Kelompok teroris Taliban di Pakistan yang bernama Jamat ul Ahrar mengakui bahwa ledakan bom bunuh diri di Kota Shabqadar, Distrik Charsadda yang menewaskan 17 warga sipil adalah bagian dari aksi balas dendam.

“Ini semua adalah serangan terhadap lembaga peradilan yang memberikan putusan yang bertentangan dengan hukum ilahi Allah,” serunya.

Diwartakan Premier Christian Radio, Rabu (9/3/2016), Jamat ul Ahrar tidak senang tokoh mereka Mumtaz Qadri dieksekusi mati karena telah membunuh Salman Taseer pada 2001.

Salman Taseer sendiri dikenal sebagai Gubernur Punjab yang menentang keras hukum penghujatan di Pakistan. Sebab jika disahkan, maka kebijakan tersebut bisa digunakan untuk menyerang umat Kristiani dan kelompok agama minoritas lainnya.

Semangat keberagamannya itu bahkan ditunjukkan ketika ia meminta seorang perempuan Kristen yang divonis hukuman mati karena mengkritik Muhammad untuk dimaafkan.

Jamat ul Ahrar memang dikenal sebagai kelompok ekstremisme yang intoleran. Sebelumnya, pada Maret 2015 mereka meledakkan dua gereja di Lahore. Mengakibatkan 15 orang meninggal dunia dan 70 lainnya mengalami luka-luka.

okezone