- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Fakta Sangar Perompak Somalia ini Membuat Nyali Pelaut Ciut
TS
faiznerazzuri
Fakta Sangar Perompak Somalia ini Membuat Nyali Pelaut Ciut
Quote:
Spoiler for "#HT-11":
#HT117 Maret 2016
Spoiler for "REPSOL":
Quote:
Perompak-perompak yang berasal dari Somalia benar-benar membuat laut yang terletak di sebelah timur Afrika jadi membara. Bahkan saat ini lautan di sekitar Somalia dikenal sebagai laut paling berbahaya di dunia. Berani masuk ke perairan tersebut sama halnya dengan setor harta dan nyawa kepada para perompak yang sangat bengis.
Perompak di Somalia ini tak akan mau bernegosiasi. Yang mereka lakukan hanyalah menjarah dan mendapatkan banyak sekali uang. Selebihnya mereka tidak akan peduli. Berikut kisah selengkapnya dari perompak-perompak sangat yang sangat ditakuti banyak pelaut di seluruh dunia.
Perompak di Somalia ini tak akan mau bernegosiasi. Yang mereka lakukan hanyalah menjarah dan mendapatkan banyak sekali uang. Selebihnya mereka tidak akan peduli. Berikut kisah selengkapnya dari perompak-perompak sangat yang sangat ditakuti banyak pelaut di seluruh dunia.
Quote:
Quote:
1. Punya Sindrom “Robin Hood”
Quote:
Juragan pasti mengenal siapa itu Robin Hood. Ya, dia adalah seorang pencuri yang memberikan harta curiannya kepada para orang yang tidak mampu. Robin Hood selalu menganggap dirinya benar meski mencuri adalah sebuah kesalahan. Hal yang sama juga terjadi pada perompak Somalia yang dikenal sangat mengerikan di dunia ini. Mereka melihat dirinya sebagai orang baik dan tidak melakukan suatu kesalahan.
Quote:
Quote:
Awalnya mereka mengaku sebagai penjaga laut Somalia karena maraknya illegal fishing. Namun lambat laun mereka mulai merampok kapal apa saja yang melintas. Bahkan kapal dari PBB yang membawa bahan makanan bagi penduduk Somalia pun dijarah. Sejak saat itu mereka bisa menghasilkan jutaan dolar dari merampok kapal barang yang memiliki nilai fantastis.
Quote:
Quote:
2. Perompakan Kapal Sudah Menjadi Industri
Quote:
Berdasarkan sebuah data, pada tahun 2008 saja, satu kelompok perompak mampu membawa pulang 150 juta dolar per tahun. Atau setiap anggota perompak akan mendapatkan 2 juta dolar per tahun. Keuntungan ini membuat banyak orang di Somalia ingin menjadi perompak. Bahkan menjarah kapal laut menjadi sebuah bisnis paling menguntungkan yang pernah ada.
Quote:
Quote:
Uang-uang yang mereka dapatkan di lautan akan segara diinvestasikan. Mereka akan membeli banyak sekali tanah di Kenya. Setelah tanah dibeli mereka akan membangun banyak sekali kondominium yang mewah. Nantinya bangunan ini akan dijual lagi kepada orang kaya di Eropa dengan harga yang fantastis pula.
Quote:
Quote:
3. Menjadi Perompak Sangat Mudah Dilakukan
Quote:
Satu hal yang membuat “bisnis” perompakan menjadi sangat maju di Somalia adalah mudahnya jadi perompak. Yang diperlukan hanyalah memiliki senapan, kapal atau perahu boat pun cukup. Kemudian banyak-banyak nongkrong di lautan dan menunggu kapal-kapal pengangkut barang yang melintasi wilayah lautan di Somalia.
Quote:
Quote:
Perompak hanya perlu mengendarai kapalnya mendekat ke kargo-kargo yang bergerak. Mereka tidak perlu takut jika akan kena serangan balik. Peraturan internasional melarang kapal barang membawa senapan. Hal ini memudahkan pada perompak untuk melumpuhkan kapal barang. Oh ya, rata-rata satu kapal barang bisa bernilai 1 juta dolar, bahkan lebih. Tak heran perompak dijadikan profesi utama para pria di Somalia.
Quote:
Quote:
4. Tak Ada Hukum yang Menyentuh Mereka
Quote:
Perompak di Somalia sama sekali tidak tersentuh oleh hukum dari mana saja. Secara internasional wilayah laut yang sering digunakan untuk menjarah itu benar-benar lawlessatau tak berhukum. Sementara itu, Somalia sendiri tidak terlalu memerhatikan keadaan lautnya. Negeri ini terlalu sibuk dengan keadaan dalam negeri yang sangat memusingkan. Jadi mau terjadi apa-apa di laut mereka tidak akan peduli.
Quote:
Quote:
Mengetahui hal ini, banyak negara-negara dunia, khususnya yang banyak menggunakan perairan laut bersatu. Tentu Amerika dan Inggris menjadi negara yang berinisiatif untuk menertibkan lautan di sebelah timur Afrika itu. Mereka memulai melakukan patroli dan menangkap para perompak yang berkeliaran. Sayangnya, metode ini kurang efektif mengingat mati satu perompak akan tumbuh ribuan lagi.
Quote:
Quote:
5. Susah Membedakan Perompak dan Nelayan
Quote:
Para angkatan laut dari negara-negara Eropa dan Amerika terkadang susah membedakan mana perompak dan mana nelayan. Masalahnya penampilan mereka tidak ada yang berbeda. Para angkatan laut baru akan tahu apakah mereka perompak atau tidak setelah memeriksa kapalnya. Jika di sana ada AK-47 berarti mereka seorang perompak. Jika tidak mereka hanya nelayan.
Quote:
Quote:
Para perompak juga pandai sekali berkilah dan menyembunyikan senjatanya. Akhirnya banyak angkatan laut yang pulang dengan tangan kosong. Perompak di Somalia benar-benar sudah lihai dengan laut yang mereka kuasai hingga kemungkinan ditangkap patroli sangatlah sedikit.
Quote:
Itulah lima fakta dari para perompak Somalia yang dikenal paling mengerikan di dunia. Faktanya, perompak yang merajai lautan sudah ada sejak dulu. Kira-kira dengan ‘kegaharan’ Ibu Menteri Kelautan yang sekarang, masih adakah praktik seperti ini di Indonesia?
Quote:
Quote:
Captain Phillips, Ingin Tahu Bagaimana Perompak Somalia Beraksi?
Quote:
Kejahatan yang terjadi di perairan Somalia? Tentu sudah banyak yang pernah mendengarnya. Berulang kali pemberitaan tentang hal ini mencuat pada berbagai stasiun televisi di seluruh dunia. Laut somalia hingga saat ini pun masih ditakuti sebagai salah satu perairan yang paling membahayakan. Selama ini belum terungkap, atau tidak ada reka ulang yang diungkap pada media televisi, penasarankah anda disini dengan bagaimana cara perompak-perompak tersebut beraksi?
Quote:
Quote:
Dalam sebuah film yang diambil dari kisah nyata dengan judul Captain Philips ini bercerita tentang bagaimana para perompak beraksi. Film ini dimulai dengan cerita seorang Captain Richard Philips yang hendak berlayar menggunakan kapal Maersk Alabama untuk mengirimkan container-container. Captain Philips ini merupakan salah satu utusan dari Amerika yang diutus untuk memimpin anak buah kapal dan berlayar. Namun di tengah perjalanan, ternyata pelayaran mereka tidaklah berjalan dengan sangat lancar, mereka bertemu dengan beberapa perompak Somalia yang sangat lengkap dengan senjata api laras panjang.
Quote:
Quote:
Film Chaptain Phillips ini sesungguhnya memiliki satu cerita yang berbeda, meskipun sebenarnya cerita lebih banyak bercerita tentang sang kapten kapal tersebut, akan tetapi penonton juga bisa melihatnya dari sudut pandang orang Somalia. Apa saja yang sebenarnya mereka rasakan, mengapa mereka bisa berbuat demikian dan kehidupan seperti apa yang mereka jalani dapat dilihat dari film ini. Aksi-aksi heroik tentu sudah diharap-harapkan oleh para penggemar film, terlebih yang menyukai film-film Hollywood. Namun jika anda ingin melihat dari sudut pandang yang berbeda, anda dapat merasakan bagaimana kegetiran yang sesungguhnya terjadi dari para perompak tersebut.
Quote:
Quote:
Durasi dari film ini sendiri cukup lama. Banyak ketegangan yang diberikan pada scene yang ada difilm tersebut. Film ini disutradari oleh Paul Greengrass. Greengrass mengangkat film ini dari judul buku A Captain's Duty: Somali Pirates, Navy SEALs, and Dangerous Days at Sea. Film Captain Philips ini dapat ditonton oleh semua umur.
Quote:
Quote:
Quote:
TNI Tembak Mati 4 Perompak Somalia
Quote:
Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Laksamana Muda (Laksda) Iskandar Sitompul membenarkan informasi yang menyebutkan bahwa personel TNI menembak empat perompak Somalia ketika hendak membebaskan 20 anak buah kapal MV Sinar Kudus.
Quote:
Quote:
Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Laksamana Muda (Laksda) Iskandar Sitompul membenarkan informasi yang menyebutkan bahwa personel TNI menembak empat perompak Somalia ketika hendak membebaskan 20 anak buah kapal MV Sinar Kudus.
“Betul, (TNI menembak) empat orang. Meninggal,” kata Iskandar, Senin (2/5/2011). Namun, Iskandar enggan merinci kronologi penembakan tersebut. Iskandar mengatakan, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono akan memberikan keterangan secara rinci terkait upaya penyelamatan tersebut.
MV Sinar Kudus dibebaskan perompak Somalia setelah uang tebusan senilai lebih dari Rp 40 miliar dibayarkan. TNI mengirim pasukan ke perairan Somalia sejak 23 Maret untuk mengintai Kapal MV Sinar Kudus yang dibajak perompak sejak 16 Maret.
Iskandar di Jakarta, Minggu (1/5/2011), mengungkapkan, TNI mengirim tiga kapal perang, satu pesawat, satu helikopter dan 800 personel TNI. “Meski akhirnya serbuan militer dibatalkan, KRI dan satuan udara terus membayangi MV Sinar Kudus dan mengumpulkan data tentang bajak laut,” kata dia.
Keputusan mengirim 800-an personel militer diambil setelah Presiden RI memimpin rapat kabinet terbatas pada 18 Maret 2011. Ditetapkanlah satuan tugas (satgas) dengan sandi Duta Samudra I/2011.
Pada 23 Maret diberangkatkan dua fregat, KRI Abdul Halim Perdanakusumah dan KRI Yos Sudarso, dari Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta. Sepasang fregat ini bertolak menuju Kolombo, Sri Lanka, dengan singgah di Teluk Bayur, Padang, Sumatera Barat.
Selanjutnya pada 29 Maret, sebuah Boeing 737 TNI AU mengangkut personel Kopassus TNI AD dan Intai Amfibi TNI AL. Pasukan khusus diberangkatkan ke dua KRI yang berada di Sri Lanka. Perjalanan dilanjutkan ke daerah operasi pada 30 Maret.
Satgas mengumpulkan data intelijen dan pengintaian (reconnaissance) di perairan Somalia pada 5 April. Ada tambahan kekuatan berupa KRI Banjarmasin, sebuah kapal tipe landing platform dock, yang mampu mengangkut beberapa helikopter dan puluhan kendaraan tempur. Kapal ini berangkat dari Pelabuhan Kolinlamil, 21 April.
Pada 25 April, Satgas Duta Samudra tiba di Pelabuhan Salalah, Oman, untuk mengisi ulang perbekalan.
Pada 26 April, Satgas Duta Samudra kembali ke daerah operasi di Perairan Somalia. MV Sinar Kudus berada di pesisir Eil, kampung nelayan sekaligus sarang bajak laut Somalia yang berada 500 mil sebelah utara ibu kota Mogadishu.
Pada 1 Mei pukul 06.00 waktu setempat (pukul 11.00 WIB), Satgas Duta Samudra berada dalam jarak 15 mil laut dari MV Sinar Kudus. Jarak tersebut memungkinkan kontak visual dengan mata telanjang. Jangkauan mata manusia adalah 20 mil horizon di lautan luas.
”KRI kita membayangi para bajak laut dan MV Sinar Kudus yang bergerak. Kami mengawal sampai semua bajak laut turun meninggalkan kapal. Kami mencegah agar jangan sampai ada kelompok bajak laut lain yang mengambil kesempatan. Ada sekurangnya 15 kelompok besar bajak laut di sana,” ujar Iskandar Sitompul.
Iskandar Sitompul mengatakan, serangan militer tidak dilakukan karena permintaan keluarga dan para nakhoda kapal niaga serta para sandera berada di tempat terpisah.
”Namun, kami menjaga seluruh proses dan mengawal Sinar Kudus hingga selamat tiba di Oman,” kata Sitompul. MV Sinar Kudus dengan muatan dan 20 awak kini bergerak dengan kecepatan 12 knot menuju Salalah di barat Oman, dekat perbatasan Yaman.
“Betul, (TNI menembak) empat orang. Meninggal,” kata Iskandar, Senin (2/5/2011). Namun, Iskandar enggan merinci kronologi penembakan tersebut. Iskandar mengatakan, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono akan memberikan keterangan secara rinci terkait upaya penyelamatan tersebut.
MV Sinar Kudus dibebaskan perompak Somalia setelah uang tebusan senilai lebih dari Rp 40 miliar dibayarkan. TNI mengirim pasukan ke perairan Somalia sejak 23 Maret untuk mengintai Kapal MV Sinar Kudus yang dibajak perompak sejak 16 Maret.
Iskandar di Jakarta, Minggu (1/5/2011), mengungkapkan, TNI mengirim tiga kapal perang, satu pesawat, satu helikopter dan 800 personel TNI. “Meski akhirnya serbuan militer dibatalkan, KRI dan satuan udara terus membayangi MV Sinar Kudus dan mengumpulkan data tentang bajak laut,” kata dia.
Keputusan mengirim 800-an personel militer diambil setelah Presiden RI memimpin rapat kabinet terbatas pada 18 Maret 2011. Ditetapkanlah satuan tugas (satgas) dengan sandi Duta Samudra I/2011.
Pada 23 Maret diberangkatkan dua fregat, KRI Abdul Halim Perdanakusumah dan KRI Yos Sudarso, dari Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta. Sepasang fregat ini bertolak menuju Kolombo, Sri Lanka, dengan singgah di Teluk Bayur, Padang, Sumatera Barat.
Selanjutnya pada 29 Maret, sebuah Boeing 737 TNI AU mengangkut personel Kopassus TNI AD dan Intai Amfibi TNI AL. Pasukan khusus diberangkatkan ke dua KRI yang berada di Sri Lanka. Perjalanan dilanjutkan ke daerah operasi pada 30 Maret.
Satgas mengumpulkan data intelijen dan pengintaian (reconnaissance) di perairan Somalia pada 5 April. Ada tambahan kekuatan berupa KRI Banjarmasin, sebuah kapal tipe landing platform dock, yang mampu mengangkut beberapa helikopter dan puluhan kendaraan tempur. Kapal ini berangkat dari Pelabuhan Kolinlamil, 21 April.
Pada 25 April, Satgas Duta Samudra tiba di Pelabuhan Salalah, Oman, untuk mengisi ulang perbekalan.
Pada 26 April, Satgas Duta Samudra kembali ke daerah operasi di Perairan Somalia. MV Sinar Kudus berada di pesisir Eil, kampung nelayan sekaligus sarang bajak laut Somalia yang berada 500 mil sebelah utara ibu kota Mogadishu.
Pada 1 Mei pukul 06.00 waktu setempat (pukul 11.00 WIB), Satgas Duta Samudra berada dalam jarak 15 mil laut dari MV Sinar Kudus. Jarak tersebut memungkinkan kontak visual dengan mata telanjang. Jangkauan mata manusia adalah 20 mil horizon di lautan luas.
”KRI kita membayangi para bajak laut dan MV Sinar Kudus yang bergerak. Kami mengawal sampai semua bajak laut turun meninggalkan kapal. Kami mencegah agar jangan sampai ada kelompok bajak laut lain yang mengambil kesempatan. Ada sekurangnya 15 kelompok besar bajak laut di sana,” ujar Iskandar Sitompul.
Iskandar Sitompul mengatakan, serangan militer tidak dilakukan karena permintaan keluarga dan para nakhoda kapal niaga serta para sandera berada di tempat terpisah.
”Namun, kami menjaga seluruh proses dan mengawal Sinar Kudus hingga selamat tiba di Oman,” kata Sitompul. MV Sinar Kudus dengan muatan dan 20 awak kini bergerak dengan kecepatan 12 knot menuju Salalah di barat Oman, dekat perbatasan Yaman.
Quote:
Quote:
Diubah oleh faiznerazzuri 09-03-2016 10:26
0
183K
Kutip
705
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan