Sebagai sumber cahaya paling terang dan terbesar yang terdekat dengan bumi adalah matahari. Kekuatan atau energi cahaya matahari ini begitu dahsyat, berguna bagi kehidupan mahluk hidup namun juga bisa merugikan. Contohnya adalah disaat terjadi gerhana matahari total.

Ada sejumlah sinar yang sampai ke bumi yang tidak bisa dideteksi oleh mata dan dapat merusak retina mata dan bagian syaraf halus lainnya, ini sangat berbahaya. ”Masyarakat diimbau tidak menatap gerhana matahari secara langsung, karena dapat mengakibatkan kerusakan pada retina mata,” kata Kepala BMKG Stasiun Bandara Haji Asan Sampit, Yulida Warni.

Liburan ke pantai emang paling asyik, terutama pantainya yang bersih dan tenang. namun dibalik keindahan pantai tersembunyi bahaya yang mengintai kita. Yup, lagi-lagi disebabkan oleh si matahari, namun di situasi dan kondisi yang berbeda.

Mengapa mata kita bisa rusak saat berada dipantai? Sebabnya adalah karena paparan sinar matahari yang berlebihan yang masuk ke mata dapat menyebabkan kerusakan ringan atau bahkan serius pada mata kita. Hindari menggunakan kacamata hitam yang berbahan dan berkualitas murah, memakai topi tidak menjamin mata ente aman gan, jangan terlalu sering memandang jauh dan lama disaat matahari terik. Menurut ahli, disarankan untuk menghindari sinar matahari di pagi hari (pukul 08.00-10.00) dan sore hari (pukul 02.00-16.00)

Mungkin sudah sedari kecil orang tua kita selalu mengingatkan untuk tidak membaca di dalam keadaan kurang cahaya, redup. Kondisi ini biasanya seringkali dilakukan anak-anak sebelum menjelang waktu tidur. Dengan hanya ditemani cahaya redup atau remang dikamarnya, anak-anak membaca buku cerita, komik atau buku lainnya.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam British Medical Journal diungkapkan bahwa membaca di bawah cahaya rendah tidak merusak mata, tapi menyebabkan ketegangan mata. Karena ketika seseorang membaca atau berjalan di cahaya redup, maka mata akan menyesuaikan dengan beberapa cara. Pertama, retina mata akan mulai memproduksi zat kimia yang lebih sensitif terhadap cahaya, bahkan zat kimia ini dapat mendeteksi cahaya yang dikonversikan ke sinyal listrik serta mengirimkan sinyal ke otak.

Kedua, iris otot menjadi rileks sehingga menyebabkan pembukaan mata. Hal ini memungkinkan mata untuk mengumpulkan cahaya sebanyak mungkin, sehingga sel-sel saraf retina bisa beradaptasi dengan cahaya rendah agar retina mata bisa bekerja pada cahaya rendah.

Saat membaca di tempat dengan cahaya redup, fokus akan menjadi lebih sulit, hal ini yang membuat mata harus bekerja keras untuk bisa memisahkan kata dan mata menjadi lebih tegang. Jika mata bekerja keras untuk waktu yang panjang, maka mata akan menjadi lelah meskipun banyak otot yang digunakan. Kondisi ini dapat mengakibatkan beberapa efek fisik seperti mata sakit, gatal, sakit kepala, nyeri punggung dan leher serta penglihatan berkurang. Selain itu terkadang seseorang jarang berkedip karena terlalu fokus pada satu objek, sehingga kemungkinan bisa mengalami mata kering dan rasa tidak nyaman.

Apabila kondisi ini berlangsung terus menerus, maka ketegangan mata akan semakin meningkat. Jika gejala yang dialami tidak berkurang, maka kemungkinan orang tersebut memiliki masalah mendasar seperti mata rabun jauh. Sebagian besar beranggapan bahwa membaca di cahaya redup menyebabkan kerusakan permanen, kemungkinan karena seseorang sudah memiliki masalah mendasar mengenai rabun jauh dan ditambah dengan terjadinya ketegangan mata.

Penelitian terbaru mengungkapkan bahaya cahaya light-emitting diode (LED) dapat merusak mata manusia secara permanen. Studi yang dilakukan peneliti dari Complutense University di Madrid, Spanyol, menjelaskan bahwa paparan lampu LED dapat merusak bagian retina mata manusia.

Para ahli menyerukan agar teknologi lampu ini segera memiliki sistem penyaring built-in untuk memotong sorotan biru (blue glare) pada LED. Celia Sanchez Ramoz, peneliti di Complutense University mengatakan, retina mata tidak akan pernah meregenerasi setelah mengalami kerusakan. Ia menambahkan, cahaya LED terbuat dari 'rainbow longitude waves' atau gelombang pelangi, di mana bagian birunya yang bisa berbahaya bagi retina mata.

Hasil penelitian Kelompok Kesehatan Masyarakat Inggris ternyata terlalu lama menatap layar komputer dan gadget bisa merusak retina. O’Hagan, kepala Laser dan Radiasi Optical dosimetri Kelompok Kesehatan Masyarakat Inggris di Chilton mengatakan dibandingkan dengan lampu pijar tradisional, layar elektronik dan lampu rendah energi cenderung memancarkan cahaya lebih biru, yang telah lama dikenal untuk menjadi racun bagi retina.

O'Hagan dan timnya mengukur cahaya biru yang dipancarkan oleh beberapa sumber, termasuk ponsel, komputer tablet, laptop dan lampu, selama periode waktu yang sama dengan cara orang menggunakan perangkat. Kemudian mereka membandingkan emisi dengan batas paparan ICNIRP ini.

Setelah membandingkan beberapa warna pada layar perangkat, para peneliti menemukan bahwa layar putih memiliki emisi cahaya biru tertinggi, sehingga mereka menggunakan layar putih ditetapkan pada kecerahan maksimum untuk pengukuran mereka.

Meenu Singh, seorang peneliti spektrum cahaya di Universitas Nasional di Hsinchu, Taiwan, kepada Reuters Health ia masih memiliki kekhawatiran tentang keamanan cahaya biru."Saat ini seluruh dunia akan menuju digitalisasi dan orang cenderung menghabiskan lebih banyak waktu pada perangkat display komputer,"kata Singh

Laser disini adalah sinar laser yang biasa dipakai untuk mainan anak-anak. Mainan yang dilengkapi laser banyak disukai anak-anak karena terlihat keren dan canggih. Tapi sebagai orang tua, Anda harus tahu bahwa laser pada mainan itu bisa saja berbahaya bagi anak, terutama berisiko menyebabkan cedera mata hingga kebutaan.

Peringatan ini dikeluarkan oleh Food and Drug Administration (FDA), AS baru-baru ini. "Sinar laser yang langsung mengena mata seseorang dapat melukainya secara instan, terutama jika sinarnya begitu kuat," ungkap staf promosi kesehatan dari Center for Devices and Radiological Health FDA, Dan Hewett seperti dilansir Health Day. Bahkan Hewett menambahkan dalam beberapa tahun terakhir kekuatan sinar laser yang ada pada mainan anak-anak malah semakin meningkat di saat harga mainan-mainan itu justru menurun.