Bagi wanita pramuria uang adalah raja. Demi duit, mereka kadang tidak peduli siapa tamunya. Bocah sekalipun dilayani.

Hal ini diakui Imas, 25, seorang wanita PSK saat ditemui di lokasi prostitusi liar pinggir rel kereta api Cim Jangkrik, Jalan Bandengan Utara III, Penjaringan, Jakarta Utara. Janda anak satu ini mengaku kerap melayani tamunya yang masih berusia 12 tahun, yang kemungkinan masih duduk di bangku SMP.

Walau didatangi tamu usia muda, tak membuat Imas canggung. “Yang penting punya uang dan mampu bayar. Untuk urusan tua muda nggak masalah,” ujar Imas, akhir pekan lalu.
Tamu remaja bau kencur dikatakan Imas memang bukanlah hal yang aneh di tempat ini. Bahkan, bila sepi tamu, penjaja cinta sesaat ini kerap memberi diskon bagi kelompok tamu tersebut.

“Daripada nggak ada sama sekali mau nggak mau kami kasih diskon. Karena kan anak seumur itu nggak mungkin punya duit banyak. Yang penting saya ada pemasukan tiap hari untuk makan dan biaya sekolah anak,” ucap Imas yang mengaku berasal dari Subang, Jawa Barat.

BAYAR DI MUKA

Semula ia tidak percaya tamu-tamu belia itu memiliki uang untuk membayar dirinya. Karena khawatir dibohongi, untuk tamu muda mereka wajib membayar di muka sebelum kencan. “Tapi kenyataannya, mereka punya uang juga. Dari mana uangnya saya ngga peduli,” kata dia.

Imas mengaku tiap harinya tidak kurang tiga lelaki bisa ia layani. Namun, seiring ditutupnya lokalisasi Kalijodo, jumlah wanita PSK di lokalisasi ini meningkat tajam.
Dia harus ekstra kerja keras untuk menarik perhatian tamu yang datang. Jumlah tersebut belum ditambah komisi yang diperolehnya bila mampu membawa tamu minum di kafe remang-remang di lokasi tersebut.(guruh/deny/warto)

http://poskotanews.com/2016/03/08/di...-dilayani-psk/

yang penting duit