasti, karena itu jam 7 pagi kita harus sudah membereskan tenda, not a big deal.

Spoiler for Ritual Melasti, kalo pengen foto dari deket musti pake sarung:


Sabtu 5 Maret 2016
Setelah beres-beres tenda dan melihat bagian ritual Melasti, pukul setengah sembilan kami mulai kegiatan diving. Spot pertama adalah Manta Point. Kami terkesima melihat manta dan lumba-lumba kemarin. Berharap dapat melihatnya lagi lebih dekat.

Arus di Manta Point sangat kencang. Airnya dingin dan dalam. Kami tidak berhasil menemukan manta disini, kami cukup kecewa karena diluar ekspektasi. Mungkin belum rezekinya, mungkin lain kesempatan. Spot lainnya saya lupa namanya apa, yang jelas letaknya dekat dengan bibir pantai dan lagi-lagi arusnya kencang. Saya cukup kewalahan terlebih karena saya pakai long fins yang agak longgar.

Namun semua itu terobati ketika kami menyambangi Buddha Temple Point. Terletak di Toya Pakeh, spot ini menawarkan sensasi diving diantara patung buddha dan stupa. Patung-patung itu sengaja di tanam dan ditata untuk menarik wisatawan, seperti halnya di Pahawang.

Spoiler for Buddha Temple Point:


Jam 12 siang kami menyudahi kegiatan diving. Karena masih ada 1 lokasi lagi di Nusa Penida yang ingin kami kunjungi, yaitu Telaga Tembeling. Setelah istirahat sejenak dan beres-beres serta pamit ke warga kami pun berangkat.

Perjalanan 1 jam dari Crystal Bay beach menuju lokasi Telaga Tembeling tak kalah ekstrim. Terlebih ketika hampir masuk lokasi. Jalan yang hanya bisa dilalui satu motor, curam dan berlumut karena terbuat dari beton. Tak lupa jurang bersiap menyapa jika kami terjatuh. Kami menyimpan motor untuk kemudian diteruskan dengan melewati anak tangga yang berjumlah ratusan lebih. Saya cukup kewalahan, terlebih karena kaki sudah pegal setelah diving dan harus naik turun anak tangga sambil membawa backpack serta fins. Menjelang memasuki area telaga, ada sekumpulan warga yang berbincang dekat pura. Sepertinya ada kegiatan keagamaan disini. Disitu pula kami diminta donasi sebesar Rp.5000,- perorang untuk memasuki lokasi.

Spoiler for Telaga Tembeling:


Telaga Tembeling memiliki kedalaman sekitar 20 meter. Sempat ada yang meninggal tenggelam disini. Saya berenang sambil mendinginkan badan. Tak berani untuk menyelam karena visibilitasnya kurang baik dan jujur saja cerita soal yang meninggal itu cukup membuat saya keder. Salah satu teman memasang hammock diantara pohon. Saya tertidur selama 1 jam, sungguh nikmat.

Sore pukul 4 kami bergegas pulang. Tujuan selanjutnya adalah Toya Pakeh. Kami berniat memasang tenda disini.

Spoiler for Foto bareng anak-anak lokal:


Dari Telaga Tembeling ke Toya Pakeh memakan waktu 1 jam perjalanan. Sesampainya di Toya Pakeh, kami mampir untuk makan bakso. Disini cukup banyak warga muslim. Sambil berbincang dengan tukang bakso, didapatlah informasi bahwa jika hari minggu, kapal roro berangkat dua kali sehari. Jam 6 pagi dan 11 siang, jackpot! Awalnya kami berniat untuk berangkat ke pelabuhan jam 10 siang. Bila berangkat lebih pagi tentu banyak waktu yang bisa digunakan. Untuk itu kami membatalkan rencana bermalam di Toya Pakeh dan menuju Pelabuhan Nusa Penida untuk kemudian bermalam disana.

Kami tidur di pintu masuk gedung Pelabuhan Nusa Penida beralaskan matras. Setelah sebelumnya menyaksikan warga lokal memancing ikan. Ekosistem sekitar pelabuhan agak tercemar oleh banyaknya sampah. Namun banyak ikan-ikan kecil yang tunggang langgang menghindari terkaman ikan pemangsa ( saya gak tau nama-nama ikan, gurame sama ikan mas aja kadang ketuker ). Mungkin karena lelah, saya tidur sangat pulas meskipun dengan kondisi seadanya.

Minggu 6 Maret 2016
Pagi-pagi sekali kami bangun dan membereskan barang bawaan. Tak lama petugas pelabuhan datang dan membuka kunci pintu masuk ke gedung loket yang dibuka pukul 6 pagi. Sambil menunggu kami berkeliling pelabuhan menikmati mentari pagi. Pukul 6:30 kapal pun berangkat menuju Padang Bai.

Sesampainya di Padang Bai, kami beristirahat sarapan dan mandi. Untuk kemudian bersiap melanjutkan perjalanan menuju Amed. Perjalanan menuju Amed ditempuh kurang lebih selama satu setengah jam dari Padang Bai. Jalan yang berliku serta banyak tikungan tajam membutuhkan fokus ekstra dan sangat hati-hati. Untungnya jalan yang dilewati sangat amat mulus.

Sesampainya di Amed, tujuan selanjutnya ialah diving di Japan Wreck Ship. Lokasi diving terletak di daerah Banyunik. Patokannya setelah Euro Dive. Dekat lokasi akses masuk, ada tukang sewa alat snorkeling bernama Made Madri. Disitu kami memarkir motor dan menaruh beberapa barang. Setelah di antar sampai bibir pantai, kami pun bergegas untuk nyemplung.

Spoiler for Terumbu karang di badan kapal:

Spoiler for Sambil dolphin kick, eksplore kapal:

Spoiler for Nyempil-nyempil di propeller kapal:


Jam 1 siang kami menyudahi kegiatan diving di Japan Wreck ship. Karena di Amed ada satu lagi spot yang jadi tujuan kami diving, yaitu Submarine Mailbox. Lokasinya di daerah Jemeluk. spot ini terlewati ketika kami menuju ke Japan Wreck Ship. Jadi kamu putar balik menuju lokasi.

Sama halnya seperti di Toya Pakeh, disini ditanam bangunan kecil dibawah air. Karena lokasinya yang dekat dengan bibir pantai, jadinya arus disini cukup kencang.

Spoiler for Submarine Mailbox:

Spoiler for Diantara ikan yang lagi ngerumpi:


Setelah puas diving sampai sore. Kami pun beristirahat sejenak sambil berdiskusi hendak memasang tenda dimana. Jatuhlah pilihan pada Bukit Jemeluk. Lokasi yang sangat ideal dengan view menawan. Posisinya yang terletak agak tinggi menyajikan landscape rupawan. Setelah memasang tenda kami pun melepas lelah terlelap tidur.

Senin 7 Maret 2016
Pagi-pagi sekali kami bangun untuk menyaksikan sunrise. Walaupun mentari nampak tak terlalu jelas karena terhalang rimbunnya pepohonan. Setelah beres-beres tenda dan peralatan, kami bergegas menuju warung nasi terdekat untuk sarapan pagi. Kemudian melanjutkan perjalanan menuju Tulamben. Disana ada dive spot yang cukup terkenal dikalangan diver yaitu USAT Liberty Wreck Ship.

Spoiler for View pantai dari atas Bukit Jemeluk:

Spoiler for Puncak gunung yang diterpa mentari.:

Spoiler for Sambil menanti sunrise:


Perjalanan menuju Tulamben dari Amed ditempuh kurang lebih setengah jam. Jalanan mulus dan cenderung lowong. Sesampainya disana kami bergegas bersiap untuk melakukan kegiatan diving. Sudah nampak puluhan bule dengan peralatan scubanya untuk diving juga.

Spoiler for USAT Liberty Wreck Ship, tenggelam karena kena torpedo submarine Jepang.:

Spoiler for Karena gunung meletus, kapal ini keseret agak ketengah asalnya di pantai.:

Spoiler for Nyemplung dikit, cekrek!:

Spoiler for Ceritanya bikin bubble ring, lebih mirip ubur-ubur sih.:


Kira-kira jam 1 siang kami menyudahi kegiatan diving di Tulamben. Walaupun sebenernya belum puas mengeksplore spot ini, tapi kami harus bergegas untuk kembali ke Denpasar dan sampai di bandara pukul 6 sore.

Sesampainya di Denpasar, kami kembali bertemu Mas Pras. Mengembalikan motor dan berpamitan untuk kemudian pergi ke bandara dan flight ke Jakarta.

Lokasi-lokasi
- Bis bandara Primajasa Bandung - https://goo.gl/maps/76GNTX1fMjk
- Pelabuhan Padang Bai - https://goo.gl/maps/4mztGHi6YXC2
- Pelabuhan Nusa Penida - https://goo.gl/maps/hEnLbKk7J682
- Pasih Uug - https://goo.gl/maps/tdZRPjasbQn
- Angels Billabong - https://goo.gl/maps/YiqW3i6DtXw
- Crystal Bay Beach - https://goo.gl/maps/C9abRJjuNmG2
- Toya Pakeh - https://goo.gl/maps/zVjPQzWE3SE2
- Telaga Tembeling ( kurang akurat, tapi sekitaran situ sih ) https://goo.gl/maps/KfY9FVosz2u
- Amed, Japan Wreck Ship - https://goo.gl/maps/qqirraiUqMC2
- Amed, Submarine Mailbox - https://goo.gl/maps/yUNdMFVz54G2
- Amed, Bukit Jemeluk - https://goo.gl/maps/c5B8TcKYyUp
- Tulamben USAT Liberty Wreck Ship - https://goo.gl/maps/771yPKbvaRG2

Q/A Session
Q: Abis berapa duit kemaren?
A: Tepatnya gak tau, tapi kurang dari 1.5 juta exclude tiket pesawat. Karena kita makan makanan biasa aja, dan nenda jadi ngirit.
Q: Long fins ditaro dimana pas naik pesawat?
A: Ditaro dibagasi, bisa kok.
Q: Bawa baju berapa banyak?
A: Yang jelas kebanyakan. Harusnya bawa baju 2 pasang sama 1 wetsuit dan 1 kolor juga cukup. Bawa celana dalem aja yang agak banyakan. Jangan lupa bawa sendal.
Q: Harga makanan mahal-mahal gak?
A: Relatif murah, apalagi pas di Nusa Penida, Crystal Bay Beach. Makan nasi ayam sama ikan cuma Rp.6000. Kita gak pernah makan makanan yang lebih dari Rp.15.000
Q: Kok bisa gak nyasar? Emang udah pernah kesini ya sebelumnya?
A: Belom pernah, kita pake GMaps navigation.
Q: Kok tiap selfie musti pegang idung?
A: Saya juga gak tau kenapa, reflek aja.
Q: Ada tips tambahan?
A: Berbaur dan berkomunikasi sama warga lokal. Bersikap ramah dan terbuka. Jangan buang sampah sembarangan.
Q: Pengen Arak Bali, beli dimana ya?
A: Ummm, deket akses masuk Japan Wreck Ship, Amed. Harganya Rp.35.000 per 1.5 liter dimasukin botol air mineral. Tanya aja sama yang sewain alat snorkeling, Made Madri.
Q: Bawanya gimana?
A: Paketin aja pake ESL, ada kok di daerah Denpasar. Jangan lupa ujungnya disolatip biar gak muncrat.

Have fun, silahkan di share, semoga bermanfaat!
Web : http://guedisini.com/
Instagram : http://instagram.com/qbons
0
3.7K
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan